Demi Memberikan Bantuan, Siswa ini Rela Diskors

Nasional / 26 October 2012

Kalangan Sendiri

Demi Memberikan Bantuan, Siswa ini Rela Diskors

daniel.tanamal Official Writer
2365

Keyakinan yang kuat dan teguh demi melaksanakan sebuah kebaikan, terkadang harus ada rintangan dan bayarannya. Hal ini dialami oleh seorang siswa SMA di Ohio Amerika Serikat bernama Zachary Aufderheide yang rela diskors hanya untuk memberikan bantuan.

Zachary memanjangkan rambutnya agar bisa disumbangkan ke Locks of Love, sebuah organisasi yang menyediakan rambut palsu bagi anak-anak yang kehilangan rambut mereka karena mengalami masalah kesehatan. Tindakan mulia tersebut tentu saja terbentur peraturan sekolah yang melarang setiap siswa lelaki untuk memanjangkan rambutnya pada batasan tertentu.

Tindakan mulia tersebut diambil karena dahulu sewaktu kecil, Zachary pernah juga menerima sebuah bantuan. "Saya dulu pernah menerima bantuan sehingga saya tahu darimana mereka berasal, saya tahu apa yang mereka rasakan sehingga saya merasa bersimpati pada mereka karena saya pernah merasakannya," katanya Senin (22/10).

Hingga kini, siswa berusia 17 tahun itu hanya tinggal memanjangkan rambutnya 2,5 cm lagi agar panjang rambutnya mencapai 25 cm (panjang rambut minimum yang diperlukan untuk membuat rambut palsu, sesuai situs Locks of Love). Atas hal ini Zachary sendiri telah didatangi oleh sejumlah anggota dewan sekolah yang memuji upaya mulianya itu. Namun keputusan dewan sekolah tetap sepakat untuk menegakkan aturan sekolah tanpa memberikan penjelasan kepada Zachary.

Pihak sekolah telah memberitahukan Zachary bahwa ia diberikan waktu hingga hari Senin untuk memotong rambutnya. Namun Zachary tidak bergeming dan tetap pada keputusannya. "maka, secara pribadi, hal itu sama dengan mengaku kalah kepada mereka. Itu akan berarti bahwa saya menyerah pada apa yang saya pandang sebagai hal yang penting bagi diri saya. Jadi ini kurang lebih seperti pertempuran moral dan nilai-nilai yang saya anut," ungkapnya dengan teguh.

Menurutnya, setelah dirinya menyumbangkan rambutnya, ia akan dengan senang hati menjalankan aturan sekolahnya kembali. Peraturan tetaplah sebuah patron utama yang harus ditaati. Namun sebuah kondisi dimana seseorang ingin melakukan kebaikan meskipun melanggar aturan, seharusnya dapat dikomunikasikan dengan baik.

Jika saja ada kesatuan hati diantara masing-masing pihak, pastinya kebaikan ini akan memberi dampak yang besar bagi warga sekolah itu.

 

Baca juga artikel lainnya

Christian Metal band - One Last Soul

GBI Banda Aceh Terancam Diserang Jika Tetap Beribadah

Pemerintah Wajib Selesaikan Penutupan Rumah Ibadah di Aceh

Pemimpin Nasional Masa Depan Harus Utamakan Publik

 


 


Sumber : berbagai sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami