Sebentar lagi, masyarakat Tionghoa akan merayakan Tahun Baru Imlek yang jatuh pada tanggal 29 Januari.
Perayaan ini identik dengan berbagai tradisi khas, salah satunya adalah pemberian angpao.
Namun, pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa pemberian angpao biasanya hanya dilakukan oleh mereka yang sudah menikah?
Tradisi ini ternyata memiliki makna tersendiri yang dipercaya berkaitan dengan nilai-nilai kehidupan dan harapan baik.
BACA JUGA: Imlek Sebentar Lagi, Ajarkan Aturan Sosial Ini ke Anak Saat Bertamu ke Rumah Orang Lain
Menurut tradisi Tionghoa, pemberian angpao memiliki aturan khusus yang telah diwariskan turun-temurun.
Misalnya, angpao hanya bisa diberikan oleh orang-orang yang sudah kepada mereka yang belum menikah. Atau dari orang yang lebih tua kepada yang lebih muda.
Masyarakat Tionghoa percaya bahwa aturan ini mencerminkan nilai penghormatan terhadap status sosial dan tahapan kehidupan seseorang.
Orang yang sudah menikah dianggap telah memasuki fase kehidupan yang lebih mapan, baik secara finansial maupun sosial, sehingga mereka memiliki tanggung jawab untuk berbagi kepada orang lain.
BACA JUGA: Mitos dan Tradisi Imlek, Orang Krsiten Boleh Ikutin Gak Ya?
Dalam budaya Tionghoa, menikah sering kali dilihat sebagai tanda kemapanan. Oleh karena itu, pemberian angpao menjadi simbol berbagi berkat dari mereka yang telah mencapai tahap ini.
Pemberian angpao dari pasangan yang baru menikah juga seringkali dianggap membawa hoki atau keberuntungan bagi orang yang belum menikah.
Tradisi ini melambangkan berbagi kebahagiaan dan rezeki kepada orang lain.
Dalam beberapa kepercayaan, memberikan angpao kepada yang belum menikah dianggap sebagai cara "menularkan" energi positif dari pernikahan dan membantu mereka mendapat keberuntungan, termasuk harapan agar segera menyusul menikah.
BACA JUGA: 5 Ide Usaha Hampers Makanan Imlek yang Populer dan Diminati di Pasaran
Selain itu, ada kepercayaan lain yang mengikuti tradisi ini. Bagi mereka yang belum menikah, memberikan angpao dianggap dapat membawa kesulitan dalam menemukan jodoh.
Namun, ini lebih merupakan bagian dari tradisi budaya dan simbolisme, bukan keyakinan universal.
Sebagai orang Kristen, kita diajak untuk melihat tradisi seperti ini dengan sudut pandang yang positif dan memperkaya iman kita.
Pemberian angpao dapat menjadi momen untuk mengekspresikan kasih dan kemurahan hati, sebagaimana Kristus mengajarkan kita untuk memberi dengan sukacita.
BACA JUGA: Rayakan Imlek 2024, Begini Keluarga Kristen Memaknainya
Dalam 2 Korintus 9:7, tertulis, “Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.”
Dengan memahami makna pemberian angpao, kita dapat memanfaatkan momen Imlek untuk menyampaikan berkat dan kasih kepada orang-orang di sekitar kita, baik melalui angpao maupun tindakan kasih lainnya.
Tentunya dengan iman dan kepercayaan bahwa setiap berkat yang kita terima dan kita berikan kepada orang lain bersumber dari Tuhan.
Jadi, mari kita rayakan Imlek dengan semangat berbagi dan jadikan momen imlek ini sebagai kesempatan untuk memuliakan Tuhan
Sumber : Berbagai Sumber