Sumber: jawaban.com

Family / 18 January 2024

Kalangan Sendiri

"Terima Kasih Tuhan, Satu Per Satu Doa Ku Terwujud" -Samuel, 11 Tahun

Lidya Dwi Apriliani Official Writer
804

Namaku Samuel, saat ini usia ku 11 tahun. Aku anak bungsu dari 6 bersaudara. Dengan kondisi anak yang banyak, orang tuaku bekerja keras untuk menghidupi dan memberikan kami pendidikan yang layak. Kakak perempuanku tahun lalu baru masuk kuliah dan kakak laki-laki ku sedang PKL di Kapal Ikan di Jawa. Sedangkan perekonomian keluarga kami jauh dari kata cukup.

Dulu aku termasuk anak yang cenderung nakal dan malas belajar. Meskipun secara akademis aku dapat dikatakan pintar, namun ketika mama memintaku untuk datang ke SoL, aku selalu menolak karena malas.  Aku malas datang ke SoL, suka melawan guru di sekolah, dan selalu bikin pusing guru dan teman-temanku di SoL. Aku lebih memilih bermain mencari brondolan biji sawit bersama teman-teman ku dibanding pergi ke SoL. Sebenarnya aku mau membantu orang tuaku bekerja, tetapi itu tergantung suasana hatiku. Jika aku sedang senang, aku akan sukarela membantu mereka. 

BACA JUGA : Transformasi Cio Si Anak Pemalu yang Tampil di Super Christmas

Suatu hari, koordinator SoL membentuk sebuah club bola untuk anak-anak SoL. Ide tersebut disambut dengan antusias oleh anak-anak SoL, termasuk aku.Karena aku suka sekali bermain sepak bola.  Koordinator SoL memberikan persyaratan, jika mau tergabung dalam club bola SoL, syaratnya anak-anak harus rajin datang ke SoL. Karena keinginan ku untuk bergabung sangat tinggi, aku akhirnya bertekad untuk rajin datang ke SoL.

Pendidikan karakter di SoL perlahan-lahan membentuk pribadi ku menjadi lebih baik. Aku mulai menunjukkan sikap yang berbeda dari sebelumnya, menjadi lebih tenang dan tidak mudah marah. Mama mengakui perubahan yang terjadi padaku.Di rumah aku juga mulai memahami apa yang menjadi tugas dan tanggung jawabku sebagai anggota keluarga.

BACA JUGA : Perjalanan Josh Membangkitkan Rasa Percaya Dirinya

Setelah kegiatan club bola berjalan, aku punya keinginan membeli sepatu bola. Aku ragu bisa memiliki sepatu bola, karena keterbatasan perekonomian orang tuaku. Tetapi setelah aku mengikuti menonton Kisah Alkitab Superbook di SoL, yaitu kisah Samuel. Kisah itu menceritakan tentang ketaatan Samuel sehingga Tuhan mengasihinya. Hati ku tergerak, sehingga aku berubah menjadi pribadi yang lebih taat dan berdoa bagi orang tuaku. Aku ingin usaha pertanian orang tuaku berhasil supaya aku bisa dibelikan sepatu bola.

Sumber : jawaban.com
Halaman :
12Tampilkan Semua

Ikuti Kami