Kenapa Gereja Ramah Anak Perlu Hadir Menjelang Bonus Demografi 2030?
Sumber: Jawaban.com

Kata Alkitab / 22 September 2023

Kalangan Sendiri

Kenapa Gereja Ramah Anak Perlu Hadir Menjelang Bonus Demografi 2030?

Lori Official Writer
1315

Konsep Gereja Ramah Anak (GRA) bukanlah hal yang baru. Ide ini sudah muncul sejak beberapa tahun belakangan karena munculnya kebutuhan mendesak terhadap anak di lingkungan gereja, salah satunya seperti rentannya kasus kekerasan dan diskriminasi terhadap anak. 

Tapi semakin ke sini, peran Gereja Ramah Anak semakin luas dan strategis. Sehingga Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) Republik Indonesia, terus memberikan dukungan kepada gereja untuk memulai langkah ini, bukan saja untuk menjamin hak anak, tetapi juga untuk mengajak gereja bersiap untuk menghadapi bonus demografi di tahun 2030 melalui peningkatan jumlah generasi digital (Gen Z & Alpha). Karena itulah Kemen PPPA membentuk program IDOLA (Indonesia Layak Anak) 2030 dan regenerasi.

Sekitar tahun 2020 lalu, Sinode Gereja Bethel Indonesia (GBI) sudah memulai langkah ini dengan mengusung tema “Gerakan Sehati Melindungi Keluarga, Anak dan Remaja”. Kemen PPPA sendiri terus memberikan dukungan kepada gereja-gereja untuk mewujudkan pemenuhan hak dan perlindungan anak. 

 

Baca Juga: Pelayan Anak di Indonesia Menyatukan Hati Mengerjakan Pelayanan Anak bersama CBN

 

Indikasi Gereja Ramah Anak

Gereja ramah anak adalah sistem perlindungan anak berbasis gereja yang menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, bertumbuh kembang, berpartisipasi dalam iman Kristiani dan mendapatkan perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

Bagaimana sebuah gereja dikatakan sudah ramah anak?

Idealnya, gereja adalah tempat dimana setiap jemaat dari usia termuda hingga yang paling tua mendapatkan pelayanan bukan saja secara rohani tetapi juga jasmani. Gereja perlu menjamin kebutuhan jemaatnya secara seimbang, baik jasmani maupun rohani. Tetapi pastinya belum semua gereja memenuhi peran ini karena beragam faktor yang dihadapi. Jadi, melalui Gereja Ramah Anak diharapkan gereja bisa berfungsi bukan hanya didatangi hanya sekali seminggu, tetapi juga bisa difungsikan setiap hari sebagai tempat pembelajaran melalui berbagai kegiatan yang mengedepankan pada pemenuhan hak anak, termasuk bagi anak berkebutuhan khusus.

 

Syarat Sebuah Gereja Dikatakan Ramah Anak

Ada 7 syarat sebuah gereja dikatakan Gereja Ramah Anak:

1. Adanya kebijakan perlindungan anak di gereja atau sinode.

2. Adanya data berdasarkan jenis kelamin dan usia anak.

3. Adanya anggaran yang memadai untuk pelayanan anak (minimal 20%) dari anggaran gereja.

4. Adanya forum anak di gereja yang dilibatkan dalam pengambilan keputusan.

5. Adanya program pengasuhan anak yang holistik di gereja.

6. Adanya sistem perlindungan anak berbasiskan gereja dan adanya sumber daya dalam gereja yang mempunyai kapasitas untuk mendampingi anak yang berhadapan dengan hukum.

7. Tersedianya kelompok belajar atau PAUD di gereja yang diintegrasikan di sekolah minggu gereja.

 

Baca Juga: 3 Landasan Alkitabiah Pelayanan CBN Indonesia untuk Generasi Anak

 

Sementara Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga berharap penerapan Gereja Ramah Anak ini bisa menjadi langkah untuk melindungi anak dari laju arus informasi yang semakin tidak terbendung. Banyak informasi yang tidak layak anak beredar, seperti informasi dan tayangan berunsur pornografi, kekerasan, dan lain sebagainya. Sehingga lewat teknologi informasi, gereja dapat memberikan pelayanan pada murid dan edukasi untuk memperkokoh keimanan, serta edukasi literasi digital. Anak-anak juga jadi punya bekal untuk menyaring informasi.

 

BACA HALAMAN BERIKUTNYA --->

Halaman :
12Tampilkan Semua

Ikuti Kami