Perubahan sosial dan budaya membawa pergeseran dalam peran gender di masyarakat. Salah satu perubahan yang terjadi adalah semakin banyak perempuan yang meraih pendidikan tinggi dan mencapai prestasi akademik yang tinggi. Namun, meskipun semakin banyak perempuan yang berhasil dalam bidang pendidikan, masih ada beberapa suami yang merasa cemas atau takut ketika istrinya memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi daripada mereka.
BACA JUGA: Istri Tetap Bekerja Setelah Menikah? Simak 5 Alasannya...
Apakah yang menjadi ketakutan suami ketika menghadapi situasi ini? Berikut adalah beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebab ketakutan tersebut:
1. Mau menyaingi suami
Perempuan yang memiliki pendidikan tinggi sering dianggap sebagai ancaman bagi laki-laki dalam hal persaingan karir. Pandangan ini mengabaikan hak setiap individu untuk meraih kesuksesan dan mengembangkan potensi diri, tanpa memandang jenis kelamin.
2. Tidak butuh laki-laki
Ada pandangan bahwa perempuan berpendidikan tinggi tidak membutuhkan kehadiran laki-laki dalam hidup mereka. Namun, perempuan yang memiliki pendidikan tinggi tidak menolak keberadaan laki-laki, namun lebih mengedepankan persamaan hak dan kesetaraan dalam hubungan.
3. Menyalahi kodrat karena harusnya perempuan hanya di rumah
Stigma ini menganggap bahwa perempuan hanya seharusnya mengurus rumah tangga dan keluarga. Padahal, setiap individu memiliki hak untuk menentukan pilihan hidupnya sendiri, termasuk dalam hal mengejar karir dan pendidikan.
4. Bikin suami kalah
Anggapan ini merujuk pada pandangan bahwa perempuan yang berpendidikan tinggi akan membuat suami merasa terancam atau rendah diri. Sebenarnya, kesuksesan dan pencapaian seseorang tidak harus berbanding terbalik dengan pasangannya. Pasangan yang sehat akan saling mendukung dan membangun satu sama lain.
5. Kurang menghargai/menghormati suami
Stigma ini menyalahkan perempuan berpendidikan tinggi karena dianggap kurang menghargai peran suami. Namun, setiap hubungan seharusnya didasari oleh saling menghormati dan menghargai peran masing-masing, tanpa memandang tingkat pendidikan.
BACA JUGA: Ngantor Di Rumah Sendiri Sambil Urus Anak? Inilah 3 Tantangan Yang Harus Dihadapi!
Mengapa sebagian perempuan, termasuk ibu, masih ingin melanjutkan pendidikan?
Menurut teori Abraham Maslow mengenai hierarki kebutuhan, setiap individu memiliki hierarki kebutuhan yang perlu dipenuhi dalam kehidupan sehari-hari. Dua kebutuhan teratas dalam hierarki ini adalah aktualisasi diri dan penghargaan. Kedua kebutuhan ini bisa menjadi alasan mengapa seseorang mengambil langkah untuk mengejar pendidikan tinggi.
Aktualisasi diri adalah kebutuhan untuk mencapai potensi penuh dan mengembangkan diri secara pribadi. Dengan melanjutkan pendidikan, seseorang dapat mengasah pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya, serta mengikuti minat dan passion yang mungkin tidak terwujud sebelumnya. Dalam hal ini, perempuan yang ingin melanjutkan pendidikan memiliki keinginan untuk mengembangkan potensi diri mereka.
Penghargaan atau merasa dihargai juga menjadi kebutuhan penting bagi individu. Dengan memperoleh pendidikan tinggi, perempuan dapat memperoleh pengakuan dan penghargaan dari masyarakat, keluarga, dan bahkan diri sendiri. Prestasi akademik yang dicapai melalui pendidikan tinggi dapat memberikan kebanggaan dan rasa pencapaian yang memuaskan.
Namun, bagaimana agar pasangan dapat saling mendukung dalam pemenuhan kebutuhan ini? Meskipun tidak ada rumus pasti, kunci utamanya adalah komunikasi mengenai kebutuhan kita kepada pasangan. Beberapa langkah yang dapat dicoba antara lain:
Sumber : @parentalk.id | Jawaban.com