Pemimpin tinggi
Gereja Katolik Roma, Paus Fransiskus mendapat kritikan tajam dari sebuah
organisasi Yahudi Amerika (AJC) karena pernyataannya yang menyamakan penampungan
pengungsi Timur Tengah seperti kamp konsentrasi Nazi. Paus Fransiskus membuat
perbandingn itu saat mengunjungi Basilika Roma di mana di bertemu sejumlah pengungsi pada Sabtu (22/4/2017).
Di sana dia
mengisahkan soal kunjungannya ke sebuah penampungan sementara pengungsi di Pulau
Lesbos, Yunani tahun lalu. Di sana dia menyaksikan bagaimana tempat penampungan
penuh sesak. Kondisi itulah yang membuat Paus menyamakannya seperti kamp konsentrasi.
Namun nyatanya,
AJC mendesak Paus untuk mempertimbangkan kembali pemilihan kata-kata tersebut. “Kondisi
di masa para imigran yang tinggal di beberapa negara di Eropa mungkin sulit,
dan patut mendapatkan perhatian masyarakat Internasional, tapi tentu saja itu bukan kamp konsentrasi,” ucap kepala AJC, David Harris.
Dia menjelaskan
bahwa kamp konsentrasi Nazi tentu saja dibangun untuk praktik kerja paksa dan pemusnahan
jutaan kaum Yahudi selama Perang Dunia II. Karena itu, tak ada sama sekali persamaan antara penampungan imingran dengan kamp konsentrasi.
“Penggunaan
bahasa dan fakta yang tepat sangat penting saat membuat referensi historis,
terlebih jika pernyataan itu datang dari seorang tokoh dunia yang terpandang
dan dihormati,” lanjutnya.
Terkait kritikan
tersebut, pihak Vatikan hanya menyampaikan bahwa pernyataan Paus Fransiskus tersebut
hanyalah ungkapan spontan saja.