Jadi tren baru di dunia kerja, “Quit Cutting” digadang-gadang sebagai cara licik perusahaan dalam memutus kontrak dengan pekerja tanpa memberikan pesangon. Alhasil, fenomena ini berhasil menjadi perhatian publik.
Fenomena Quit Cutting bisa dikatakan tidak adil untuk karyawan. Hal ini dikarenakan Quit Cutting adalah bagian dari reorganisasi perusahaan.
BACA JUGA: 4 Langkah Iman Perbaiki Keuangan Menjelang Akhir Tahun
Tapi, tidak hanya mendapatkan keuntungan dari tidak memberikan pesangon lho, Quit Cutting juga efektif untuk menghindari persepsi negatif di masyarakat apabila melakukan PHK masal.
1. Stres dan Kesejahteraan Mental: Karyawan yang terkena dampak quiet cutting mengalami tingkat stres yang tinggi karena tiba-tiba kehilangan pekerjaan mereka. Ini dapat memiliki dampak serius pada kesejahteraan mental mereka.
2. Ketidakpastian Keuangan: Tanpa pemberitahuan sebelumnya, karyawan tidak dapat mempersiapkan diri mereka secara finansial. Ini dapat menyebabkan ketidakpastian keuangan dan kesulitan memenuhi kebutuhan dasar.
3. Kehilangan Kepercayaan: Penerapan "quiet cutting" dapat merusak kepercayaan karyawan terhadap perusahaan. Karyawan mungkin merasa diabaikan dan diperlakukan tidak adil.
BACA JUGA: FOMO & JOMO, 2 Fenomena Bertolak Belakang yang Membuat Hidup Lebih Seimbang. Kok Bisa?
1. Penurunan produktivitas: Quiet cutting dapat merusak moral dan motivasi karyawan yang tersisa, menurunkan produktivitas dan kinerja secara keseluruhan.
2. Meningkatnya turnover karyawan: Karyawan yang masih bekerja menjadi waspada dan cemas, merasa tidak aman dan cenderung mencari pekerjaan baru, sehingga meningkatkan turnover dan biaya rekrutmen.
3. Kerusakan citra perusahaan: Praktik quiet cutting yang terungkap dapat merusak citra perusahaan sebagai pemberi kerja yang etis dan bertanggung jawab, menyulitkan menarik dan mempertahankan talent terbaik.
4. Masalah hukum: Jika karyawan merasa dirugikan, mereka dapat menggugat perusahaan dan menuntut kompensasi, menambah kerugian finansial bagi perusahaan.
Maka dari itu, penting bagi kita untuk mengetahui ciri-ciri Quit Cutting agar tidak menjadi korban.
BACA JUGA: Kenapa Fenomena Pergeseran Moralitas Remaja Meningkat di Era Sosial Media?
Anda juga bisa meminta bantuan dari serikat pekerja atau lembaga perlindungan pekerja untuk mendapatkan hak-hak Anda
Secara keseluruhan, quiet cutting adalah praktik yang merugikan semua pihak. Perusahaan mungkin dapat menghemat biaya pesangon dalam jangka pendek, tetapi dampak negatif jangka panjang pada produktivitas, turnover karyawan, citra perusahaan, dan lingkungan kerja jauh lebih besar.
Menciptakan lingkungan kerja yang adil dan mendukung adalah langkah penting dalam menghadapi kompleksitas dinamika bisnis modern.
Sumber : jawaban.com