Diet Gandum dan Susu Dukung Pengobatan Penderita Autisme
Sumber: www.colourbox.com

Gizi & Nutrisi / 9 April 2013

Kalangan Sendiri

Diet Gandum dan Susu Dukung Pengobatan Penderita Autisme

Puji Astuti Official Writer
8984

Saat ini kasus autisme diperkirakan telah meningkat sebesar 23 persen. Dengan perkembangan tehnologi kedokteran, sudah ditemukan beberapa cara untuk mengobati penderita autisme. Salah satu faktor yang dapat menunjang kesembuhan penderita autis ternyata adalah asupan makanan yang tepat.

Menurut Dr Jacob Teitelbaum, seorang direktur medis di National Fibromyalgia and Fatigue Center yang melakukan peneltian terhadap makanan dan nutrisi mengungkapkan bahwa banyaknya gula dan bahan kimia dalam makanan modern menjadi penyebab utama meningkatnya autisme.

"Dengan rata-rata konsumsi gula penduduk Amerika sebesar 150 pon perthun dan lebih dari 85.000 bahan kimia baru ditambahkan dalam lingkuangan kita, hal ini membuat sangat sulit bagi sistem kekebalan tubuh manusia untuk membedakan baik dan buruk. Hasil hal tersebut ditandai dengan meningkatnya sensitivitas, terutama terhadap makanan umum," ungkap Dr Titelbaum.

Saat ini riset nutrisi telah menghasilkan strategi diet yang spesifik untuk mengatasi autisme, diantaranya adalah : Diet khusus karbohitdrat (Specific Carbohydrate Diet -SCD), Diet Ekologi Tubuh (Body Ecology Diet), Feingold Diet, Diet Rendah Oxalate (Low Oxalate Diet) dan masih banyak lainnya.

Seperti dilansir Autism Research Institute (ARI) dalam survei terhadap ribuan orang tua, Diet bebas Gluten-(gandum) dan kasein-(susu) memiliki rating peningkatan 69%, sedangkan Diet Karbohidrat Tertentu memiliki rating peningkatan 71%. Artinya, orangtua yang rajin melakukan diet nutrisi memberi dampak positif terhadap tingkah laku, kognisi, kesehatan secara umum dan kesejahteraan anak penderita autisme.

Disarankan untuk mengawali diet bagi penderita autis dengan diet bebas gluten dan kasein. Diet ini membuat orangtua harus mengawasi ketat asupan anak dengan menghapuskan semua makanan yang mengandung gluten dan kasein. Gluten adalah protein dalam gandum, rye, barley, spelt, kamut dan oat. Casein adalah protein yang terdapat dalam susu seperti produk susu yang biasa maupun yang rendah lemak, keju, krim, mentega, es krim, yogurt, keju cottage, krim asam, susu bubuk dalam makanan dan banyak lagi.

Bagi banyak anak yang mengalami gangguan pencernaan seperti yang dialami banyak anak autisme, gluten dan kasein dapat menyebabkan radang usus, nyeri dan masalah pencernaan. Jika protein tidak dapat dicerna dengan baik, hal itu dapat membentuk opioid (opiat atau sejenis senyawa morfin). Akibatnya, anak-anak akan sering mengalami penyakit seperti diare, sembelit, gas, kembung, dan juga pemikiran yang mengambang atau tidak dapat fokus memperhatikan.

Saat diet gluten dan kasein, orangtua juga jangan banyak memberikan anak kue, pemen ataupun keripik. Meskipun ketiga jenis itu tidak mengandung gluten dan kasein, namun gula yang berlebihan dapat menyebabkan ketidakseimbangan gula dalam darah. Untuk lebih spesifik lagi penerapan diet bagi penderita autisme ini, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter yang menangani si anak.

Baca juga artikel lainnya :

Kisah Nyata Bocah yang Sembuh dari Autisme

Robot Penolong Anak Pengidap Autis Diluncurkan

Kamu Mengambil Tempatku

Cemburu Pada Pasangan, Bolehkah?

Puji Tuhan! Saya Tidak Menganggur Lagi Setelah SMS ke Konseling Center CBN

Sumber : Foxnews.com | Autismspeaks.org
Halaman :
1

Ikuti Kami