Berbuka puasa di
gereja saat bulan Ramadan ternyata sudah menjadi tradisi di Indonesia. Jadi Anda
tak perlu heran apabila banyak gereja yang sukarela menyediakan hidangan buka
puasa bagi umat Muslim. Gereja bahkan dijadikan sebagai tempat untuk menikmati hidangan
tersebut secara bersama-sama. Hal inilah yang tengah berlangsung di berbagai gereja
di tanah air, termasuk acara buka puasa bersama yang dilaksanakan oleh Gereja Katolik Kristus Raja di Semarang pekan lalu.
Buka puasa bersama
di gereja ini ternyata memberi dampak positif bukan hanya di Indonesia saja,
tetapi juga tersebar hingga ke mancanegara. Seperti dihimpun dari berbagai
media, jemaat gereja Ortodoks Suriah bahkan sukarela menyediakan makanan buka puasa
bagi Muslim Suriah yang hidup di bawah garis kemiskinan. (Baca Artikel: Selama Puasa, Kristen Suriah Bagikan Makanan Gratis pada Umat Muslim)
Tindakan toleransi
umat beragama ini juga diikuti oleh gereja di Sarawak, Malaysia. Gereja St
Joseph di Kuching, Sarawak menggelar prosesi buka puasa bersama kaum Muslim pada
Kamis (16/6) lalu. Kegiatan itu bahkan mendapat banyak pujian dari para netizen
setelah sebuah foto kebersamaan jemaat gereja dan Muslim itu disebar di media
sosial Facebook. Mereka menilai kebersamaan itu merupakan contoh toleransi umat beragama yang baik di Sarawak.
“Kami orang Sarawak
bisa duduk bersama satu meja dengan perbedaan ras tanpa mempertanyakan apa partaimu?
Apa agamamu? Menjadi seorang yang bodoh tidak memberi mereka izin untuk menilai kami orang Sarawak dan Sabah,” tulis Harezan Obeng, seperti dikutip dari Merdeka.com.
Sementara buka puasa
di gereja juga digelar di London. Kegiatan bersama ini tentu menjadi momen yang
spesial bagi warga Muslim London sebab buka puasa ini dihadiri oleh Wali Kota London
yang baru Sadiq Khan, yang merupakan pejabat Muslim London yang pertama. (Baca Artikel: Dubes Inggris Sebut Kisah Walikota London Sadiq Khan Mirip dengan Ahok)
Sadiq Khan kabarnya
turut menghadiri buka puasa yang digelar di Gereja St James di jantung kota
London di Piccadilly. Ini adalah kali pertama Gereja Anglikan yang berusia lebih dari 330 tahun ini mengadakan buak puasa selama Ramadan.
“Kita merupakan bagian
dari sejarah karena untuk pertama kalinya gereja bersejarah ini
menyelenggarakan buka puasa. Yang hebat dari acara seperti ini adalah, kita berada
di jantung kota London, di Piccadilly, di Gereja St James, dalam buka puasa bersama umat Kristen dan Yahudi dan yang lain,” ucap Sadiq.
Sadiq berharap
hal ini bisa menjadi langkah baru bagi London untuk bisa saling berinteraksi dan
saling mengenal dengan lebih baik di antara warga yang berasal dari beragam negara,
suka dan bahasa.
Kegiatan berbuka
puasa ini tentu saja memberi dampak positif bagi terciptanya kerukunan dan
toleransi umat beragama. Jika tindakan ini berdampak positif, mengapa tidak memberikan
dukungan bagi gereja yang terpanggil untuk menciptakan perdamaian antar agama.