Tanah Perjanjian dan Rancangan Tuhan Bagi Manusia
Sumber: https://freepik.com

Kata Alkitab / 5 June 2023

Kalangan Sendiri

Tanah Perjanjian dan Rancangan Tuhan Bagi Manusia

DAVID EDISON HUKY Contributor
1239

Sejak masa hidup Adam hingga sekarang kita menemukan banyak orang yang hidup kehilangan arah, tidak tahu untuk apa mereka lahir, untuk apa mereka ada. Ketika tujuan hidup tidak diketahui maka orang-orang mulai bereksperimen dengan hidupnya. Ada yang menilai hidup ini hanyalah kecelakaan kosmik, manusia ada karena kebetulan, ada yang menilai hidup ini kecelakaan biologis, ada yang akhirnya menyadari mereka hidup untuk suatu tujuan. Praktik hidup yang kita lihat dari kehidupan seseorang adalah produk dari ideologinya tentang siapa dia dan apa tujuan hidupnya.

Faktanya, kita dan alam semesta ini diciptakan Tuhan untuk suatu tujuan. Sejauh yang saya teliti dari Alkitab, Tuhan memiliki rancangan yang telah Ia tetapkan sebelum mulai menciptakan. Dia menyelesaikan segala rancangan-Nya, menetapkan akhirnya, mengantisipasi setiap kemungkinan gagal, lalu mulai menciptakan. Itu sebab-Nya Tuhan dijuluki yang Awal dan Akhir, sebab Dia telah menetapkan akhir dan memulai di awal. Sebagai ilustrasi, seorang sutradara film atau penulis cerita, tidak akan memulai filmnya sampai film itu selesai dalam otaknya. Dia memikirkan setiap unsur yang akan dilibatkan, jalan cerita dari awal sampai akhir, setting tempat, latar belakang dan peran setiap tokoh dalam cerita, properti yang dibutuhkan untuk mendukung cerita, serta dialog dan aksi setiap pemeran. Setelah itu selesai, dia akan mempresentasikan ide ceritanya dari awal – akhir kepada produser atau rumah produksi film. Setelah idenya dinilai menarik dan sempurna untuk diproduksi, lalu mereka mulai menentukan kriteria tokoh seperti apa yang sempurna untuk peran, lalu mulai melakukan casting. Film tersebut telah selesai sebelum mereka mulai memproduksinya. Penonton boleh terbawa dengan drama-drama dan aksi yang disajikan, tetapi Sutradara tidak pernah kaget dengan ceritanya sebab dia telah menetapkan endingnya.

 

Baca Juga: Jangan Berhenti, Maju dan Rebutlah Tanah Perjanjian Yang Sudah Tuhan Berikan!

 

Tidak ada yang misteri dengan kehidupan ini. Tuhan tidak pernah menutup-nutupi idenya, malah membuka tujuan dan rancangan-Nya dengan gamblang (baca 1 Korintus 2:10-12). Jika kita merasa hidup ini sebuah misteri, mungkin karena kita tidak dekat dengan Sutradaranya, tidak menyelami pikiran-pikiran-Nya yang telah Ia tuangkan dalam firman dan tertulis untuk kita baca. Suatu nasihat yang bijaksana untuk kita adalah pahami tujuan dan rancangan Tuhan, supaya kita tidak terjebak pada aksi-aksi yang Ia lakukan, lalu menyalah artikan tindakan-Nya.

Lalu untuk apa manusia diciptakan? Untuk apa Anda dan saya ada? Satu-satunya yang tahu dengan pasti tujuan asli suatu produk adalah penciptanya. Menurut pencipta kita:

1. Manusia diciptakan sebagai perpanjangan tangan pemerintahan Allah di bumi (Kejadian 1:26-28).

2. Manusia diciptakan untuk mengusahakan tanah yang Allah berikan kepadanya untuk dikelola (Kejadian 2:5)

Sesimpel itu. Lalu Tuhan melihat semua hal yang Dia ciptakan itu sungguh amat baik. Artinya Tuhan telah dengan teliti menciptakan segala sesuatu dan Dia tahu pasti bahwa yang telah Ia ciptakan itu telah sempurna sesuai rancangan-Nya dan akan membuat tujuan-Nya berhasil. Tidak ada ritual agamawi di rancangan Allah.

Dalam perjalanan, di Kejadian 3, Iblis mengintervensi rancangan Allah dan terjadilah pemberontakan manusia. Manusia memberontak kepada Allah dengan melanggar perintah-Nya. Allah adalah Raja, di dalam kerajaan, melangar perintah raja dianggap sebagai pemberontakan dan hukumannya adalah kematian. Kematian bukan hanya berarti berpisahnya roh manusia dan tubuhnya, tetapi juga memiliki arti yang lebih esensi yaitu berpisah dari sumber kehidupan. Seperti pohon ketika tercabut dari tanah, atau ikan dipisahkan dari air, kematian hanyalah masalah waktu.

