Gadis Dispenser

Single / 6 July 2007

Kalangan Sendiri

Gadis Dispenser

prisca Official Writer
20147
 Hanya Untuk Yang Sedang Mencari Jodoh.

Beberapa tahun lalu, ketika saya sedang putus asa mencari pacar, maksudnya mencari istri, saya membaca sebuah kisah tentang Abraham yang mengutus pembantunya pergi untuk mencarikan anaknya seorang istri. Pembantu Abraham pergi ke sebuah sumur, tempat wanita-wanita setempat biasa mengambil air setiap hari. Disana dia mulai berdoa. Dalam doanya dia meminta agar bertemu dengan seorang wanita yang mau memberi dia dan unta-untanyanya minum. Jika ada, maka pastilah ia wanita yang tepat. Belum selesai doanya, datanglah Ribka, menawarkan air untuknya. Benar-benar wanita sempurna yang memenuhi kategori dalam doanya,. Maka jadilah Ribka sebagai istri Ishak, anak Abraham. Kisah itu membuat saya berpikir selama beberapa waktu, mungkin tidak ya, kisah itu terjadi dalam hidup saya.

Saya mulai tertawa sendiri. Aneh sekali kalau kisah itu diterapkan dalam kehidupan modern seperti sekarang. Itu artinya saya harus pergi dulu ke pedesaan, dimana terdapat sumur yang masih dipakai warga sebagai sumber air. Tunggu dulu, bukan harus saya sendiri yang pergi. Menurut kisah itu, saya harus punya seorang pembantu. Pembantu? Gaji sebulan untuk diri sendiri saja pas-pasan. Kembali saya tertawa lagi. Ah, sudahlah!

Malam itu saya pulang agak malam karena ada jadwal bermain tenis meja dengan beberapa rekan sekerja. Menuju pulang saya merasa sangat haus dan kemudian memutuskan untuk mampir ke dispenser kantor dekat pintu keluar, saat tiba-tiba seorang wanita mendahului saya dari belakang, membawa sebuah gelas. Di benak saya hanya ada satu hal "Wah, keduluan deh! Buruan mbak, haus banget nih!" Tiba-tiba wanita itu menoleh dan berkata "Kamu mau minum juga? Saya bantu ambil yaa..." Kemudian dia mulai mengambilkan saya air...

Senyum dan kalimatnya seperti bom Hiroshima dan Nagasaki di telinga saya. Saya teringat tentang semua kisah Abraham yang saya baca. Di depan wanita itu saya bengong cukup lama. Terngiang semua doa-doa saya dalam mencari kekasih. Inikah wanita yang akan menjadi istri saya? Kira-kira dia suka saya atau tidak, ya? Inikah ibu dari anak-anak saya nanti?

Seketika saya sadar dan berusaha kembali tenang, sambil tetap meyakinkan diri bahwa saya tidak bau badan dan nafas saya biasanya cukup segar. Aduh, saya bodoh sekali! Ini kan hanya pertemuan tidak sengaja selama beberapa detik, bisa-bisanya saya berpikir sejauh itu. Saya teguk air sebanyak mungkin dan menarik nafas panjang untuk menghilangkan tanda-tanda keanehan yang mungkin sejak tadi jelas terlihat olehnya.

Cerita diatas terjadi 22 tahun lalu. Diperlukan 2 tahun penuh bunga, permen, kue, film, puisi romantis dan sebuah cincin untuk akhirnya meminta "wanita dispenser" tadi untuk menikahi saya. Tuhan telah menolong Abraham dan saya dengan cara yang kurang lebih sama.

Jadi kalau anda seorang pria atau wanita yang sedang berjuang mencari istri atau suami, berdoalah, dan jangan lupa minum hari ini!  (iks)

Sumber : by Bill Bracy
Halaman :
1

Ikuti Kami