Penyesalan Terbesar Mantan Transgender Thailand Sejak Ubah Organ Vitalnya
Sumber: Jawaban.com

Milenial / 8 July 2023

Kalangan Sendiri

Penyesalan Terbesar Mantan Transgender Thailand Sejak Ubah Organ Vitalnya

Lori Official Writer
2720

Namaku Chawit Piroonhapat, biasa disapa New. Aku adalah mantan transgender wanita asal Thailand. Bersyukur, Tuhan menyelamatkan dan membebaskan aku dari kebimbanganku akan identitas diriku dan ketertikatanku dengan sesama jenis. Inilah ceritaku yang aku ingin bagikan kepada kalian.

 

Dikelilingi Oleh Banyak Sosok Perempuan Sejak Kecil

Sejak aku masih kecil, aku tumbuh dengan banyak anggota keluarga perempuan. Aku menjalani kehidupan yang tidak mendapatkan figur seorang pria dalam hidupku bahkan sejak aku masih anak-anak. Aku mengalami kebingungan gender. Aku juga merasakan ketertarikan dengan sesama jenis.

Jadi, ketika masih kecil aku diam-diam berpakaian seperti seorang perempuan. Seperti memakai lipstik atau pakaian perempuan seperti pakaian ibuku atau pakaian nenekku. Ada sesuatu yang membuatku berbeda sebagai seorang anak dan dijadikan sebagai bahan lelucon, dibully sejak TK. Itu adalah masa kecil yang tidak mudah aku lalui. 

 

Baca Juga: Pengakuan Jonathan Tan, Hidup Sebagai Transgender yang Diidolakan Banyak Pria

 

Mulai Berpenampilan Seperti Perempuan

Saat mulai beranjak dewasa, aku mencoba memanjangkan rambutku. Aku membiarkan rambutku panjang dan mulai memakai riasan wajah tidak lagi diam-diam, tapi sudah mulai menunjukkan secara terbuka saat aku pergi bersama teman-temanku.

Semakin aku mencoba mengubah penampilanku seperti laiknya perempuan, sepertinya semakin terbuka pintu untuk mencoba eksperimen yang lebih besar. Aku dilahirkan sebagai laki-laki tapi ada keinginan di dalam diriku untuk menjadi perempuan.

 

Diliputi Tanda Tanya

Aku selalu bertanya “Kenapa aku seperti ini? Apakah ada yang salah denganku?”

Jadi aku pergi ke dokter memeriksakan DNA dan hormonku. Aku hanya ingin tahu apakah ada yang salah dengan hormonku? Atau apakah ada sesuatu yang salah dengan DNA-ku? 

Waktu hasil pemeriksaannya keluar, ternyata tak ada yang salah denganku. Kromosom dan hormonku normal, seperti remaja laki-laki normal lainnya. Tapi aku justru kecewa karena aku benar-benar berpikir ada yang salah di dalam diriku sejak aku kecil. Dan itu semakin membuatku kebingungan.

Aku memutuskan untuk mengkonsumsi hormon wanita sampai aku berumur 21 tahun. Waktu aku mengkonsumsi hormon ini, pikiranku malah dipenuhi beragam pertanyaan. Aku kuatir dan cemas akan banyak hal. Kondisi ini membawaku ke psikolog selama satu tahun. Dan hasilnya mereka memberitahu kalau aku mengidap disforia gender. Aku mengalami gangguan identitas.

Jadi, supaya aku tak lagi merasa bingung dengan identitasku aku harus menjalani operasi. 

 

Baca Juga: Antoine Bou Ezz, Transgender yang Kembali Jadi Laki-laki Setelah Mendengar Tentang Yesus

 

Menjalani Operasi Ganti Kelamin

Negaraku, Thailand, bukan hanya dikenal sebagai tempat bagi para LGBT tapi juga tempat melakukan operasi ganti kelamin yang prosedurnya sangat mudah. Jadi aku bisa dengan mudah melakukan operasi ganti kelamin karena ada banyak dokter yang secara legal mau melakukan operasi ganti kelamin. 

Awalnya, aku berpikir dengan operasi ganti kelamin atau operasi implant payudara akan menjadi solusi dari kebingungan yang aku alami sejak kecil.

Bahkan dokter meyakinkan kalau operasi ganti kelamin adalah solusinya. Walaupun aku agak gugup, tapi waktu itu aku berharap operasi bisa membuatku puas. Dan operasi membuat penampilanku benar-benar berubah.

Waktu aku berdandan, menata rambut, memakai rias wajah, aku melakukannya supaya aku mendapat validasi dari orang lain. Dan aku akhirnya mendapatkannya. Orang-orang mulai memuji dan berkata “Wow, kamu cantik sekali!” Ya rasanya bahagia sekali. Tapi itu hanya sebentar. 

