Banyak orang membawa beban masa lalu, pengabaian, kekerasan, atau rasa sakit yang sulit dihapus. Luka itu bisa mengakar dalam hati, membentuk kebencian, bahkan mendorong seseorang mencari pelarian di tempat yang salah.
Begitu pula dengan Lea, seorang wanita yang pernah terjerumus ke dalam sekte sesat karena haus akan kasih sayang yang tidak dia dapatkan di rumah. Namun, dalam kegelapan hidupnya, ia menemukan terang yang membebaskan.
Bagaimana Tuhan mengubah hidupnya? Mari kita renungkan kisahnya dan melihat bagaimana kasih Tuhan mampu memulihkan luka terdalam manusia.
Bagaimana Seseorang Bisa Terjebak dalam Sekte Sesat dan Diselamatkan oleh Tuhan?
Melalui tayangan program Cahaya Bagi Negeri yang berjudul “Memberikan Nyawanya untuk Setan hanya Karena ingin Membalas Ibunya!”, Lea Tikoalu, yang tumbuh dalam lingkungan yang seharusnya penuh kasih, tetapi kenyataan berbicara lain. Dilahirkan dalam keluarga seniman, ia mengalami masa kecil yang jauh dari kehangatan. Ayahnya, seorang musisi, dan ibunya, seorang penari sekaligus guru karate, sibuk dengan pekerjaannya. Waktu dan perhatian menjadi sesuatu yang langka bagi Lea.
Namun, bukan hanya kurangnya perhatian yang meninggalkan luka mendalam, tetapi juga perlakuan kasar sang ibu yang sering kali melampiaskan kemarahannya kepada Lea. Trauma dan kepahitan tumbuh seiring waktu, menciptakan kebencian yang semakin dalam terhadap ibunya sendiri.
Baca Juga: Hampir Menyerah pada Hidupnya, Seorang Istri Pecandu Narkoba Diselamatkan Tuhan
Bagaimana Kehidupan Lea Berubah Saat Ia Masuk ke Dalam Sekte?
Di masa remajanya, Lea menemukan pelarian dalam sesuatu yang tampak seperti komunitas bela diri biasa. Sekte ini menjanjikan kasih sayang, perlindungan, dan bahkan kekuatan untuk membalas dendam.
“Dipikiranku, pada saat itu, gimana ya caranya aku bisa balas mama aku? Setiap kali mama aku gebukin aku, aku selalu hitung” ujar Lea.
“Aku ga fokus ke sakitnya, tapi aku fokus ke hitungannya. Tapi kepahitan itu numpuk di aku, sampai aku pikir, someday aku pasti bisa bales ke mama aku, walaupun menurut aku ngga mungkin aku bisa balas, karena dia udah jago” tambah Lea.
Tanpa menyadari bahaya di baliknya, Lea bergabung dan segera naik tingkat karena bakat dan ketekunannya.
Namun, semakin dalam ia terlibat, semakin ia diperkenalkan pada praktik-praktik mistik dan ilmu hitam yang mengerikan. Ia mendapat akses ke ruangan "Mahaguru", tempat yang penuh dengan ritual aneh, seks bebas, dan praktik supranatural.
“Ketika aku udah di tahun ketiga, aku diizinkan masuk ke ruangannya si Mahaguru. Ruangannya tuh gelap, itu tempat seks bebas, pokoknya semua yang busuk-busuk itu semua terjadi di ruangan itu” ujar Lea.
Salah satu kejadian paling mengejutkan adalah ketika "Mahaguru" mengklaim bisa mengendalikan bintang di langit.
Lea kemudian diberikan tugas yang sangat pribadi, melakukan ritual di dekat ibunya dengan tujuan mencelakainya.
“Jadi mama aku tidur di kamarnya, aku balik ke kamar aku, aku pakai jubah hitam aku, pakai pentagram aku, seperti biasa aku ngelakuin” tambah Lea.
Kebenciannya pada sang ibu membuatnya mempertimbangkan perintah ini, tanpa menyadari konsekuensi yang akan datang.
Apa yang Menjadi Titik Balik dalam Hidup Lea?
Suatu hari, dalam sebuah ujian kenaikan tingkat yang diadakan di pantai selatan, kejadian mengerikan terjadi.
“Ujiannya itu sikap kuda-kuda, terus maju, terus dihajar sama ombak, terus maju lagi. Ketika aku maju yang ke terakhir, itu badan aku ke seret ke dalam, ke palung” ujar Lea.
