Kisah Pendeta Yoanes Kristianus dan Rombongan Selamatkan Diri Dari Perang Israel dan Hamas
Sumber: Yoanes Kristianus

News / 16 October 2023

Kalangan Sendiri

Kisah Pendeta Yoanes Kristianus dan Rombongan Selamatkan Diri Dari Perang Israel dan Hamas

Lori Official Writer
3636

Pendeta Yoanes Kristianus dari Gereja Impact Community (GIC) dan rombongan tour ke tanah suci harus mendapati kejutan tak terduga. Niat hati hendak menelusuri perjalanan spiritual di kota suci Yerusalem, mereka malah terperangkap di tengah perang Israel dan Hamas. 

Di tengah ibadah yang mereka lakukan di Yerusalem, Pendeta Yoanes dan rombongan menjadi saksi mata serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023. 

“Pada waktu kami melakukan ziarah di pagi hari, saya sudah diinformasikan oleh guide…Pak Jojo, dia panggil saya begitu, ini ada situasi yang tidak aman di bagian selatan Israel, di dekat Gaza, Ashkelon, Ashdod, ada rudal. Tetapi yang lain aman,” ungkap Pendeta Yoanes.

Sementara roket Hamas terus menggempur bagian selatan Israel, mereka sedang melakukan ziarah ke situs-situs suci. 

“Sekitar jam 9 pagi ketika kami berada di Makam Daud, kami dengar bunyi sirene yang keras sekali. Pemandu kami langsung minta kami bersembunyi di gua, atau menempel di tembok. “Ayo cepat-cepat ini bahaya”” demikian Yoanes menerangkan.

 

Baca Juga: Apa Sebenarnya Penyebab Konflik Israel?

 

Di pagi itulah mereka mulai mendengar suara rudal yang terus menggempur dan mulai ditangkis oleh Iron Dome Israel. Serangan itu masih terus berlangsung beberapa kali, sampai Pendeta Yoanes dan rombongan sebanyak 231 orang meninggalkan situs suci Yerusalem dengan bus. Menariknya, setelah pemerintah Israel meminta semua orang berlindung dan bersembunyi di bunker yang terbuat dari besi baja dan beton, rombongan jemaat GIC berdoa bersama-sama.

Setelah serangan pertama, Pendeta Yoanes dan rombongan tetap melanjutkan ziarah keesokan harinya di hari Minggu, 8 Oktober 2023. Mereka menuju ke Tel Aviv dan Haifa, kota terbesar ketiga di Israel dan tiba di Tiberias. Di sana ia mengaku kondisinya aman. Namun mereka harus memutuskan untuk meninggalkan negara tersebut setelah pemerintah Israel secara terbuka menyatakan negaranya sedang dalam kondisi perang. Ia dan rombongan memutuskan untuk menyeberang ke Yordania. 

“Pada hari Selasa (10 Oktober 2023), kami berupaya menyebrang ke Yordania setelah Israel menyatakan secara terbuka negaranya sedang berada dalam keadaan perang. Ketika itu diperbatasan cukup ramai karena yang ingin menyebrang bukan hanya rombongan dari Indonesia, tetapi juga dari Belanda, Eropa dan negara-negara Asia lain,” terangnya.

 

BACA HALAMAN SELANJUTNYA --->

Melalui perbatasan tepi barat Israel-Yordania, Pendeta Yoanes dan ratusan rombongan berhasil menyeberang ke Yordania. Namun pengalaman ini menjadi sejarah yang begitu membekas bagi Pendeta Yoanes lantaran ini adalah pengalaman berziarah yang menorehkan sejarah. 

Ia mengenang ketakutan yang dialami para rombongan, yang sebagian besar perempuan, ketakutan yang menghantui saat hantaman rudal dari pihak Hamas dan Israel saling serang. Namun di tengah kepanikan, dia tetap mengajak rombongan untuk tenang dan berdoa. “Saya berulang kali mengatakan Tuhan pasti akan melindungi kita dan Tuhan pasti akan membukakan jalan kalau memang memang sudah waktunya bagi kita untuk meninggalkan Israel,” ungkapnya.

 

Baca Juga: Resmi, Israel Deklarasikan Perang Lawan Hamas! Amerika Nyatakan Hal Ini

 

Ia mengaku setiap peserta yang ikut pastinya mengalami serangan panik dan kuatir, namun mereka memilih untuk berdoa dan menaikkan puji-pujian. “Kami mencoba menghibur mereka yang juga ketakutan dengan nyanyian dan doa. Hal-hal yang positif dan mulia, sehingga menenangkan,” terangnya.

Sebagaimana diketahui, umat Kristiani di Indonesia biasanya kerap melakukan perjalanan rohani atau ziarah ke situs suci Yerusalem setiap tahunnya. Ziarah ini kebanyakan dilakukan di bulan Oktober dan November, karena di bulan ini udara Israel paling nyaman dan cocok bagi warga Indonesia. Peserta bisa memilih perjalanan yang dimulai dari Mesir, lalu ke Israel dan Yordania. Atau sebaliknya, Yordania, Israel dan Mesir.

Kisah Pendeta Yoanes dan rombongan kiranya menjadi pengalaman yang mengingatkan kita semua bahwa dalam setiap rencana yang kita lakukan, sekalipun itu bertujuan baik kadang akan muncul hal-hal tak terduga. Karena itulah kita perlu selalu meminta perlindungan dan penyertaan Tuhan. 

Dan kita juga tak lupa untuk terus berdoa bagi perdamaian di Israel dan Palestina. Kiranya rencana Tuhan yang berdaulat atas negara ini.

Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami