Lima organisasi cendekiawan lintas iman yang terdiri dari Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU), Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA), Persatuan Inteligensia Kristen Indonesia (PIKI), Ikatan Cendekiawan Hindu Indonesia (ICHI), dan Keluarga Cendekiawan Buddhis Indonesia (KCBI) menyampaikan pernyataan bersama terkait dinamika kebangsaan yang terjadi belakangan ini.
Dalam pernyataan yang dibacakan di Jakarta, para cendekiawan lintas iman menyampaikan duka cita mendalam atas jatuhnya korban dari kalangan rakyat sipil maupun aparat keamanan dalam aksi unjuk rasa yang berujung ricuh di sejumlah wilayah. Mereka menegaskan bahwa peristiwa tersebut telah melukai rasa kebersamaan bangsa sekaligus meninggalkan luka dalam perjalanan demokrasi Indonesia.
“Peristiwa ini hendaknya menjadi pengingat bagi kita semua untuk melakukan introspeksi, memperbaiki segala sesuatu demi kebaikan bersama, serta menjadikannya pelajaran agar tidak terulang kembali,” demikian isi pernyataan tersebut.
Baca Juga: PGI dan GKI Sikapi Kericuhan Indonesia: Suarakan Keprihatinan dengan Damai
Berikut ini adalah tujuh seruan bersama untuk persatuan bangsa:
1. Menjaga Kesatuan dan Persatuan NKRI
Komitmen untuk senantiasa memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai warisan luhur para pendiri bangsa, dengan kesadaran, cinta tanah air, dan semangat gotong royong.
2. Mendengarkan Aspirasi Rakyat
Pemerintah dan Parlemen diharapkan sungguh-sungguh mendengar, menghargai, serta menindaklanjuti aspirasi rakyat dengan penuh kearifan, karena suara rakyat merupakan amanah yang harus menjadi dasar setiap kebijakan.
3. Menghindari Anarkisme dan Narasi Provokatif
Seluruh elemen bangsa didorong untuk menahan diri dari tindakan anarkis dan menjauhi narasi provokatif yang hanya akan menimbulkan luka baru serta memperlebar jarak antar sesama anak bangsa.
4. Menghentikan Penyaluran Aspirasi yang Berujung Kerusuhan
Masyarakat dari berbagai kalangan diajak untuk tidak menyalurkan aspirasi dengan cara-cara yang berpotensi menimbulkan kerusuhan, serta menjaga sikap saling menghormati, toleransi, dan menolak segala bentuk kekerasan maupun intimidasi.
5. Membuka Dialog, Saling Memaafkan, dan Mencapai Kesepakatan Bersama
Ruang dialog yang jujur dan beradab perlu dibuka, dengan semangat saling memaafkan dan mencari jalan tengah demi tercapainya kesepakatan bersama, sehingga harmoni sosial sebagai fondasi kehidupan berbangsa dapat kembali terjalin.
Baca Juga: Seruan Persatuan Inteligensia Kristen Indonesia: “Tegakkan Keadilan” Dengan Damai & Beradab
6. Menjaga Stabilitas dan Ketenangan
Stabilitas dan ketenangan sosial perlu dijaga bersama demi kelancaran roda perekonomian bangsa, karena kehidupan ekonomi yang sehat merupakan pilar penting kesejahteraan rakyat.
7. Reformasi Parlemen
Dukungan terhadap perlunya reformasi agar Parlemen dapat menjalankan fungsinya secara lebih profesional, efisien, dan nasionalis, sehingga menjadi pilar penting bagi tegaknya demokrasi Indonesia.
Pernyataan ini ditandatangani oleh lima tokoh lintas iman diantaranya Ketua Umum ISKA, Luky A Yusgiantoro, B.Sc., M.Sc., Ph.D, Ketua Umum KCBI YM. Bhikkhu Dhammavuddho Thera/Victor Jaya Kusuma, S.Kom., M.M., Ketua Umum ISNU BKP, Prof. Dr. Phil Kamaruddin Amin, MA, Ketua Umum PIKI Dr. Badikenita Putri Br Sitepu, S.E., M.Si serta Ketua Umum ICHI I Nyoman Widia, M.H., Ak, CA, CPA, CH, CHt.
Dengan semangat persaudaraan lintas iman, para cendekiawan menegaskan komitmennya untuk terus menjaga Indonesia sebagai rumah bersama yang damai, adil, dan penuh kasih bagi seluruh warganya.