Ajak Anak Kenali Cita-cita Mereka
Sumber: Mykidsy.com

Parenting / 12 August 2015

Kalangan Sendiri

Ajak Anak Kenali Cita-cita Mereka

daniel.tanamal Official Writer
3281

<!--[if gte mso 9]><xml> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> Normal 0 false false false IN X-NONE X-NONE </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin-top:0in; mso-para-margin-right:0in; mso-para-margin-bottom:8.0pt; mso-para-margin-left:0in; line-height:107%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri",sans-serif; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-fareast-language:EN-US;} </style>

Parents, sangat penting untuk mengajak anda tahu mengenai cita-cita. Cita-cita bukan hanya sebuah harapan yang harus dituju, namun cita-cita diperlukan agar setiap anak punya jiwa dan pribadi yang hidup dan berkembang. Saat mereka menghadapi kenyataan di dunia yang punya berjuta pilihan, disinilah kita sebagai orangtua perlu membimbing mereka.

Menurut psikolog remaja, Roslina Verauli, masa remaja merupakan masa sulit karena mereka sedang dalam proses pembentukan jati diri namun di sisi lain mereka berhadapan dengan norma dan nilai dari lingkungan di sekitarnya. "Karena keterbatasan tersebut mereka merasa harus tampil sebagai orang lain. Situasi ini disebut dengan erosi identitas diri," tuturnya.

Akibat dari erosi identitas diri tadi, banyak remaja yang kurang percaya diri dan ragu akan dirinya sendiri. "Remaja yang punya potensi dan bakat terpaksa harus menyembunyikan potensinya karena takut dicap berbeda oleh lingkungannya," kata Roslina.

Lantas, apa yang sebaiknya dilakukan orangtua agar anak tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri dan berani mengekspresikan dirinya?

1. Berhentilah membanding-bandingkan anak dengan yang lain. "Membandingkan boleh saja tapi dengan perilaku baik yang dilakukan anak itu sendiri," kata Roslina.

2. Stop mengkritik. Daripada mengkritik hasil kreativitas anak, lebih baik dukung apa yang dilakukannya.

3. Gali bakatnya. Gali bakat mereka dengan mencoba-coba berbagai kegiatan. "Coba-coba boleh saja asalkan dibarengi dengan disiplin. Jika kegiatan tersebut tidak ada perkembangan atau prestasi, berarti anak memang tidak berbakat di bidang itu," tambah Roslina.

4. Ciptakan cita-cita sendiri. Bantu anak untuk melihat ada banyak profesi lain di dunia ini. Di akhir pekan, daripada ke mall sesekali ajak anak mengunjungi museum atau kantor orangtuanya.

5. Ngobrol dengan anak. Jadilah partner yang seimbang untuk anak dengan cara menciptakan komunikasi dua arah. Sudah bukan jamannya lagi bersikap kaku dan otoriter dalam mendidik anak.

Ingatlah pepatah bijak ini: anak anda bukanlah milik anda sendiri. Mereka adalah titipan dari Sang Pencipta, yang mempunyai rancanganNya sendiri atas mereka. Tugas kita sebagai orang tua adalah untuk mengarahkan mereka menjadi yang terbaik sesuai dengan potensi-potensi yang telah Tuhan berikan dalam diri mereka.



Sumber : Berbagai Sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami