Baru-baru ini seorang anak usia 7 tahun meninggal dunia karena diduga menjadi korban pelecehan seksual oleh pamannya sendiri. Anak ini ditemukan meninggal tanpa wajar dengan luka pada bagian tubuhnya.
Dari hasil pengusutan, anak tersebut rupanya jadi korban pelecehan dari pamannya yaitu adik dari mamanya sendiri sebanyak beberapa kali.
Berikut 5 hal yang perlu orang tua lakukan untuk melindungi anak-anak dari tindakan pedofil.
1. Mengenalkan anak dengan konsep seksual consent
Bagi orang tua, penting untuk mengajarkan anak-anak tentang konsep consent, terutama dalam konteks sentuhan fisik. Ini bisa dimulai dengan menawarkan pelukan, ciuman, atau meminta izin saat membersihkan anak mereka. Dengan mengajarkan ini, anak akan belajar bahwa penting untuk meminta izin sebelum menyentuh seseorang, bahkan orang yang mereka cintai.
Baca Juga: Artis Ini Alami Pelecehan Seksual, Bagaimana Seharusnya Kita Menyikapi Perilaku Ini?
2. Mengenali bagian tubuh yang boleh dan tidak boleh disentuh
Cara lain untuk mengajarkan anak tentang consent adalah dengan membantu mereka memahami batasan sentuhan. Untuk anak-anak yang lebih kecil, ini bisa diperkenalkan melalui lagu-lagu yang menyenangkan. Lagu-lagu ini dapat mengajarkan anak mana yang boleh disentuh dan mana yang tidak boleh.
Bagi anak-anak yang lebih besar, penting untuk memberi pengertian langsung. Sentuhan yang boleh termasuk bagian tubuh seperti kepala, tangan, dan kaki, sementara sentuhan yang tidak boleh mencakup area tertutup oleh pakaian, serta mulut dan pipi. Anak harus diajarkan untuk segera menghindar jika ada yang mencoba menyentuh bagian tubuh tersebut tanpa izin, dan mereka harus segera melaporkannya kepada orang tua.
3. Ingatkan anak soal orang yang boleh melakukan sentuhan
Orang tua juga harus mengajarkan anak tentang siapa yang boleh menyentuh mereka di bagian tubuh yang tertutup pakaian. Idealnya, hanya orang tua dan dokter yang boleh melakukan hal ini, dan anak perlu memahami bahwa ini adalah situasi yang diperbolehkan. Selain itu, anak harus diberi pengertian bahwa paman, bibi, kakek, nenek, atau saudara jauh harus selalu meminta izin sebelum mencium atau memeluk mereka.
Orang tua juga memiliki peran penting dalam memberi tahu anggota keluarga tentang pentingnya consent. Hal ini akan memberikan dukungan kepada anak ketika mereka menolak sentuhan yang tidak mereka inginkan dan mencegah intimidasi. Mengajarkan anak tentang consent dalam konteks keluarga memerlukan kerjasama dan pemahaman bersama.
4. Pentingnya Berbicara tentang Rahasia yang Aman
Orang tua perlu mengajarkan anak tentang perbedaan antara rahasia yang aman dan rahasia yang tidak aman. Anak perlu tahu bahwa ada rahasia yang harus mereka bagikan dengan orang tua atau guru karena bisa membahayakan mereka jika disimpan sendiri. Perbuatan menyimpan rahasia dapat digunakan oleh pelaku sebagai taktik untuk melindungi diri mereka.
Baca Juga: Menghadapi Kasus Pelecehan Anak, Berikut 5 Hal yang Orang Tua Bisa Lakukan Sesuai Pesan Alkitab
5. Ingatkan anak tentang kondisi perubahan tubuh mereka
Meskipun anak-anak mungkin masih kecil, perubahan fisik akan datang pada waktunya. Orang tua perlu mempersiapkan anak mereka untuk ini dengan membicarakan perubahan fisik yang akan terjadi. Komunikasikan informasi ini dengan cara yang sederhana sehingga anak memahami bahwa itu adalah bagian alami dari pertumbuhan mereka. Ini adalah langkah penting dalam membantu anak merasa nyaman dengan tubuh mereka sendiri.
Mengajarkan anak tentang seksual consent dan pemahaman tubuh mereka adalah tugas penting orang tua. Dengan memberikan dasar-dasar ini kepada anak-anak, mereka akan lebih siap dan mampu melindungi diri mereka sendiri dari situasi yang berpotensi berbahaya.
Dari sudut pandang Alkitab, 7 ayat Alkitab ini bisa juga jadi panduan orang tua sebagai dasar dasar saat berbicara tentang seks kepada anak.
Kejadian 1: 24-27
"Berfirmanlah Allah: "Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis makhluk yang hidup, ternak dan binatang melata dan segala jenis binatang liar." Dan jadilah demikian. Allah menjadikan segala jenis binatang liar dan segala jenis ternak dan segala jenis binatang melata di muka bumi. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka."
Ayat ini merupakan landasan yang bagus untuk membicarakan apa yang membuat anak laki-laki dan perempuan berbeda.
Kejadian 1:28-31
“Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya." Dan jadilah demikian. Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam."
Ayat ini memberikan tempat yang bagus untuk mulai berbicara tentang bagaimana bayi dikandung dan apa itu hubungan seksual.
Mazmur 139:13-18
“Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya."
Apa maksudnya Allah menyatukan kita dalam kandungan ibu kita? Teks ini memberikan tempat yang tepat bagi orang tua untuk berbicara tentang bagaimana bayi tumbuh dan berkembang di dalam rahim.
Kejadian 2:18
“Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia."
Seks juga tentang keintiman dan ada alasan mengapa seks harus dikhususkan untuk pernikahan. Teks ini merupakan landasan mendasar yang perlu disampaikan dengan bahasa yang sederhana kepada anak.
Baca Juga: 2 Kasus Pelecehan Seksual di Sekolah Ini Viral, Gak Nyangka Pelakunya Pemimpin Sendiri!
Keluaran 20:14
“Jangan berzinah."
Kembali ke Sepuluh Perintah Allah kita melihat larangan terhadap perzinahan. Hal ini memberi anak-anak pemahaman tentang mengapa perzinahan merupakan pelanggaran terhadap Tuhan.
2 Samuel 13:1-14
“Absalom bin Daud mempunyai seorang adik perempuan yang cantik, namanya Tamar; dan Amnon bin Daud jatuh cinta kepadanya. Hati Amnon sangat tergoda, sehingga ia jatuh sakit karena Tamar, saudaranya itu, sebab anak perempuan itu masih perawan dan menurut anggapan Amnon mustahil untuk melakukan sesuatu terhadap dia..."
Penting untuk berbicara dengan anak-anak tentang kemungkinan ancaman pelecehan seksual dan pemerkosaan bahkan dari keluarga terdekat sendiri, dan cerita ini bisa jadi peluang untuk mendiskusikannya kepada anak.
1 Korintus 6:18-20
“Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri. Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, — dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!"
Pada akhirnya, seks harus dipahami dalam terang Injil. Mengapa kita menghormati Tuhan dengan tubuh kita? Karena bahkan tubuh kita pun dibeli dengan harga tertentu.