Mengapa Orang Kristen Tidak Boleh Menjadi Sama Seperti Orang Farisi dan Saduki?
Sumber: jawaban.com

Kata Alkitab / 23 January 2024

Kalangan Sendiri

Mengapa Orang Kristen Tidak Boleh Menjadi Sama Seperti Orang Farisi dan Saduki?

Claudia Jessica Official Writer
844

Matius 16:6 berkata, “Yesus berkata kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap ragi orang Farisi dan Saduki.”

Tuhan Yesus menggunakan istilah ragi Farisi dan Saduki sebagai simbol untuk memberikan peringatan penting kepada para murid-Nya, dan tentu juga kepada kita semua.

Ragi, yang pada umumnya dianggap sebagai benda mati, sebenarnya hidup dan memiliki aktivitas mikroorganisme yang mempengaruhi proses fermentasi. Seiring dengan kemajuan zaman, ragi digunakan untuk berbagai keperluan, seperti fermentasi dalam pembuatan makanan dan minuman.

 

BACA JUGA: Apa Itu Gereja? Mengapa Orang Kristen Harus Bergereja?

 

Awalnya, murid-murid tidak memahami maksud ragi yang disebutkan oleh Tuhan Yesus sehingga Tuhan menjelaskan bahwa ragi Farisi dan Saduki adalah tentang ajaran mereka. Ajaran dari orang Farisi dan orang Saduki adalah ajaran yang tidak benar dan diibaratkan seperti ragi.

Jika kita membiarkan ajaran yang tidak benar, maka ajaran itu dapat bertumbuh dan berkembang seperti ragi yang mengkhamirkan adonan. Maka dari itu, Yesus dengan tegas mengingatkan murid-murid-Nya untuk berhati-hati terhadap pengaruh ajaran Farisi dan Saduki agar kita berkembang menuju kesesatan dan ketidakbenaran.

Meskipun mereka mungkin mencoba meyakinkan Yesus dengan permintaan atau pertanda, Yesus menolaknya karena hati mereka tidak terbuka untuk kebenaran yang sudah Dia ajarkan.

Ada perbedaan antara orang Farisi dan orang Saduki?

Orang Farisi dan orang Saduki memiliki banyak perbedaan dan seringkali bertentangan satu sama lain. Misalnya seperti orang Farisi percaya pada kebangkitan, sedangkan orang Saduki tidak percaya akan kebangkitan orang mati. Tetapi anehnya, mereka bersatu untuk menghancurkan Tuhan Yesus.

Bahkan mereka berusaha untuk menjebak Tuhan Yesus dengan meminta bukti untuk menunjukkan keilahian-Nya agar mereka percaya kepada Yesus. Namun, Tuhan Yesus tidak merespon permintaan mereka karena Tuhan telah melakukan banyak hal termasuk mujizat-mujizatNya, tetapi orang Farisi dan Saduki tetap tidak percaya. Mereka bebal dan mengeraskan hati mereka.

 

BACA JUGA: Cara Melepaskan Diri dari Dendam dan Sakit Hati

 

Apa yang dapat kita pelajari dari kisah ini?

Dari narasi ini, kita dapat menarik beberapa pelajaran yang relevan bagi kita saat ini.

Pertama, kita perlu bersikap bijaksana dan waspada terhadap berbagai ajaran sesat dan pandangan yang bertentangan dengan firman Tuhan. Singkirkan semua ragi ajaran yang tidak sesuai yang dengan kebenaran Firman Tuhan.

Kedua, beranilah menjadi beda dari orang Farisi dan Saduki yang selalu menuntut tanda dari Tuhan sekalipun sudah melihat tanda ilahi Tuhan Yesus. Percayalah dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan tanpa menuntut apapun. (Yohanes 20:29)

 

Ketiga, jangan menjadi orang yang terhilang dan meninggalkan gereja. Sesungguhnya orang Farisi dan Saduki sangat aktif di Bait Suci. Tetapi mereka terhilang karena tidak percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, Sang Mesias dan Juruselamat.

Saat ini kita mungkin aktif beribadah, aktif dalam pelayanan, namun mari lihat kembali hati kita. Apakah kita sudah memiliki iman yang teguh kepada Yesus Kristus?

Marilah kita memohon kebijaksanaan Tuhan untuk menjauhkan kita dari segala ajaran yang dapat melemahkan iman kita. Berdoa agar Roh Kudus membimbing kita dalam memahami kebenaran firman Tuhan sehingga kita tidak tersesat oleh ajaran-ajaran palsu.

 

BACA JUGA: Apakah Yesus Menyelamatkan Manusia?

 

Sebagai orang percaya, kita diingatkan untuk selalu bersandar pada firman Tuhan, menjaga hati dan pikiran kita dari pengaruh yang merusak, dan tetap setia kepada Tuhan Yesus Kristus.

Anda diberkati dengan artikel ini? Yuk jadi berkat dengan bagikan artikel ini ke media sosial dan kerabat Anda.

Sumber : Suara Injil
Halaman :
1

Ikuti Kami