Bagaimana Luka Masa Lalu Membentuk Pola Asuh Orang Tua?
Sumber: CPH Blog

Relationship / 22 June 2023

Kalangan Sendiri

Bagaimana Luka Masa Lalu Membentuk Pola Asuh Orang Tua?

Christine Salam Contributor
1147

Memiliki anak adalah anugerah yang luar biasa, namun peran sebagai orang tua juga membawa tanggung jawab besar. Dalam perjalanan menjadi orang tua, seringkali kita mencermati pengalaman pribadi yang membentuk pola pikir dan tindakan kita. Dalam kasus-kasus tertentu, luka masa lalu dapat membawa pengaruh yang kuat, menginspirasi kita untuk melakukan yang terbaik bagi anak kita. Dua kisah ini adalah contoh bagaimana pengalaman pribadi membentuk pandangan seorang ibu dan seorang ayah.

Kisah pertama mengungkapkan perasaan yang dalam ketika seorang ibu merasa sangat bersalah meninggalkan bayinya sendirian sementara ia ke toilet. Suara tangisan sang bayi dan wajah yang memerah memperlihatkan dampak emosional yang kuat dari kejadian tersebut. Ternyata, luka masa kecil sang ibu menjadi akar dari perasaan bersalah ini. Ketika masih kecil, sang ibu pernah ditinggalkan sendirian di rumah dan mengalami ketakutan yang mendalam. Hal ini membuatnya terus menerus khawatir dan cemas setiap kali harus meninggalkan anaknya. Namun, dengan merenung dan menyadari asal usul perasaannya, sang ibu menyadari bahwa ia dapat menghadapi rasa takutnya dengan keberanian dan kebijaksanaan.

 

Baca Juga: Apa yang Harus Saya Lakukan Jika Anak Saya Jadi Korban Bullying?

 

Dalam Alkitab, Filipi 4:6-7 mengingatkan kita tentang pentingnya membawa setiap kekhawatiran kita kepada Tuhan: "Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Dan damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus." Ayat ini mengajarkan kita untuk tidak terjebak dalam kecemasan, melainkan memercayakan segala sesuatu kepada Tuhan dengan doa dan syukur. Sang ibu dapat menemukan kelegaan dan kekuatan dalam mempercayakan anaknya kepada Allah, serta menemukan damai yang melampaui pemahaman manusia.

Kisah kedua melibatkan seorang ayah yang berusaha memberikan yang terbaik bagi anaknya. Ia mengingat betapa sakitnya ketika janji-janji yang pernah diberikan padanya tidak ditepati oleh orang tuanya. Ayah tersebut ingin memastikan bahwa anaknya tidak perlu merasakan kekecewaan yang sama. Meskipun kadang-kadang berlebihan, ayah tersebut ingin memberikan anaknya banyak mainan dan kebahagiaan. Perilaku ini mencerminkan rasa kasih sayang yang dalam dan keinginan yang tulus untuk melihat anaknya bahagia.

Ketika membahas tentang memberikan yang terbaik bagi anak, 1 Yohanes 3:18 mengajak kita untuk tidak hanya mencintai dengan kata-kata, tetapi juga dengan perbuatan: "Anak-anakku, janganlah kita mengasihi dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dengan kebenaran." Ayat ini mengingatkan kita akan pentingnya mengungkapkan kasih sayang dalam tindakan nyata, bukan sekadar kata-kata. Ayah tersebut menjadikan pengalaman pahit masa kecilnya sebagai cambuk yang memacunya untuk bertindak dengan kasih sayang yang nyata kepada anaknya.

 

Baca Juga: Sakit Hati yang Dialami Eddison Tamara di Masa Kecil, Buat Dia Lukai Anak Sendiri

 

Dalam perjalanan menjadi orang tua, penting bagi kita untuk menyadari bahwa pengalaman masa lalu dapat memberikan wawasan dan kekuatan. Namun, kita juga harus berhati-hati agar tidak memproyeksikan ketakutan atau kekecewaan kita kepada anak-anak kita. Melalui pengalaman dan kebijaksanaan, kita dapat membawa harapan dan kebahagiaan kepada mereka. Dengan mengandalkan Allah, melalui doa dan mempercayakan segala sesuatu kepada-Nya, kita dapat memimpin anak-anak kita dengan kasih sayang dan keberanian yang sejati. Dengan memahami dan mengatasi luka masa lalu, kita dapat menciptakan lingkungan yang penuh cinta dan dukungan bagi anak-anak kita, membantu mereka tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang kuat dan bahagia.

 

Apakah Anda diberkati dengan artikel ini dan rindu agar orang lain ikut diberkati? Mari bersama-sama dengan kami terus menghasilkan konten-konten inspiratif dengan terus mendukung pelayanan kami dengan klik link di bawah.

 

DONASI

Halaman :
1

Ikuti Kami