Pada hari
Selasa (28/2) tepatnya, pemimpin Gereja Katolik Roma Paus Fransiskus mendesak Forum
Internasional untuk Migrasi dan Perdamaian dan umat Kristen Roma untuk mengubah
sikap terhadap para pengungsi Timur Tengah. Paus menegaskan supaya para pengungsi yang
sesungguhnya sedang membutuhkan pertolongan haruslah disambut dengan baik dan ditolong dengan mengarahkan mereka masuk dalam komunitas.
Paus menuturkan
supaya setiap orang mengubah cara pandangnya terhadap pengungsi. Dia
menyampaian penolakannya terhadap retorika populis yang menilai bahwa para
pengungsi ibarat seperti tokoh Adolf Hitler yang dikenal justru ‘menghancurkan’ orang-orang yang memilihnya.
“Dalam
menghadapi tragedi yang merenggut kehidupan para imigran dan pengungsi,
konflik, penganiayaan, pelecehan, kekerasan, kematian,ekspresi dari empati dan
belas kasihan memang tidak bisa membantu tapi hal itu mengharukan. Solidaritas
lahir justru dari kapasitas untuk memahami kebutuhan saudara-saudara kita yang
berada dalam kesulitan dan mengambil tanggung jawab dalam hal itu,” ucap Paus
Fransiskus, seperti dilansir Christiandaily.com, Selasa (28/2).
Sejak persoalan
ledakan pengungsi ini muncul, pria asal Argentina ini memang sangat vokal menyampaikan
pembelaannya dan mendesak masyarakat Internasional untuk menerima keberadaan para
pengungsi Timur Tengah itu. Di awal bulan ini saja, Paus juga kembali
menyampaikan seruan untuk membangun jembatan terhadap para pengungsi dan bukan
malah membangun tembok. Dia mendesak setiap negara untuk mau membuka pintu
terhadap mereka yang terdesak untuk meninggalkan negaranya dan mencari tempat yang aman di negara-negara lain.
Dengan itu
Paus mengingatkan supaya orang Kristen benar-benar meneladani perintah dalam
injil untuk mengalahkan kejahatan dengan kebaikan dan mengalahkan perlawanan
dengan pengampunan demi mewujudkan perdamaian.
Seperti
diketahui, gejolak perang yang menimpa negara-negara di Timur Tengah memang membuat
banyak warganya memutuskan untuk meninggalkan tanah airnya dan nekat untuk
menyeberangi lautan menuju negara-negara Eropa demi mendapatkan perlindungan
dari gempuran bom dan suara tembakan setiap hari. Tapi kedatangan ribuan
pengungsi ini justru dianggap bisa menjadi masalah bagi negara yang ditujunya.
Akibatnya, banyak orang yang berspekulasi dan menimbulkan isu-isu yang mengancam
seperti halnya kasus Islamophobia dan teror bom di Perancis. Namun nyatanya,
Paus memandang bahwa pengungsi yang mayoritas beragama Muslim itu bukanlah
ancaman bagi negara.