Pandangan Yang Tertuju Kepada Allah
Kalangan Sendiri

Pandangan Yang Tertuju Kepada Allah

Puji Astuti Official Writer
      6108

Mazmur 26:3

Sebab mataku tertuju pada kasih setia-Mu, dan aku hidup dalam kebenaran-Mu.

Bacaan Alkitab Setahun  [kitab]Mazmu6[/kitab] ; [kitab]Matiu6[/kitab] ; [kitab]IIRaj3-4[/kitab]

Kebanyakan kita akan merasa kurang yakin saat berpikir bahwa kita bisa kudus. Kekudusan sepertinya hanya untuk Tuhan saja, tetapi lebih dari itu, banyak dari kita sulit menggambarkan seperti apa hal itu. Namun ketika kita kembali kepada kitab Imamat, Tuhan dengan jelas berkata kepada umat-Nya, 

"Maka kamu harus menguduskan dirimu, dan kuduslah kamu, sebab Akulah TUHAN, Allahmu." ~ Imamat 20:7

Hampir mustahil bagi saya untuk memahami kekudusan Tuhan. Kekudusan-Nya bertentangan dengan siapa saya dan apa yang saya tahu, dan hal itu membangkitkan berbagai perasaan di dalam saya - mulai dari rasa takut yang besar hingga rasa hormat yang mendalam. Saya telah memmbacara beberapa pasal dan buku-buku tentang kekudusan Tuhan, dan hasil bacaan tersebut membuat saya berkaca bagaimana rendahnya  saya  memperlakukan Allah di tengah-tengah berkat yang begitu luar biasa. Saat saya sedang pergi keluar kemarin, saya melihat pemandangan dari kaca mobil. Rumah-rumah dengan halaman yang indah; Orang-orang bermain golf dengan pakaian dari perancang terkenal di jalanan yang terawat baik; toko-toko menyediakan segala yang kita inginkan; danau dan pohon-pohon dan binatang liar; orang-orang memancing dan berenang dan naik sepeda. Ditengah-tengah semua itu, saya begitu terkejut dengan begitu banyak hal yang diberikan kepada kita dan kita anggap remeh. Saya begitu terkagum terhadap penyediaan Tuhan bagi kita. Dan saya begitu terhenyak betapa jarangnya kita bersyukur kepada-Nya atas hal itu. 

Peringatan yang ditulis di Alkitab ini muncul dalam pikiran saya:

Hati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan TUHAN, Allahmu, dengan tidak berpegang pada perintah, peraturan dan ketetapan-Nya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini; dan supaya, apabila engkau sudah makan dan kenyang, mendirikan rumah-rumah yang baik serta mendiaminya, dan apabila lembu sapimu dan kambing dombamu bertambah banyak dan emas serta perakmu bertambah banyak, dan segala yang ada padamu bertambah banyak, jangan engkau tinggi hati, sehingga engkau melupakan TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan, ~ Ulangan 8:11-14

Peringatan yang perlu kita perhatikan.

Ketika kita melihat sekilas kebesaran Tuhan kita, kita sering kali ingin melakukan sesuatu sebagai penghormatan untuk dia. Kita seperti Petrus yang melihat Yesus dalam kemuliaan bersama Musa dan Elia. Dia berkata 

"Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah," ~ Matius 17:4

Namun dalam kitab Mikha, Tuhan memberitahukan kepada kita apa yang dibutuhkan untuk menyenangkan hati-Nya:

"Dengan apakah aku akan pergi menghadap TUHAN dan tunduk menyembah kepada Allah yang di tempat tinggi? Akan pergikah aku menghadap Dia dengan korban bakaran, dengan anak lembu berumur setahun? Berkenankah TUHAN kepada ribuan domba jantan, kepada puluhan ribu curahan minyak? Akan kupersembahkankah anak sulungku karena pelanggaranku dan buah kandunganku karena dosaku sendiri?"

"Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?" (Mikha 6:6-8)

Tuhan tidak mencari pria atau wanita yang sempurna; Tuhan tidak meminta kita membangun sebuah monumen yang besar bagi Dia. Tuhan mencari orang-orang yang mau menghormati Dia di dalam hatinya dan di dalam gaya hidupnya. Tuhan mencari orang-orang dimana Dia bisa berdiam di dalam mereka,  di mana Dia bisa berjalan-jalan dan berbincang dengannya, dimana Dia bisa bekerja melaluinya. Dia mencari orang-orang yang mau hidupnya dipisahkan dari dunia ini. 

Tuhan, Aku tahu Engkau tahu bagaimana diriku, karena Engkau yang menciptakanku. Tetapi aku juga tahu bahwa Engkau kudus dan luar biasa dan tujuan-Mu untuk umat-Mu lebih besar dari apa yang bisa aku bayangkan dan pikirkan. Ampuni aku karena pandanganku telah teralihkan daripadamu. Aku menundukkan hati dan lututku dihadapanmu, Raja segala raja dan Tuhan segala Tuhan. Lakukan pekerjaan-Mu di dalamku sehingga aku bisa berkenan di hadapanmu, ya Tuhan. Hatiku berseru bersama dengan para malaikat-malaikat-Mu, "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!" (Yesaya 6:3). 

Disadur dengan izin dari Near to the Heart of God, oleh Terrry Meeusen ©1998

Ikuti Kami