FOMO & JOMO, 2 Fenomena Bertolak Belakang yang Membuat Hidup Lebih Seimbang. Kok Bisa?
Sumber: jawaban.com

Finance / 12 July 2023

Kalangan Sendiri

FOMO & JOMO, 2 Fenomena Bertolak Belakang yang Membuat Hidup Lebih Seimbang. Kok Bisa?

Claudia Jessica Official Writer
1322

Di zaman digital yang serba terhubung dan serba cepat sekarang ini kita seringkali menghadapi perasaan “takut ketinggalan” atau bisa dikatakan dengan FOMO (Fear of Missing Out). Saking derasnya informasi yang bergulir, sebuah tren yang berganti dalam hitungan minggu, kini bisa berganti dalam hitungan hari bahkan dalam hitungan jam. Perasaan “takut ketinggalan” ini muncul karena kita takut ga nyambung saat ngobrol sama orang lain.

Ternyata dalam ranah psikologi, ada yang namanya istilah JOMO (Joy of Missing Out) lho. Kebalikan dari FOMO, istilah JOMO ini menjelaskan betapa hikmatnya hidup tanpa mengejar tren. Mari kita bahas perbedaan FOMO dan JOMO lebih banyak!

FOMO: Fear of Missing Out (Ketakutan Ketinggalan)

FOMO adalah keadaan emosional yang muncul ketika kita merasa perlu terhubung dengan segala aktivitas dan kejadian yang terjadi di sekitar kita. Terdorong oleh rasa takut akan ketinggalan, sosial media sering kali memperkuat FOMO ini dengan terus menampilkan berbagai aktivitas, acara, dan momen kehidupan orang lain.

 

BACA JUGA: Fenomena “Fear of Missing Out” (FoMO). Apa itu?

 

Orang yang mengalami FOMO seringkali merasa cemas, tidak puas dengan hidupnya sendiri, dan khawatir bahwa mereka melewatkan sesuatu yang penting atau menyenangkan. Mereka merasa tertekan untuk selalu terhubung secara sosial dan sering kali merasa perlu untuk membandingkan diri dengan orang lain.

JOMO: Joy of Missing Out (Kegembiraan dalam Melewatkan Hal-hal)

Sebaliknya, JOMO adalah sikap yang berbeda dalam menghadapi kehidupan sosial yang terus menerus. Orang yang mengalami JOMO menemukan kebahagiaan dalam meluangkan waktu untuk diri sendiri, menyendiri, dan merasa puas dengan apa yang mereka alami saat ini.

Mereka merasa bahagia dan bebas dari tekanan untuk terhubung secara terus-menerus. Ketenangan dan refleksi yang didapat dari JOMO dapat membantu mereka menghargai diri sendiri, menentukan prioritas hidup yang sebenarnya, dan menikmati momen-momen kecil yang berharga dalam hidup.

 

BACA JUGA: FOMO, Musuh Terbesar Para Investor. Pemula Harus Waspada!

 

Sosial media mengambil andil yang besar dalam membuat orang merasakan FOMO dan JOMO. Terkadang sulit bagi kita untuk tidak merasa FOMO dengan apa yang dibagikan oleh orang lain di media sosial. Konten yang tiada pernah berhenti membuat kita merasa harus melihatnya terus menerus dan tidak boleh ketinggalan. Akibatnya, perasaan FOMO ini menyebabkan stres, minder, dan kelelahan mental.

Namun, dengan memahami konsep JOMO dan mengaplikasikannya, kita dapat menemukan kesenangan dan ketenangan dengan melewatkan hal-hal tersebut. Dengan kesadaran dan pemahaman yang baik tentang batasan dan kebutuhan kita sendiri, kita dapat merasakan kedamaian pribadi.

Maka dari itu, penting bagi kita untuk menemukan keseimbangan antara “keterhubungan” dengan dunia sosial dan “kesendirian”.

Dengan memahami kedua konsep ini, kita dapat menciptakan pola hidup seimbang.

JOMO mengajarkan kita untuk menikmati momen keheningan dan fokus kepada diri sendiri, sementara FOMO mengajarkan kita untuk bersosialisasi dan terhubung dengan orang-orang di sekitar kita.

Sumber : jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami