Mengajarkan Anak Tentang Pengampunan Lewat Keteladanan Hidup

Parenting / 18 March 2012

Kalangan Sendiri

Mengajarkan Anak Tentang Pengampunan Lewat Keteladanan Hidup

Budhi Marpaung Official Writer
3804

Baru-baru ini, kita semua dikejutkan dengan sebuah berita ditangkapnya Raka, anak angkat aktor dan Wakil Gubernur Banten Rano Karno, oleh pihak kepolisian atas kasus kepemilikan narkotika dan obat-obatan terlarang. Namun, ada hal yang menarik dari peristiwa itu yakni saat sang ayah angkat secara terbuka mengatakan ia lah yang pantas disalahkan atas kelakuan anaknya dan menyatakan bahwa apapun yang terjadi, anak angkatnya tersebut adalah anaknya.

Mengampuni orang lain bukanlah persoalan yang mudah bahkan bagi mereka yang mengaku dirinya orang kristen. Apalagi jika yang menyakiti hati kita ini adalah orang terdekat kita maka dipastikan kata ‘maaf’ akan sulit untuk dikeluarkan dari mulut kita.

Anehnya, dari sejak kecil kita selalu diajarkan oleh orangtua untuk bisa memaafkan orang lain. Akan tetapi, beranjak dewasa, nilai ini luntur karena keegoan kita yang begitu besar – merasa paling benar, merasa paling disakiti, atau merasa yang paling terinjak.

Anda tidak dapat terus menerus menjadi orang yang sulit memaafkan. Pada saat Anda memiliki keluarga, Anda pasti menanamkan nilai-nilai yang baik kepada buah hati Anda.

Ketika anak Anda marah atau berkelahi dengan orang lain, sudah barang tentu Anda akan memarahinya dan memintanya untuk berbaikan kembali dengan orang lain tersebut. Dan ini akan tertanam baik di dalam kehidupannya apabila ia melihat orang tuanya menunjukkan seperti itu.

Pepatah lama berkata, “buah tidak akan jauh dari pada pohonnya” atau dengan kata lain anak Anda tidak akan jauh berbeda dari diri Anda. Bila Anda dilihat oleh anak Anda adalah orang yang mudah memaafkan, anak Anda pasti meniru diri Anda yakni mudah memaafkan. Sebaliknya, jika Anda dilihat anak Anda adalah orang yang pendendam dan sulit memaafkan orang lain, maka ia pun pasti menjadi orang yang seperti Anda juga yakni pendendam dan sulit memaafkan orang lain.

Pertanyaannya sekarang, manakah yang Anda inginkan - melihat anak Anda tumbuh menjadi seorang yang rendah hati (mudah memaafkan) ataukah seorang yang sombong (sulit memaafkan)? Pilihan ada di tangan Anda sekarang.

Akhir tulisan, penulis ucapkan selamat memilih dan Tuhan Yesus memberkati.

Sumber : berbagai sumber/bm
Halaman :
1

Ikuti Kami