Lea hampir tenggelam dan harus diselamatkan oleh teman-temannya. Tragisnya, beberapa teman Lea kehilangan nyawa dalam kejadian itu. Rasa bersalah dan ketakutan semakin menghantuinya. Di tengah keputusasaan, ia membuat perjanjian dengan "Mahaguru" untuk menyerahkan seluruh hidupnya.
Namun, Tuhan bekerja dengan cara yang tidak terduga. Dalam pengalaman spiritual yang tak terbayangkan, Lea bertemu dengan Tuhan Yesus.
“Aku dibawa sama Roh Kudus ke tempat lain, badan aku dibanting ke bawah, dipegangin kanan kiri” ujar Lea.
“Terus aku ngeliat ada yang jalan ke arah aku, terus dia bilang “Aku sayang sama kamu”, pas aku ngeliat, aku kenal karena aku masih dari keluarga Kristen. Wajahnya ngga aku lihat tapi aku tahu sosok itu siapa karena ada bekas paku di tangan dan kaki-Nya” tambah Lea.
“Aku bilang gini “Aku tahu kamu siapa, aku benci banget sama kamu!”, tapi Dia bilang “Aku sayang sama kamu” tapi bukan pakai bahasa Inggris atau Indonesia tapi bahasa yang aku mengerti. Pas yang ketiga “Aku sayang sama kamu” aku nangis” ujar Lea.
Dalam momen tersebut, ia merasakan kasih yang begitu besar dan menemukan kelegaan dari kebencian yang selama ini mengikatnya. Tuhan berbicara kepadanya dan meminta satu hal yang tidak pernah ia bayangkan, yaitu untuk mengampuni ibunya.
Bagaimana Lea Mengalami Pemulihan dan Memaafkan Ibunya?
Setelah pertemuannya dengan Tuhan, Lea kembali ke rumah dengan hati yang berbeda. Ia mengumpulkan keberanian untuk meminta maaf kepada ibunya. Yang mengejutkan, ibunya pun meminta maaf atas perlakuan kasarnya selama ini.
“Terus aku ngeliat ke mamah aku, aku bilang ke mama aku “Ma, I love you so much”, mama aku ngeluarin kata-kata ini “Maafin mama ya, nak” ujar Lea.
Momen ini menjadi awal dari pemulihan hubungan mereka. Luka yang bertahun-tahun terpendam perlahan sembuh oleh kasih Tuhan.
Kini, Lea menjadikan kisahnya sebagai kesaksian bagi banyak orang. Ia ingin menunjukkan bahwa tidak ada kehidupan yang terlalu rusak untuk dipulihkan oleh Tuhan. Dengan pengampunan, ia menemukan kebebasan yang sejati, bebas dari kebencian, rasa sakit, dan masa lalu yang kelam.
Baca Juga: Godaan Dunia VS Panggilan Tuhan, Ini 7 Pandangan Echa Soemantri
Apa Pelajaran yang Bisa Kita Ambil dari Kisah Lea?
Kisah Lea mengajarkan kita bahwa tidak ada luka yang terlalu dalam bagi Tuhan untuk disembuhkan. Pengampunan adalah kunci pemulihan, kebencian hanya akan mengikat kita dalam masa lalu, tetapi ketika kita memilih untuk mengampuni, kita justru dibebaskan dari belenggu itu.
Kasih Tuhan lebih besar dari luka masa lalu, tidak peduli seberapa pahit pengalaman yang pernah kita alami, kasih-Nya selalu cukup untuk menyembuhkan dan memulihkan hati kita.
Namun, kita juga harus waspada terhadap jebakan dunia, banyak hal yang tampak menarik dan menjanjikan kebahagiaan di awal, tetapi tidak semuanya berasal dari Tuhan.
Oleh karena itu, jangan mencari kasih sayang di tempat yang salah. Hanya Tuhan yang dapat memberikan kasih sejati, kasih yang tidak bersyarat, dan kasih yang benar-benar mampu mengubah hidup kita.
Jika Anda merasa terjebak dalam trauma masa lalu atau ingin mengalami pemulihan yang sama seperti Lea, jangan ragu untuk mencari pertolongan. Hubungi layanan doa dan konseling melalui WhatsApp di 0822 1500 2424. Tuhan siap bekerja dalam hidup Anda, sama seperti yang Ia lakukan dalam hidup Lea.
Tonton videonya di sini: