Cokelat, yang berasal dari biji kakao, juga bisa menjadi simbol perenungan iman. Biji kakao yang harus dihancurkan, diolah, dan melalui proses panjang sebelum menjadi cokelat yang lezat, mengingatkan kita pada pengorbanan Yesus di kayu salib. Proses ini mencerminkan kasih yang tidak instan, tetapi memerlukan usaha, kesabaran, dan pengorbanan.
Valentine dan Kasih Sejati
Sebagai umat Kristen, merayakan Hari Valentine dapat menjadi pengingat untuk menghidupi kasih dalam tindakan nyata. Lebih dari sekadar memberikan cokelat atau hadiah, kita diajak untuk menunjukkan kasih Allah kepada sesama melalui kepedulian, kebaikan, dan pengampunan.
Cokelat, meski sederhana, bisa menjadi simbol kasih yang bermakna ketika disertai niat tulus untuk menyatakan perhatian kepada orang-orang di sekitar kita. Namun, mari kita ingat bahwa kasih sejati tidak tergantung pada benda atau tradisi, melainkan berasal dari hati yang mencerminkan kasih Kristus.
Jadi, saat Anda memberikan cokelat di Hari Valentine tahun ini, biarkan cokelat itu menjadi lebih dari sekadar hadiah. Jadikan itu simbol kasih sejati yang melampaui rasa manis cokelat itu sendiri. Sebagaimana kasih Kristus yang tidak pernah gagal, mari kita hidup dengan kasih yang nyata dan memberkati.
"Dan sekarang tinggalah iman, pengharapan, dan kasih, ketiganya ini; dan yang paling besar di antaranya ialah kasih." (1 Korintus 13:13)
Sumber : Jawaban.com