Aku selalu ingin mendapat pujian yang lebih. Aku butuh validasi yang lebih lagi dari orang lain. Akum au lebih banyak orang memujiku. Dan aku harus memaksa diriku untuk terlihat menarik supaya orang-orang bisa memujiku. 

Aku tak mau dikenal sebagai transgender. Tapi aku mau dikenal sebagai wanita yang natural. Dan lewat operasi ini aku berpikir akan membuatku bahagia dan damai. Tapi nyatanya tidak!

 

Alami Komplikasi Pasca Operasi

Aku mengalami komplikasi pasca operasi. Hormon menyebabkan efek samping setelah operasi...

 

BACA HALAMAN BERIKUTNYA --->

 

Itu adalah waktu-waktu yang sangat sulit buatku. Kebenaran yang aku sadari adalah sekeras apapun aku berusaha mengubah diriku menjadi wanita nyatanya aku tetap tak akan pernah bisa menjadi wanita sesungguhnya. Karena pria tak akan pernah bisa menjadi seorang wanita.

Aku tak bisa punya bayi atau aku tak bisa hamil. Aku tak bisa mengalami menstruasi. Itu mustahil! 

DNA-ku masih seorang pria dan tidak akan bisa berubah. Dan aku akhirnya jatuh dalam stress dan rasa lelah. Karena aku sudah berusaha keras tapi ternyata usaha itu bukan jawaban dari kegelisahan yang aku alami selama ini.

 

Menemukan Jawaban Sejati

Aku mulai mempertanyakan diriku sendiri. “Apakah aku sudah melakukan hal yang benar? Apakah aku sudah berjalan di jalan yang benar?”

Aku dibesarkan di tengah keluarga Kristen. Jadi aku tahu cara berdoa ke Tuhan. Dan aku berdoa ke Tuhan, “Tuhan apakah aku sudah melakukan hal yang benar? Apakah menjadi wanita transgender adalah cara yang tepat untuk hidupku? Apakah menjadi wanita transgender adalah dosa? Jika aku tidak bertobat apakah aku akan masuk neraka?”

Aku mencari jawaban untuk setiap pertanyaan ini selama 3 bulan setiap hari. Aku berdoa dan bertanya ke Tuhan. Sampai akhirnya aku mendengar suara yang berkata, “Ya. Itu dosa!”

Waktu aku mendengar suara itu, aku tahu itu adalah Tuhan. Aku tersungkur di lantai. Aku berlutut tepat di sampung tempat tidurku. Hanya ada aku dan Tuhan saat itu. Dia mati karena dosa-dosa kita. Tak ada kasih yang lebih besar dari itu. Mau mengorbankan diri-Nya karena dosa orang lain dan kita semua supaya kita diselamatkan.

 

Baca Juga: Pengakuan Jonathan Tan, Hidup Sebagai Transgender yang Diidolakan Banyak Pria

 

Aku merasa sedih. Aku mau punya bagian tubuh laki-lakiku yang dulu. Sekarang aku tak lagi bisa punya anak biologis dan mulai merasa tertekan. Tapi aku mulai berdoa “Ambil nyawaku Tuhan. Aku tak ingin hidup lagi.” Bagiku ini sangat berat. 

Aku tak tahu bagaimana hidup menjadi laki-laki tanpa memiliki organ kelamin laki-laki. Tapi waktu itu kebenaran firman Tuhan mengingatkan aku bahwa bunuh diri adalah dosa. Bukan hanya membunuh orang lain, tapi mengambil nyawa sendiri adalah dosa. Tuhan membawaku untuk membagikan kesaksian ini kepada semua orang. 

Aku berharap kisahku bisa menolong orang lain yang sedang mengalami perasaan bimbang seperti yang aku alami sejak kecil. Atau bagi orang yang saat ini sedang mempertimbangkan ingin melakukan operasi ganti kelamin. Jadi aku mau bilang jangan lakukan itu! Karena kalau kamu melakukannya sekarang, kamu tak akan bisa mendapatkan kembali bagian tubuhmu yang lama. 

Bagaimana Tuhan terus mengubah hidupku seperti sekarang? Saksikan kisahku selengkapnya di Youtube Channel Solusi TV di bawah ini.

 

Apakah Anda diberkati dengan artikel ini dan rindu agar orang lain ikut diberkati? Mari bersama-sama dengan kami terus menghasilkan konten-konten inspiratif dengan terus mendukung pelayanan kami dengan klik link di bawah.

 

DONASI

Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami