Bagaimana Cara Menjadi Pelayan Tuhan yang Setia? Begini 8 Caranya...
Sumber: canva.com

Kata Alkitab / 24 July 2023

Kalangan Sendiri

Bagaimana Cara Menjadi Pelayan Tuhan yang Setia? Begini 8 Caranya...

Bella Tiurma Official Writer
4002

Menjadi pelayan Tuhan yang setia adalah panggilan yang mulia dan penuh tanggung jawab bagi setiap orang yang hidup di dalam Tuhan untuk melayani Tuhan dan sesama. Sebagai pelayan Tuhan yang setia, tidak hanya sekadar menjalankan tugas rohani saja, tetapi hidup dengan memiliki integritas, ketulusan, dan ketekunan dalam mengikut Yesus Kristus. 

Kebanyakan orang menganggap bahwa menjadi pelayan Tuhan adalah panggilan yang mendalam dan memberikan arti sejati bagi kehidupan. Namun, tantangan yang dihadapi sebagai pelayan Tuhan pun tidaklah sedikit. Tetapi dengan ketekunan, kesetiaan, dan ketergantungan pada Tuhan, panggilan dalam melayani ini mampu dijalani dengan sukacita. 

Lalu bagaimana caranya kita mampu menjadi pelayan Tuhan yang setia? 

“Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian. Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah.” - Kolose 3 : 12 - 15 

Melalui bimbingan yang diberikan Alkitab, berikut ini 8 ciri menjadi pelayan Tuhan yang setia. 

 

Baca Juga : Untuk Menjadi Pelayan dan Gembala Yang Setia. Inilah Karakter Yang Harus Kamu Miliki!

 

1. Menjadi Pribadi Pengikut dan Pemimpin 

“Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.” - Yohanes 12 : 26 

Sebagai umat Kristien yang setia mengasihi Kristus dan menaruh hidupnya untuk terus mengikut Yesus, maka di dalam menjalani kehidupan ketika kita membuat pilihan tentang apa yang harus dilakukan akan memilih apa yang akan Yesus pilih dan pergi kemana Yesus akan pergi. Sehingga seorang pelayan Tuhan yang setia turut bersedia untuk mengajar orang lain bagaimana cara mengikut Yesus. 

2. Memiliki Kerendahan Hati 

Menjadi pribadi yang menyerahkan dirinya menjadi pelayan Tuhan yang setia tidak akan bertindak dengan cara yang lebih tinggi dari yang lainnya, kita akan hidup dengan kerendahan hati dan tidak ada kesombongan.

“Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa mereka yang disebut pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesarnya menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya. Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." - Markus 10 : 42 - 45 

3. Memiliki Hati yang Lembut 

Bagi kebanyakan orang menjadi pribadi dengan hati yang lemah lembut bukan berarti kita menjadi lemah. Tetapi dengan kelemahlembutan yang kita miliki sebagai pelayan Tuhan yang setia akan memberikan kekuatan yang terkendali. Karena setiap umat Kristiani yang menjadi pelayan Tuhan yang setia akan mengetahui kapan diperlukan sikap lemah lembut dan melayani dengan cara yang menggambarkan karakter Kristus. 

“Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu. Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera: satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu,” - Efesus 4 : 2 – 4  

 

Baca Juga : Melayani Dengan Semangat yang Menyala-nyala

 

4. Pribadi yang Murah Hati 

“Tetapi Engkau, ya Tuhan, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih dan setia.” - Mazmur 86 : 15 

Menjadi pelayan Tuhan yang setia berarti memiliki pribadi yang panjang sabar untuk melayani setiap orang sekalipun mereka belum siap untuk dilayani. Ada kalanya kita perlu untuk menunggu waktu yang tepat menjadi pelayan bagi sesama di dalam Kristus. Sehingga sebagai seorang pelayan Tuhan yang setia akan dengan sabar untuk mengambil di setiap kesempatan untuk menerima uluran tangan Tuhan untuk menjalani setiap tujuan dalam melayani. 

“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” - Roma 8 : 28 

5. Memiliki Kesabaran 

Sebagai pelayan Tuhan yang setia akan melakukan segala sesuatunya dengan penuh kehati-hatian dan tidak memaksakan panggilannya terhadap orang lain. Karena kita tidak bisa menjadikan semua orang untuk menjadi sukarelawan dan mau melayani. Namun, kita bisa menjadi seorang yang ahli dalam melayani orang lain, tetapi dalam pelayanan ini perlu dengan kesabaran dan kehati-hatian agar tdak menyebabkan orang lain melayani dengan kapasitas yang tidak semestinya 

Oleh karena itu, apa yang diberikan Tuhan kepada kita sebagai pelayanNya, hendaknya kita memberikan yang serupa dengan apa yang telah Tuhan perbuat kepada kita. Sama seperti yang telah tertulis di dalam Efesus 6 : 9 “Dan kamu tuan-tuan, perbuatlah demikian juga terhadap mereka dan jauhkanlah ancaman. Ingatlah, bahwa Tuhan mereka dan Tuhan kamu ada di sorga dan Ia tidak memandang muka.” 

 

Baca Juga : Mempersembahkan Waktu, Bakat dan Harta Bagi Tuhan

 

6. Penatalayanan yang Baik 

Menjadi pribadi yang telah memberikan hidupnya sebagai pelayan Tuhan yang setia, bukan hanya memberikan persembahan saja tetapi harus rela memberikan karunia dan talentanya. Karena bakat yang kita berikan adalah tanda komitmen kita untuk bisa melayani orang lain dengan hati yang bersyukur atas anugerah yang telah diberikan kepada kita.

“Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.” - 1 Petrus 4 : 10 

7. Pandangan ke Masa Depan 

“Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.” - Yakobus 1 : 2 – 3 

Apa yang telah terjadi di dalam kehidupan kita akan menjadi sebuah pengalaman yang akan menjadi pelajaran dan mengaplikasikannya di masa depan dalam situasi dimana kita dapat melayani. Karena sebagai pelayan Tuhan yang setia akan memahami bahwa pencobaan dan kesengsaraan yang terjadi akan menumbuhkan pribadi yang sabar dan kesabaran akan mendatangkan sebuah pengalaman. 

Oleh karena itu, kita akan mengerti bahwa setiap pengalaman yang terjadi di dalam hidup kita akan menghasilkan harapan. Seperti yang tertulis dalam Roma 5 : 2 – 5 “Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah. Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.” 

 

Baca Juga : Hati-hati Pakai 4 Alasan Ini Saat Putuskan Berhenti Ambil Bagian di Pelayanan

 

8. Menjadi Pribadi yang Tidak Egois 

Pelayan Tuhan yang setia tidak pernah menempatkan setiap kebutuhan pribadi di atas kebutuhan orang lain. Sama seperti Yesus yang hadir tidak pernah mementingkan dirinya sendiri karena DIa datang untuk melayani bukan untuk dilayani. Seperti yang tertulis di dalam Matius 20 : 28 “sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." 

Tak sekalipun Yesus menempatkan kepentingan pribadi di atas yang lain, apalagi Dia datang untuk mengorbankan dirinya yang paling pertama ketika di kayu salib. Sehingga kita yang hidup sebagai pelayan Tuhan yang setia perlu melayani dengan tidak egois dengan kepentingan kita pribadi, tetapi melayani dengan mementingkan keperluan sesama.

Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami