Pelukan Bapa yang Penuh Belas Kasihan
Kalangan Sendiri

Pelukan Bapa yang Penuh Belas Kasihan

Lori Official Writer
      2353

2 Korintus 1: 3

Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan.

 

 

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 51; Kisah Para Rasul 23; Imamat 12-13

Setelah melewati serangkaian waktu yang menguras emosi, merasa tidak dikasihi dan butuh kepastian, saya berseru kepada Tuhan. “Aku tahu Engkau mengasihiku, tetapi aku tidak tahu apakah Engkau benar-benar mengasihiku. Tuhan, tolong aku memahami bahwa Engkau benar-benar mengasihiku.” 

Saya merasa putus asa di tengah segala situasi yang saya hadapi.

Saya tahu Tuhan mengasihi saya dari sudut pandang intelektual. Saya tahu Dia berpikiran baik tentang saya ketika saya melakukan hal yang benar dan entah bagaimana akan menoleransi tindakan saya yang salah. 

Tapi entah bagaimana saya tidak memahami kasih tanpa syarat yang disampaikan di dalam Alkitab tentang Tuhan, Sang Juruslamat saya yang melakukannya tanpa pamrih dan yang tidak memperhitungkan apakah perilaku saya baik atau tidak.

Selama satu minggu, saya berdoa setiap pergi dan pulang kerja. Hingga suatu hari, saya pulang ke rumah dengan perasaan yang sangat tergesa-gesa. Saya berjuang untuk mengangkat bahan makanan dari mobil dan tetap menyapa tetangga saya Tiffany dan putranya berusia Jaelon yang tampak akan segera pergi.

Lalu sesuatu terjadi.

Setelah beberapa langkah menuju rumah, saya menurunkan beberapa tas belanjaan terakhir saya. Tetapi saat hendak menuju pintu, aku mendengar suara Jaelon kecil bertanya dengan suara yang lembut, “Bolehkan aku memelukmu?”

Saya terperangah. Seorang anak kecil yang bahkan tidak tahu nama saya dan tidak pernah bersama dengan saya, dan yang setiap hari tidak pernah saya sapa tahu-tahunya ingin memeluk saya. Siapa saya pantas mendapatkan pelukan itu? 

Tetapi jauh di dalam lubuk hati, saya sangat senang. Saya benar-benar tidak sabar untuk dipeluk! Jadi saya menaruh barang belanjaan itu dan segera menghampiri Jaelon, membungkuk dan memeluknya.

Mungkin terlihat sederhana. Namun hal itu adalah tindakan kasih yang murni. Pelukan dari seorang anak kecil, tanpa kepura-puraan, tanpa motif apapun. Hanya seorang anak kecil yang melihat orang dewasa yang berjuang dan berpikir bahwa sebuah pelukan bisa membuatnya merasa lebih baik.

Dia benar. Saya hampir tidak bisa menahan air mata kegembiraan ketika saya merenungkan sikap pemerimaan yang singkat itu. Saya menyadari bahwa Tuhan baru saja menjawab doa saya dengan cara yang paling nyata dan pribadi.

Jika Anda membutuhkan sentuha-Nya, seperti yang saya alami, mintalah Tuhan untuk menunjukkan diri-Nya kepada Anda. Lalu tunggu Dia dengan penuh harapan supaya Dia mengulurkan tangan-Nya memberikan kenyamanan, keamanan dan persediaan atas Anda.

 

Hak cipta Laura J. Bagby, disadur dari Cbn

Ikuti Kami