Stunting pada Anak: Mengungkap Ancaman Serius terhadap Generasi Muda
Sumber: jawaban.com

Health / 22 August 2023

Kalangan Sendiri

Stunting pada Anak: Mengungkap Ancaman Serius terhadap Generasi Muda

Claudia Jessica Official Writer
1258

Stunting, masalah pertumbuhan kronis pada anak yang diakibatkan oleh kekurangan gizi dan nutrisi, telah menjadi salah satu tantangan serius dalam kesehatan anak di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Stunting terjadi ketika anak tidak tumbuh sesuai dengan tinggi badan yang diharapkan untuk usianya. Kondisi ini disebabkan oleh kekurangan gizi kronis, terutama pada periode 1.000 hari pertama kehidupan anak, yaitu dari masa kehamilan hingga usia dua tahun. Nutrisi yang tidak memadai selama periode kritis ini dapat menghambat pertumbuhan tulang dan otak anak secara permanen.

Stunting bukan hanya masalah fisik, tetapi juga memiliki dampak jangka panjang yang melibatkan aspek kognitif dan sosial. Di Indonesia, khususnya di Nusa Tenggara Timur (NTT), stunting telah menjadi isu yang mendesak, mengancam masa depan generasi muda.

 

BACA JUGA: Nono, Anak Jenius Asal NTT yang Jadi Juara Matematika Tingkat Dunia. Adakah Nono Lain di NTT?

 

Menurut Kepala Dinas Kesehatan, Kependudukan, dan Pencatatan Sipil Provinsi NTT Ruth D Laiskodat mengatakan pada Februari 2023 lalu bahwa anak dengan stunting di NTT sebanyak 67.538 anak.

Kendati sudah menurun dari tahun sebelumnya dimana anak menderita stunting mencapai 77.338 anak. Namun, jumlah ini masih terlalu banyak. Apa saja bahaya penderita stunting?

1. Gangguan Pertumbuhan Fisik

Anak yang mengalami stunting akan memiliki tinggi badan yang lebih pendek dari anak seusianya. Ini bukan hanya masalah estetika, tetapi juga bisa menghambat kemampuan fisik mereka di kemudian hari.

2. Masalah Kognitif dan Kecerdasan

Stunting dapat mempengaruhi perkembangan otak, yang pada gilirannya mempengaruhi kualitas pendidikan dan kemampuan belajar anak. Anak stunting cenderung memiliki keterbatasan dalam kemampuan kognitif dan kecerdasan.

3. Kemampuan Produktivitas Masa Depan

Anak-anak yang mengalami stunting berisiko mengalami masalah kesehatan sepanjang hidup mereka, seperti penyakit kronis dan gangguan kekebalan tubuh. Ini dapat mempengaruhi produktivitas mereka sebagai anggota masyarakat di masa dewasa.

4. Siklus Kemiskinan Berlanjut

Stunting dapat menjadi siklus yang berlanjut. Anak-anak yang mengalami stunting lebih mungkin tumbuh menjadi orang dewasa dengan pendapatan yang rendah dan risiko kesehatan yang tinggi, menghasilkan generasi yang tidak produktif secara ekonomi.

 

BACA JUGA: Sulitnya Seorang Petani Mendapat Pelayanan Kesehatan di Desanya, Bagaimana Akhirnya?

 

Ini mengindikasikan adanya masalah serius dalam akses gizi dan nutrisi yang mempengaruhi pertumbuhan anak-anak di provinsi ini. Untuk mencegah masalah ini, CBN rindu menolong anak-anak di Sumba Timur, khususnya anak-anak Desa Tanaraing.

Kemiskinan membuat anak-anak di desa ini tidak bisa menerima hak-hak dasar, termasuk gizi baik. Gizi buruk menjadi salah satu masalah bagi anak-anak Desa Tanaraing.

Dengan memberikan perhatian khusus terhadap kualitas gizi dan nutrisi anak-anak, kita dapat merangkul masa depan yang lebih baik bagi anak-anak Indonesia, khususnya bagi anak-anak Desa Tanaraing.

CBN percaya bahwa anak-anak di Desa Tanaraing juga memiliki potensi dan kesempatan yang sama seperti anak-anak lain untuk menjadi generasi penerus dan menjadi pemimpin bangsa ini. Mari ulurkan tangan Anda untuk menciptakan perubahan bagi anak-anak Desa Tanaraing, donasi sekarang.

Sumber : jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami