Beberapa tahun yang lalu, Inggris dihebohkan oleh kebijakan pendidikan terkait Hubungan dan Seks (Relationships and Sex Education atau RSE) di jenjang setara sekolah dasar yang memicu perhatian publik. Salah satu pengurus badan pengelola sekolah, Susan (bukan nama sebenarnya) dipecat karena menolak kebijakan tersebut pada Maret 2021.
Susan menolak dan menyatakan keberatannya perihal sistem pendidikan seks yang membahas tentang ideologi gender. Sistem pendidikan ini diterapkan untuk mendorong siswa mempertanyakan identitas gender mereka dan mengajarkan cara membedakan identitas gender dapat dilakukan dari jenis kelamin biologis, kepribadian, hobi, dan faktor lainnya.
Akibat penolakannya, Susan dikenakan larangan selama lima tahun untuk bekerja di badan pengelola sekolah di seluruh Inggris sejak Juni 2022. Karena ketidakpuasan Susan terhadap keputusan yang dijatuhkan kepada dirinya, ia melanjutkan kasus ini melalui proses banding dengan mengajukan gugatan hak kebebasan berekspresi.
Namun, baru-baru ini Pengadilan Tinggi membatalkan pemecatan dan tuduhan pelanggaran hukum setelah Susan memenangkan gugatannya karena keputusan pemecatan Susan adalah melanggar hukum.
"Dalam mengajar ideologi gender, saya prihatin dengan akibat yang mungkin berdampak buruk pada anak-anak. Saya sangat bersyukur bahwa keputusan saya dibenarkan," ungkapnya seperti yang dilaporkan oleh Christiantoday.com.
Baca Juga : Menghadapi Stereotip Gender, Bagaimana Orang Tua Dapat Membantu Anak Mengatasinya?
Setelah pemulihan dari pemecatan itu, Susan merasa sangat senang bisa kembali dan membantu sekolah dalam mengambil keputusan terbaik bagi semua anak terkait kebijakan tersebut.
Wakil Direktur The Christian Institute, Ciara Kelly, menyatakan, "Jika keputusan ini tetap berlaku, itu akan mengirim pesan yang mengerikan kepada kepala sekolah."
Dengan kembalinya Susan, The Christian Institute berharap dapat meyakinkan orangtua murid, menginspirasi lebih banyak orang Kristen untuk mengambil peran, dan mendorong setiap kepala sekolah untuk berkomitmen dalam menghormati identitas gender anak-anak.
Di sisi lain, kasus ini telah menarik perhatian Departemen Pendidikan Inggris yang akan menerbitkan panduan bagi sekolah tentang transgenderisme. Bahkan Perdana Menteri Rishi Sunak telah memerintahkan peninjauan kembali terhadap kebijakan RSE untuk memastikan bahwa sekolah tidak mengajarkan konten yang tidak pantas atau kontroversial dalam pembelajaran.
Sumber : christiantoday.com