Terlalu Banyak kata 'Tuhan', Lagu Kebangsaan Swiss Akan Diganti

Internasional / 12 August 2013

Kalangan Sendiri

Terlalu Banyak kata 'Tuhan', Lagu Kebangsaan Swiss Akan Diganti

Yenny Kartika Official Writer
8134

Pemerintah Swiss mengadakan sayembara untuk penulisan ulang lagu kebangsaan negara tersebut. Lagu berjudul Swiss Psalm ini dianggap terlalu banyak mengandung lirik tentang Tuhan.

Menurut laporan dari Christian Institute yang dilansir WND.com, Kamis (8/8), lagu Swiss Psalm akan ditulis ulang oleh peserta sayembara. Nantinya, pemenang sayembara akan mendapatkan hadiah uang sekitar 10.000 dolar AS.

Menurut Lukas Niederberger, penanggungjawab sayembara dari pemerintahan Swiss, permasalahan lagu Swiss Psalm terletak pada liriknya. Pemerintah Federal Swiss menuntut agar penggunaan kata Tuhan dalam lagu ini dikurangi.

Swiss Psalm adalah lagu 4 bait yang versi aslinya menggunakan bahasa Jerman. Lagu ini telah diterjemahkan ke 3 bahasa nasional di Swiss, yakni bahasa Perancis, Italia, dan Roman. Pada bait pertama, lirik Swiss Psalm berbunyi: “Saat langit di pagi hari mulai merah, dan sinarnya terpancar, Engkau, ya Tuhan, tampak di tengah cahayanya / Saat pegunungan Alpen berkilau dengan kemegahannya, berdoalah kepada Tuhan, berserah kepada-Nya …” . Di bait kedua, terdapat kata-kata: “Saat matahari tenggelam, Engkau dekat, dan di balik langit berbintang, Engkau, ya Bapa terkasih, selalu dekat / saat kami menuju ke surga, sukacita dan kebahagiaan akan Kaucurahkan…”

Dalam promo sayembara, Niederberger menegaskan bahwa masyarakat di Swiss menganut "kenetralan dalam beragama". Meskipun demikian, survei dari Christian Institute tahun 2010 menunjukkan bahwa dua-pertiga dari rakyat Swiss adalah anggota gereja.

“Secara resmi, lagu kebangsaan ini merupakan mazmur (psalm) sekaligus sebuah doa. Namun, tentu saja kita memiliki masyarakat terbuka yang netral secara agamawi,” kata Niederberger.

Sebagaimana dilansir dari Christian Post, sayembara ini akan berlangsung dari bulan Januari hingga Juni 2014, dan diharapkan akan menghasilkan lagu kebangsaan yang baru yang mencerminkan demokrasi dan solidaritas negara Swiss.

Penggunaan kata Tuhan dalam karya seni lagu memang secara langsung menunjukkan adanya unsur agamawi di komposisi tersebut. Namun, menurut Anda, salahkah jika keagungan, kemuliaan, dan kasih Tuhan direfleksikan dalam sebuah lagu kebangsaan sebuah negara? Perlukah lagu semacam ini diganti?


BACA JUGA:

Kasih Tuhan, Single Teranyar Maria Shandi yang Sejukkan Hati

Kaum Ateis AS Ingin Hapus Slogan 'In God We Trust' dari Mata Uang

Ternyata Ada 6 Jenis Atheis di Dunia

Waspada! Inilah yang Membuat Remaja & Pemuda Jadi Ateis

5 Selebritis yang Mengaku Ateis

Grace Natalie & Abbas Yahya: Inspirasi dari Balik Kamera

Sumber : WND | yk
Halaman :
1

Ikuti Kami