Bagaimanakah Cara Orang Kristen Memberi pada Pengemis?
Sumber: pexels.com

Kata Alkitab / 15 July 2023

Kalangan Sendiri

Bagaimanakah Cara Orang Kristen Memberi pada Pengemis?

Aprita L Ekanaru Official Writer
1789

Banyak pendapat yang berbeda mengenai cara membantu para pengemis dan peminta-minta. Beberapa orang memilih memberikan uang kepada mereka dan membiarkan mereka menentukan penggunaannya, entah untuk makanan, atau lainnya. Namun, ada juga yang lebih suka memberikan dalam bentuk barang atau sembako daripada uang, karena khawatir uang tersebut tidak akan digunakan dengan benar.

Apakah yang sebenarnya benar? Secara keagamaan, kita memang memiliki kewajiban untuk membantu orang miskin. Namun, apakah tanggung jawab kita berhenti pada memberi saja? 

 

BACA JUGA: Kisah Nyata Pria yang Bakar Kakinya Demi Mengemis

 

Sebagian orang memilih memberikan tumpangan ke tempat penampungan terdekat atau menyumbangkan uang langsung ke tempat penampungan. Dengan mendukung tempat penampungan ini, kita dapat membantu orang miskin yang berpotensi menjadi pengemis di jalanan. Jika gereja setempat memiliki "bank makanan," kita dapat berkontribusi di sana dan mengarahkan para pengemis untuk mendapatkan bantuan di sana.

Pendekatan ini mungkin merupakan cara terbaik untuk memenuhi kebutuhan mereka tanpa mendorong mereka melakukan dosa. "Bank makanan" gereja juga memberikan kesempatan untuk menyampaikan Injil kepada mereka yang membutuhkan. Allah memerintahkan orang Kristen untuk membantu orang miskin, dan Dia akan memberkati kita saat melakukannya. 

Seperti yang diungkapkan Daud dalam Mazmur 41:1-2"Berbahagialah orang yang memperhatikan orang lemah! TUHAN akan melindunginya di saat kesusahan. TUHAN akan menjaga dan memeliharanya, sehingga ia dipanggil berbahagia di dunia; Engkau tidak akan menyerahkan dia kepada keinginan musuhnya!" Membantu orang miskin, termasuk para pengemis di jalanan, adalah tindakan yang benar. Setiap orang Kristen memiliki tanggung jawab untuk membantu mereka, karena itulah yang diperintahkan oleh Allah. Tidak lupa, kita juga perlu berdoa bagi mereka yang kurang beruntung ini. 

 

BACA JUGA: Bagaimana Hidup Bermurah Hati? Perhatikan 3 Cara Ini...

 

Dalam iman Kristen, sedekah sendiri dapat diartikan sebagai bentuk nyata dari iman yang ditunjukkan melalui tindakan baik kepada sesama tanpa mengharapkan imbalan, termasuk penghargaan dari Tuhan. Sebaliknya, sedekah diberikan karena Tuhan telah memberikan anugerah terbesar dalam hidup kita, yaitu Yesus Kristus, Anak-Nya yang tunggal. Oleh karena itu, sedekah adalah ungkapan kasih yang dirasakan oleh seseorang yang telah menerima penebusan dari Kristus. Sebagai wujud cinta dan rasa syukur kepada Tuhan, sedekah merupakan cara untuk menyatakan pengabdian kepada-Nya dan kasih terhadap sesama.


BACA HALAMAN SELANJUTNYA >>

Hal tersebut juga dialami dalam hidup Tabita (atau Dorkas). Ia adalah seorang perempuan yang hidup pada zaman awal gereja Kristen. Menariknya, dalam kisah Tabita yang terdapat dalam Kisah Para Rasul 9 ayat 36: pertama, Tabita adalah seorang murid; kedua, ia banyak melakukan perbuatan baik dan memberikan sedekah. Meskipun tidak dimaksudkan sebagai teks dogmatis, kisah ini memberikan contoh kepada kita bahwa perbuatan baik dan sedekah harus dimulai dari hati sebagai murid Kristus. Sebaliknya, seorang murid Kristus yang sejati akan terlihat dari perbuatan baik dan kasihnya kepada sesama. Menjadi murid adalah status, tetapi perbuatan baik dan sedekah adalah bukti dari status tersebut. Menjadi murid mengacu pada iman kepada Kristus, sedangkan perbuatan baik dan kasih kepada sesama adalah hasil yang indah dari iman yang sejati. Oleh karena itu, apa yang dikatakan Yakobus adalah benar: "Iman tanpa perbuatan adalah mati." (Yakobus 2:17)

Dan iman yang disertai dengan perbuatan baik itu memberi bekas yang mendalam dan berdampak sangat luas. Tidak mengherankan bahwa ketika Tabita meninggal dunia, para janda di Yope yang merasakan kebaikannya “datang berdiri dekatnya dan sambil menangis mereka menunjukkan kepadanya semua baju dan pakaian, yang dibuat Dorkas waktu ia masih hidup” (Kisah Para Rasul 9:39).

Selama hidupnya, Tabita sering membuat pakaian untuk para janda di Yope yang hidup dalam kesederhanaan. Tabita melaksanakan pelayanan ini dengan tekun sampai akhir hidupnya. Karena itu, banyak lembaga yang mengambil nama "Dorkas" atau "Tabita" untuk merujuk pada kegiatan mereka yang meringankan beban sesama.

Pada akhir kisah ini, melalui rahmat dan kuasa Tuhan, Petrus membangkitkan Tabita. Tabita dalam kisah ini telah bangkit dan hidup kembali bersama para janda di Yope. Namun, bagaimana dengan "Tabita" yang ada dalam hati kita? Apakah kita juga bangkit bersama Tabita dalam karya kasih dan sedekah kepada sesama? Siapa yang ingin Anda bantu hari ini?

 

BACA JUGA:

Berdonasi Untuk Bantu Orang Lain, Apa Sih Yang Alkitab Sampaikan Soal Tindakan Ini?

The Art of Giving, The Art of Happiness

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami