"Sound of Freedom," sebuah film berbasis iman yang baru dirilis pada Selasa (04/07/2023), berhasil mengungguli salah satu film baru dari Disney atau Lucasfilm dan menduduki peringkat pertama di box office. Film ini diputar di 2.600 bioskop dan mengisahkan kisah nyata seorang pria yang melawan perdagangan anak.
Tak hanya itu, film ini juga menghadirkan pesan yang berani, dengan menyuarakan kebebasan jutaan anak yang menjadi korban perdagangan manusia. Bahkan, film ini menegaskan bahwa "anak-anak Tuhan tidak untuk dijual."
Diproduksi oleh Angel Studios dan disutradarai oleh Alejandro Monteverde, "Sound of Freedom" meraih rating A+ dari CinemaScore, mendapatkan skor 85% dari kritikus, dan mencatat penilaian 99% dari penonton di Rotten Tomatoes.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada penggemar di seluruh negeri yang telah membuat 'Sound of Freedom' menjadi film nomor satu di Amerika pada Hari Kemerdekaan. Kami sangat menghargai respon yang positif mengenenai bioskop yang penuh dan tiket yang terjual habis. Film ini telah melampaui status sebagai sekadar karya seni, tetapi juga menjadi sebuah gerakan akar rumput," ujar Neal Harmon, CEO Angel Studios, dalam pernyataannya kepada The Christian Post.
Menariknya, lima tahun sebelum perilisan film ini, "Sound of Freedom" sebenarnya telah melakukan penandatanganan kesepakatan dengan Disney. Namun, perjanjian tersebut kemudian dibatalkan. Meskipun menghadapi penolakan dari beberapa studio Hollywood, Angel Studios berhasil mendapatkan hak distribusi global pada awal tahun ini, dan kini film ini meraih kesuksesan yang gemilang.
Angel Studios juga sangat memperhatikan pentingnya pendidikan tentang kejahatan yang ada di dunia ini dan mendorong keluarga, termasuk remaja, untuk menonton film ini. Dengan demikian, setiap remaja dapat belajar dari pengalaman yang ditampilkan dalam film tersebut.
Baca Juga : Sound of Freedom, Film Kisah Nyata Pembebasan Anak-anak Dari Perdagangan Manusia
Saat pemutaran perdana di Miami, sutradara Monteverde mengungkapkan bahwa dia sangat serius mengenai apa yang dikatakan Yesus kepada murid-murid-Nya dalam Lukas 17:1-2, "Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Tidak mungkin tidak akan ada penyesatan, tetapi celakalah orang yang mengadakannya. Adalah lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya, lalu ia dilemparkan ke dalam laut, dari pada menyesatkan salah satu dari orang-orang yang lemah ini."
Selain itu, Verastegui, produser film, menekankan keinginannya untuk mendorong pemerintah agar menangani masalah ini sebagai prioritas utama. Ini bukan hanya tugas pemerintah semata, tetapi juga tanggung jawab seluruh masyarakat.
"Yang paling menyakitkan bagi saya adalah bahwa orang-orang yang melakukan ini kepada anak-anak adalah manusia seperti kita, terbuat dari substansi yang sama. Mereka bukanlah makhluk asing yang menjadi musuh kita, melainkan manusia seperti kita. Jadi, pada saat apa yang terjadi pada mereka?" ungkap Verástegui.
"Yang paling menyakitkan bagi saya adalah bahwa orang-orang yang melakukan ini kepada anak-anak adalah manusia seperti kita, terbuat dari substansi yang sama. Mereka bukanlah makhluk asing yang menjadi musuh kita, melainkan manusia seperti kita. Jadi, pada saat apa yang terjadi pada mereka?" ungkap Verástegui.
Sumber : christiantoday.com