Paula White-Cain, yang memimpin kantor tersebut, menegaskan bahwa Trump aktif melibatkan diri dalam doa. "Dia sekarang sudah terbiasa menumpangkan tangan, berdoa untuk para pemimpin, dan berdoa dengan Firman," kata White kepada CBN News.
Kantor Iman Gedung Putih, yang awalnya didirikan di era Presiden George W. Bush, kini diperluas perannya. Tidak hanya mendukung kelompok berbasis agama, tetapi juga memperjuangkan kebebasan beragama.
"Kami ingin memastikan kebebasan beragama tetap hidup di Amerika," tegas Jennifer Korn, yang bersama White-Cain gencar menyuarakan perlindungan bagi umat beriman yang merasa teraniaya.
Langkah Nyata Melawan Diskriminasi Agama
Pemerintahan Trump juga mengambil sikap tegas terhadap diskriminasi anti-Kristen dan antisemitisme di lembaga federal seperti Departemen Kehakiman (DOJ), IRS, dan FBI.
Pendeta Samuel Rodriguez dari National Hispanic Christian Leadership Conference menyebut langkah Trump sebagai "komitmen tak tertandingi untuk menegaskan nilai Yahudi-Kristen."
Doa untuk Bangsa dan Pimpinan
Acara ibadah ini tidak hanya menjadi simbol, tetapi juga pengingat akan peran doa dalam kepemimpinan. Seperti diungkapkan Feucht, "Semoga doa dari jutaan umat beriman di seluruh dunia terus bergema di sini."
Bagi banyak peserta, momen ini adalah penggenapan dari doa-doa yang telah dinaikkan untuk Amerika. Seperti dikatakan Jeff Audas, salah satu tamu undangan, "Paula White telah menjadi pendukung terkuat bagi para pendeta di seluruh negeri."
Dengan langkah-langkah konkret dan seruan kepada Tuhan, Gedung Putih di bawah kepemimpinan Trump semakin menegaskan diri bukan hanya sebagai pusat politik, tetapi juga pusat spiritual bangsa.
Sumber : Cbn.com | Jawaban.com