Pada Senin, 10 Juni 2019, kita memperingati hari Pentakosta atau pencurahan Roh Kudus.
Terkait peringatan inilah, Paus Fransiskus menyampaikan peran penting Roh Kudus bagi kehidupan orang Kristen.
Paus pun menyampaikan sebuah pesan penting kepada semua umat Katolik di seluruh dunia.
“Tanpa karunia Roh Kudus, umat Kristen tidak punya sesuatu
yang menjiwai mereka dan memberi mereka kehidupan dan keharmonisan. Tanpa Roh
Kudus, kehidupan Kristen kita akan berantakan, tanpa kasih yang menyatukan
semuanya,” kata Paus Fransiskus tepat saat memimpin misa di Lapangan Snto Petrus pada Minggu, 9 Juni 2019 lalu.
Paus menjelaskan, kehidupan kekristenan tanpa Roh Kudus hanyalah sebuah kenangan. Dan bahkan Alkitab hanya jadi kumpulan huruf yang mati. Namun karena Roh Tuhan tercurah, maka ada kehidupan.
“Kekristenan tanpa Roh adalah moralisme tanpa sukacita. Dengan adanya Roh maka ada kehidupan,” terangnya.
Baca Juga:
Kali Pertama, Steve Harvey Dibuat Menangis Karena Nubuatan Penyanyi Ini
Rick Warren Ajak Orang Kristen Lebih Mencintai Gereja, Ini Alasannya…
Di peringatan Pentakosta tahun ini, Paus menyampaikan pesan
injil soal pribadi Roh Kudus. Dia menggambarkan Roh Kudus seperti sesuatu yang abstrak
namun sesungguhnya paling nyata dan dekat. Salah satu hal nyata yang dilakukannya adalah mengubah hidup setiap orang.
Paus lalu bertanya bagaimana Roh Kudus mengubah hidup seseorang. Lalu dia mulai menjelaskan tentang pekerjaan Roh Kudus atas para rasul Tuhan.
“Roh Kudus tidak membuat segalanya menjadi lebih mudah, tapi Dia melakukan mujizat yang spektakuler,” katanya.
Dia juga menjelaskan bahwa Roh Kudus akan selalu membawa
sukacita dan damai sejahtera. Yang dibutuhkan orang percaya bukanlah obat untuk
menghilangkan rasa lelah atau penat. Tapi lebih dari itu, orang percaya butuh Roh Kudus.
“Roh Kudus adalah sumber kedamaian di tengah kecemasan, keyakinan
di tengah keputusasaan, sukacita di dalam kesedihan, jiwa muda di tengah usia yang
renta, keberanian di tengah pencobaan. Di tengah arus badai kehidupan, Roh Kudus menurunkan jangkar harapan,” terangnya.
Menurutnya, absennya perdamaianlah yang menyebabkan timbulnya
beragam perbedaan mencolok di tengah dunia ini. Ada kesenjangan antara orang-orang
kaya dan orang miskin. Antara orang yang bekerja keras seumur hidupnya dengan orang-orang yang hidup dalam kemudahan.
Kehadiran media sosial, menurut Paus, justru membuat setiap
orang menjadi anti sosial. “Kita butuh Roh pemersatu untuk meregenerasi kita sebagai gereja, sebagai umat Tuhan dan sebagai keluarga,” jelasnya.
Menurutnya, orang-orang yang sudah menerima Roh Kudus akan dipenuhi dengan damai sejahtera. Sama seperti damai yang diberikan kepada para rasul.
“Mereka yang hidup oleh Roh, membawa kedamaian dimana ada
perselisihan, kerukunan dimana ada konflik. Mereka yang rohani membalas kejahatan
dengan kebaikan. Mereka meresponi kesombongan dengan kelembutan, kebencia dengan
kebaikan, teriakan dengan sikap diam dan gosip dengan doa. Dan kekalahan dengan dukungan,” katanya.
Pandangan Paus terhadap Roh Kudus ini juga pernah disampaikan
secara terbuka lewat suatu khotbahnya di misa di Basilika Santo Petrus pada 23
Mei 2019 lalu. Dia menyampaikan bahwa gereja-gereja seharusnya memberi ruang bagi
Roh Kudus untuk bekerja di atas dari semua rencana dan agendanya.
“Tuhan tidak bekerja dengan cara seperti itu. Pada kenyataannya
Dia tidak mengirim jawaban kepada para pengikutNya. Dia mengirim Roh Kudus. Dan
Roh tidak bekerja sesuai dengan agenda. Dia datang seperti api,” tandasnya.