Bekerja sebagai
apoteker dan memiliki gaji besar sepertinya bukan cita-cita terbesar Suwarno
Asmoro. Pria kelahiran 35 tahun silam ini telah mengabdikan dirinya untuk
berbagi dengan anak-anak jalanan semenjak 15 tahun lalu. Kecintaannya kepada
anak-anak jalanan adalah bagian dari hidupnya. Untuk merintis rumah belajar dan
sanggar tidaklah mudah untuk dilakukan.
Dicurigai bahkan sampe dikeroyok pun pernah dialaminya.
Sewaktu pulang kuliah,
Suwarno bertemu dengan anak-anak jalanan. Suwarno pun kaget karena ternyata
anak-anak jalanan tersebut pun sekolah dan harus mengamen sepulang sekolah. Hal
inilah yang membuat hati Suwarno teriris-iris. Menurutnya, orang tua merekalah
yang seharusnya bertanggung jawab untuk mencari uang, bukan anak-anak tersebut.
Akhirnya Suwarno pun membantu anak-anak tersebut untuk mengerjakan pr.
Anak-anak jalanan sangat senang dengan apa yang dilakukan Suwarno, karena
mereka tidak akan kena hukuman lagi akibat tidak mengerjakan pr.
Pernah suatu kali, saat
Suwarno sedang mengajar di Sanggar, salah satu orang tua anak datang dan memarahi
Suwarno. Orang tua tersebut marah karena anaknya seharusnya mencari uang bukan
belajar. Mendengar itu, Suwarno pun marah dan berkata bahwa yang harusnya
mencari uang bukan anak-anak tetapi orang tua. Melihat perlawanan dari Suwarno
akhirnya orang tua tersebut membawa teman-temannya untuk mengeroyok Suwarno.
Namun, meskipun demikian Suwarno tidak melawan saat dipukuli.
Dikeroyok tidak membuat
Suwarno jera untuk mengajari anak-anak dan mengejar impiannya. Dia tetap
mengajari anak-anak. Sampai suatu hari isteri Pak Agus yang telah mengeroyok
Suwarno jatuh sakit. Akhirnya Suwarno mendatangi dan membawanya ke rumah sakit.
Inilah pelayanan yang dilakukan Suwarno. Sebuah Kasih Tuhan kepada sesama.
Melihat apa yang dilakukan Suwarno membuat Pak Agus akhirnya mendukung setiap
anak-anak untuk belajar.
Suwarno bukan hanya
memberikan pengajaran melalui pelajaran namun dia juga memperhatikan gizi
anak-anak Indonesia. Dia memberikan susu kepada anak-anak agar menjadi anak
yang pandai. Menurutnya, Indonesia adalah negara dengan konsumsi susu yang
rendah, India jauh lebih baik. Di India susu sangat berlimpah dan tak heran
kalau anak-anak di India kini lebih pandai dibanding anak-anak Indonesia.
Bagi Suwarno, semua ini
karena Tuhan. Kalau semua ini karena Tuhan berarti saya lakukan ini untuk
Tuhan. Baginya mengasihi sesama adalah ekpresi mengasihi Tuhan. Anak-anak
adalah penerus bangsa. Suwarno juga berpesan, mari wujudkan Kasih dalam tindakan nyata. Tidak usah banyak bicara, Ayo ekspresikan.