Kontroversi Gerakan Kristenisasi Gereja-gereja Inggris

Internasional / 15 February 2009

Kalangan Sendiri

Kontroversi Gerakan Kristenisasi Gereja-gereja Inggris

Puji Astuti Official Writer
4745

Sinode-sinode gereja di Inggris akan melalukan pertemuan khusus untuk membahas mengenai panggilan orang percaya untuk memberitakan Injil yang artinya membawa orang berpindah ke agama Kristen.

Beberapa kritikan muncul mengenai rencana ini, hal ini ditakutkan merusak hubungan gereja dengan umat beragama lain, di dalamnya termasuk umat Islam.

Bagaimanapun, ada dukungan kuat untuk proposal event yang kontoversial ini.

Gerakan ini mengharapkan para uskup untuk memberikan pelatihan tambahan dan menyemangati para pendeta untuk menginjili orang non-Kristen.

Tetapi tujuan Paul Eddy, salah satu anggota sinode tradisional yang mendukung gerakan ini, tidak hanya membatasi memenangkan mereka yang beragama Islam, Hindu atau komunitas lainnya yang belum pernah mendengar kabar baik, tetapi juga kepada kaum liberal dan Anglikan tradisional.

Golongan liberal ini menitik beratkan pada apa yang Alkitab ajarkan tentang homoseksual. Dengan gerakan pemberitaan Injil ini, Paul Eddy berharap dapat menangkal gerakan kaum liberal di gereja.

Memberitakan Injil adalah kewajiban

Naiz seorang yang menjadi Kristen dan berjemaat di gereja Church of England mengakui bahwa perpindahan agama yang dilakukannya menggambarkan betapa sensitifnya sebuah isue penginjilan.

Perpindahan agamanya menyebabkan dia ditolak oleh keluarganya dan diperlakukan dengan buruk oleh rekan-rekan dari agama sebelumnya. Tetapi, walaupun seperti itu membawa orang-orang yang seperti dirinya kepada Kristus adalah tugas utama orang Kristen.

 "Yesus berkata kepada murid-muridnya, "pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu." Jadi ini juga tugas gereja Anglikan untuk memberitakan Injil," demikian ungkap Naiz.

Seorang imam dari Masjid Cheadle, Abu Eesa, mengatakan bahwa sesuatu yang normal untuk semua agama menarik penganut dari kelompok lain. Dia pun mengakui melakukan hal yang sama.

Abu Eesa menjelaskan tentang hal ini, "Akan ada suatu kekecewaan dalam diri seseorang seseperti saya .. jika saya mengingat bahwa saya tidak menjelaskan dengan baik tentang agama saya kepada umat Islam sehingga mereka pergi ke agama lain."

"Setiap agama yang dipercayai membawa keuntungan yang nyata - kedamaian, kepuasan dan pengertian mengenai kehidupan saat ini dan nanti (kekekalan - Red) - pasti ingin dibagikan kepada orang lain," tambah Abu Eesa.

Naiz yang kini menjadi seorang pendeta, memiliki pandangan yang sama dengan Abu Eesa. Dengan mengesampingkan adanya politik gereja yang mencoba mengambil keuntungan dalam gerakan ini, dia percaya bahwa pada prinsipnya hal ini adalah sesuatu yang penting.

"Kita berada di Negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebebasan dan kemerdekaan untuk membuat pilihan. Kenapa orang-orang harus takut untuk bicara apa yang mereka percayai di negara ini. Saya pikir ini adalah hak setiap orang untuk membagikan kepada orang lain apa yang mereka pikirkan, dan mendiskusikannya serta membuat pilihannya sendiri setelah itu."

Tugas orang percaya adalah memberitakan Injil, untuk mempercayai Yesus adalah pilihan pribadi masing-masing. Memberitakan Injil adalah sebuah perintah bagi orang percaya, bukan pilihan, jadi mari beritakan kabar baik itu kepada semua orang. Masalah mereka mau menerima Yesus atau tidak, itu adalah pekerjaan Roh Kudus.

Sumber : Christian Pos/VM
Halaman :
1

Ikuti Kami