Jadi korban pelecehan seksual di masa kecil dan mendapat
kekerasan fisik dari keluarganya karena kelainan yang dialaminya, membuat Antoine
Bou Ezz mencari jati dirinya yang lain. Dia pun memilih untuk mengubah dirinya dari seorang pria
menjadi wanita. Setelah merasa layak secara fisik, Antoine akhirnya menjajak
kemampuannya di dunia model sampai benar-benar sukses dan mendapatkan segala hal yang disebut dengan kenikmatan dunia.
Sayangnya, semua kesuksesan yang diraihnya tetap tak mampu
menghapus memori penderitaan yang dialaminya di masa kecil. Demikian kisah seorang Antoine yang dituturkannya sendiri:
“Sejak kecil aku sudah mengalami penderitaan mulai saat aku dilecehkan
secara seksual. Apalagi waktu itu, aku tumbuh di tengah perang di negaraku
Lebanon. Aku pun merasakan dampak dari keadaan mengerikan itu. Di usia 4 tahun, ayahku meninggal dan aku bahkan tak punya banyak kesempatan untuk mengenalnya lebih dekat.
Aku seringkali datang ke tempat tidurnya dan berharap dia
datang dan memelukku. Aku berharap bisa menangis dipelukannya dan mengungkapkan
semua rasa takut dan perasaan kotor akan tubuhku sebagai korban
pelecehan seksual. Aku selalu terganggu dengan pikiran-pikiran itu dan terus mencoba untuk melupakan semua yang aku alami.
Aku selalu menyalahkan ayahku dan terus meneriakinya: Kenapa
ayah meninggalkanku? Kenapa ayah tidak melindungiku dari penderitaan yang aku
alami ini? Dimana keceriaan masa kanak-kanakku? Dimana kasih itu? Kenapa kasih sayang dan kelemah lembutan itu hilang? Ayah, kau dimana?
Aku selalu merasa seperti orang asing baik di rumah, di
sekolah maupun di jalanan. Banyak orang yang terus melontarkan ejekan ke arahku. Mereka menyebutku banci, gay dan sebagainya.
Suara-suara mereka menjatuhkan harga diriku. Hak paling
mendasar yang aku punya diperkosa dan diambil dariku. Sementara anak-anak lain
bermain, bersenang-senang dan menikmati hidup mereka di sekolah, aku bisanya
hanya duduk sendirian, penuh rasa sakit, dan merasa jauh lebih tua dari teman-temanku.
Bertahun-tahun berlalu, aku tumbuh dewasa. Saat itu aku
merasa mulai tidak nyaman dengan kulit yang aku punya. Di dalam diriku timbul
peperangan. Satu suara berbisik: Kalau kamu mau merasa kuat lagi, biarkan aku mengganti rupamu dan mengubahnya jadi rupa yang akan memuaskanmu.
Kemudian, akupun menjalani operasi plastik dan membiarkan
rambutku tumbuh memanjang, layaknya seperti wanita. Aku mulai hidup dalam mimpi dan ilusi. Aku
mengejar ketenaran dan uang. Aku bahkan mulai sombong dan merasa bangga pada
diriku sendiri karena berhasil meraih kesuksesan di dunia modeling. Aku sering berkunjung ke klub malam, minum-minuman dan menjalin hubungan kotor.
Aku pikir itulah jalan untuk meraih kebahagiaan dan kepuasan dalam hidup.
Sayangnya, itu semua salah. Aku benar-benar tersesat di
labirin yang lebih menyedihkan dan mengerikan. Semua ini hanyalah ilusi dan
fantasi. Luka fisik yang aku derita di masa kana-kanakku dan
kekerasan fisik yang dilakukan keluargaku masih membekas dan tak satupun yang bisa menyembuhkannya.
Tak ada satupun dari yang aku punya saat itu mampu memenangkan
ingatan akan peristiwa itu. Aku terus mencari cinta diantara hal yang aku
punya. Tetapi tetap saja aku hanya mendapat perlakuan yang tidak baik. Semua kenikmatan yang aku ciptakan sama sekali tak membuatku bahagia.
Sampai suatu hari, aku bertemu dengan seorang wanita yang
kemudian menjadi teman dekatku. Dia menyampaikan kabar baik kepadaku dan
mengatakan kalau semua penderitaan dan dosaku sudah dibereskan dan bahkan Yesus sendiri mampu menyelamatkan dan menghapus semua penderitaan itu.
Lalu dia menceritakan tentang karya penciptaan: Tuhan
menciptakan manusia dengan gambar-Nya. Dia menciptakan mereka pria dan wanita
dan Dia memberkati mereka dan memerintahkan supaya mereka beranak cucu, bertambah banyak dan memenuhi bumi.
Cerita inilah yang membuatku sadar kalau ternyata selama ini
aku sudah memberontak dan melawan kehendak Tuhan. Aku melawan Tuhan dengan
mengubah citra fisikku menjadi gender ketiga yang sama sekali tidak pernah
diciptakan Tuhan. Kedua, aku melawan prokreasi dan perintah untuk beranak cucu karena
hal itu hanya bisa dilakukan antara satu pria dan satu wanita. Dua pria atau
dua wanita yang menikah hanyalah bisa mempunyai anak dengan mengadopsi anak dari pasangan pria dan wanita.
Aku pun mulai merasa haus untuk mengetahui lebih banyak
tentang Tuhan melalui Kitab Suci dan aku akhirnya menemukan kebenaran ini: Aku
harus dilahirkan kembali. Dan dilahirkan kembali berarti bahwa aku akan meminta
Tuhan untuk memperbaharui hatiku dan membentukku, mengampuni dosa-dosa dan
pelanggaran-pelanggaranku. Dan Dia akan memberikan aku kembali maskulinitas dan pemikiranku yang baru.
Tak henti-hentinya aku meminta kepada Tuhan supaya aku diampuni dan
diubahkan menjadi seseorang yang memang Dia kehendaki. Sejak itulah hidupku
berubah. Hari-hariku dipenuhi dengan ketenangan. Pikiran dan jiwaku dipenuhi
dengan kedamaian sejati. Sukacita dari Tuhan membungkus hidupku.
Terima kasih Tuhan Yesus yang sudah mengijinkanku untuk
menemukanMu. Terima kasih sudah menarikku keluar dari lubang kehancuran.
Biarlah semua kemuliaan, keagungan, penyembahan dan pujian menjadi milikMu
selamanya karena Engkau sendiri layak menerimanya. Aku mengasihimu Yesus!