Jika Selalu Gagal Dalam Percintaan

Single / 2 March 2011

Kalangan Sendiri

Jika Selalu Gagal Dalam Percintaan

Lestari99 Official Writer
10797

“Bagaimana jika saya sudah melakukan semuanya dengan benar – mempraktekkan semua saran mengenai hubungan – tapi tetap saja saya selalu gagal dalam percintaan?” Berapa banyak dari Anda yang memiliki pertanyaan seperti ini?

Nah, saran saya untuk pertanyaan ini akan bervariasi kepada setiap orang. Pertanyaan ini bukanlah jenis pertanyaan yang hanya memiliki satu jawaban dan berlaku untuk semua orang. Tapi saya akan beritahu Anda bahwa saya pernah mengalaminya. Saat saya membaca semakin banyak artikel mengenai hubungan, hal itu membentuk kembali pola pemikiran saya akan hubungan dan membangkitkan keyakinan saya untuk menikah dan mengatasi segala celaan agar dapat berinteraksi dengan lawan jenis.

Saya mengalami lima tahun berada di padang gurun percintaan. Meskipun harapan saya terkadang berkembang di sana-sini, namun saat-saat itu penuh dengan kekecewaan.

Saya bertanya pada diri saya sendiri, “Apa yang salah dengan saya? Mengapa banyak orang yang menemukan pasangannya sedangkan saya tetap sendiri?” Sejujurnya, ini bukanlah pertanyaan yang buruk. Jika tidak ada kemungkinan percintaan di depan mata, introspeksi diri mungkin merupkaan hal terbaik yang dapat Anda lakukan. Dengan pertolongan saudara seiman, mentor dan bahkan konselor, Anda dapat menyelidiki dasar permasalahn ini yang mencegah Anda membangun hubungan yang mengarah pada pernikahan.

Tapi saya juga harus berdamai dengan kenyataan bahwa saya bisa saja menjadi seorang individu yang sehat dan saleh namun tetap saja tidak dapat memiliki hubungan yang begitu saya rindukan.

Baru-baru ini saya berbicara dengan seorang teman yang berusia 30-an yang dengan santainya mengatakan alasan dia belum menikah adalah karena Tuhan telah memutuskan bahwa dirinya tidak “siap”. Meskipun dikatakan maupun tidak, namun banyak wanita lajang percaya untuk mendapatkan pasangan semuanya ditentukan oleh kinerja. Jika saya cukup saleh, Tuhan akan memberikan kepada saya seorang suami.

Tentu saja itu tidak benar! Sangatlah berbahaya untuk menyamakan pernikahan dengan kedewasaan rohani. Allah mengajarkan kita untuk bergantung pada-Nya sebagai seorang lajang. Setiap kita adalah orang berdosa, dan itu berati kita semua harus terus-menerus berjuang untuk menyalibkan daging dan menjadi semakin serupa dengan Kristus.

Ketika saya tiba pada kesadaran ini, Tuhan dengan lembut meyakinkan saya akan kebenaran: Saya adalah seorang lajang karena itulah panggilan Tuhan atas hidup saya pada saat itu. Tentu saja saya tidak selalu menyukai status itu, dan terkadang saya mempertanyakan apakah Tuhan telah melupakan saya. Namun Ia memiliki cara yang indah untuk mengingatkan saya bahwa Ia masih terlibat penuh dalam hidup saya.

Kita semua memiliki salib untuk dipikul, dan tidak ada nilai yang sanggup menggantikan dan membuat Anda terbebas dari rasa sakit karena mengikut Kristus dan hidup dalam rencana-Nya bagi hidup Anda. Namun ada juga saat-saat penuh sukacita. Rahasianya adalah menjalani hidup berkelimpahan yang Tuhan tawarkan kepada Anda saat ini – bahkan dalam masa penantian.

Beberapa waktu lalu di gereja, saat pendeta kami menanyakan berapa banyak dari jemaat yang hadir sedang menunggu jawaban doa dari Tuhan – berdoa untuk sesuatu yang jawabannya belum mereka lihat dari Tuhan. Hampir setiap orang di ruangan itu berdiri – remaja, lajang, pasangan muda, pasangan menikah usia pensiun. Menantikan Tuhan merupakan tantangan seumur hidup bagi kita.

Jadi, inilah jawaban saya. Lakukan apa saja yang dapat Anda lakukan untuk menghilangkan sifat-sifat dalam hidup Anda yang menghambat potensi Anda untuk menjadi suami atau istri terbaik yang Anda bisa. Kemudian percayalah bahwa Tuhan akan bekerja melalui Anda untuk kemuliaan-Nya dan kebaikan Anda. Mengikuti saran dari artikel-artikel positif tidak akan menyakiti Anda; bahkan mungkin akan mempersiapkan Anda dengan lebih baik untuk menghadapi hubungan pernikahan di masa depan. Tapi pada akhirnya, Tuhan adalah satu-satunya pribadi yang mengontrol hidup Anda dan menulis kehidupan Anda. Kabar baiknya adalah kisah yang dituliskan-Nya merupakan kisah kehidupan yang terbaik bagi Anda.

Sumber : crosswalk.com
Halaman :
1

Ikuti Kami