Dalam 100 hari pertama masa jabatan keduanya, Presiden Donald Trump tidak hanya fokus pada kebijakan imigrasi, penghematan anggaran, dan perlindungan hak perempuan, tetapi juga menegaskan komitmennya pada iman Kristen. Salah satu buktinya adalah transformasi Gedung Putih menjadi "rumah doa" melalui acara ibadah yang dihadiri puluhan pemimpin agama.
Pada akhir pekan lalu, hampir 100 pendeta dan tokoh agama berkumpul di halaman Gedung Putih untuk berdoa dan menyembah Yesus. Acara ini digagas oleh Paula White-Cain, pendeta pribadi Trump, dan Jennifer Korn, yang sebelumnya bekerja di pemerintahan Trump.
"Yesus diangkat HARI INI di Gedung Putih," tulis Sean Feucht, pemimpin ibadah dan pendiri gerakan Let Us Worship, di platform X. "Doa jutaan orang di seluruh dunia benar-benar mengubah tempat ini! Sekarang, tempat ini telah menjadi rumah doa!"
Feucht memimpin pujian bersama para pendeta terkemuka, seperti Josh Howerton dari Gereja Lakepointe, Ryan Visconti dari Generation Church Arizona, dan Russell Johnson dari The Pursuit NW. Dalam kesaksiannya, Feucht menyatakan keyakinannya akan kebangkitan rohani di Amerika.
"Akan ada suara yang menggema di tempat ini. Percayalah, atmosfer spiritual di sini dipenuhi kehadiran dan kemuliaan Tuhan," ujarnya.
Komitmen Trump pada Iman dan Kebebasan Beragama
Sejak awal masa jabatannya, Trump kerap menunjukkan integrasi iman dalam kepemimpinannya. Dari membuka rapat kabinet dengan doa, mengeluarkan pernyataan Paskah yang tegas, hingga mendirikan Kantor Iman Gedung Putih yang lebih dekat dengan pusat kekuasaan.
Sumber : Cbn.com | Jawaban.com