Yang hilang dari manusia ketika memberontak adalah, mereka terpisah dari Allah yang kudus, dan diusir dari tanah warisan mereka di Eden dan harus hidup dari bekerja di tanah asing. Bukan hanya itu, ada malaikat dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar yang Tuhan tempatkan untuk menjaga warisan itu dari manusia. Manusia tidak bisa kembali ke sana. Artinya, Tuhan tidak membiarkan manusia mendekati tanah yang dijanjikan Tuhan kepadanya jika ia tidak bersekutu dengan Tuhan. Bersekutu bukan berarti beribadah, tetapi menjadi satu. Satu dalam pikiran dan tujuan. Mengapa? Karena Tuhan tidak mau manusia merusak tanah itu dengan tujuan lain selain dari pada tujuan Allah.

Jika kita baca Kejadian 4 dan seterusnya sampai kitab Injil, kitab-kitab itu berisi usaha Allah untuk mengembalikan apa yang hilang kepada manusia supaya rancangan asli Allah berjalan lagi menuju ending yang Dia telah tetapkan.

 

Baca Juga: Bersiaplah Seperti Kaleb! Arahkanlah Pandanganmu ke Hebron, Kepada Janji Allah

 

Tuhan memberi penggambaran ini melalui kisah Abraham. Tuhan tidak menjanjikan sorga kepada Abraham sebab bukan itu yang dia butuhkan. Abraham yang adalah keturunan Adam kehilangan tanah. Tuhan menjanjikan kepada Abraham tanah yang telah ditentukan untuk dia. Tuhan tidak mengatakan kepada Abraham di mana tanah itu, artinya Abraham harus menjaga persekutuan dengan Tuhan supaya dia tidak kehilangan arah. Benar saja, Abraham tiba di tanah yang didiami orang Kanaan, Tuhan mengatakan negeri itulah yang akan diberikan kepadanya. Abraham membayar lunas tanah yang ia tempati itu dan secara legal memilikinya.

Lalu Allah membuat perjanjian baru dengan anak Abraham, yaitu Ishak. Tuhan juga menjanjikan tanah. Selain tanah warisan Abraham, Ishak bersama Tuhan menguasai lebih banyak tanah. Ishak dan Abraham juga mengusahakan tanah itu lalu menghasilkan harta yang luar biasa, mereka kaya raya, sampai-sampai bangsa-bagsa di sekeliling mereka menjadi takut akan kebesaran mereka dan berusaha berdamai dengan mereka. Lalu kepada anak Ishak, yaitu Yakub. Tuhan menampakkan diri kepadanya dan menjanjikan tanah. Akhirnya suatu negeri yang luas dimiliki secara sah oleh Yakub.

Setelah itu Tuhan membawa Yakub dan semua keturunannya ke Mesir, karena Yusuf menjadi raja muda di sana. Lagipula saat itu cuma ada makanan di Mesir. Tanah warisan Yakub menjadi terbengkalai, tak terurus, lalu pindahlah kesana sejumlah bangsa nomaden (hidup berpindah-pindah), lalu menguasai tanah itu. tetapi secara hukum tanah itu milik Yakub. Tuhan membawa bangsa asing ke tanah itu supaya tanah itu tidak menjadi tak terurus, hingga datang mereka yang berhak atasnya.

Singkat cerita, bangsa Israel diperbudak di Mesir lalu mereka berseru kepada Tuhan dan Tuhan mendengar mereka dan ingat kepada perjanjiannya kepada Abraham, Ishak, dan Yakub bahwa keturunan mereka akan mewarisi tanah yang Tuhan berikan kepada mereka. Melalui Musa, Tuhan mengatakan kepada orang Israel:

“Akulah Tuhan, Aku akan:

1. Membebaskan kamu dari kerja paksa orang Mesir,

2. Melepaskan kamu dari perbudakan mereka,

3. Menebus kamu,

4. Mengangkat kamu menjadi umat-Ku

5. Membawa kamu ke negeri yang dijanjikan dan memberikannya kepadamu untuk menjadi milikmu”

Demikianlah Tuhan kemudian membawa mereka kembali ke tanah perjanjian, yaitu tanah warisan mereka.

Kisah ini adalah penggambaran yang sempurna untuk usaha Allah mengembalikan manusia ke tanah warisannya, bukan ke sorga. Dia menebus kita. Menebus berarti usaha untuk memperoleh kembali apa yang pernah dilepaskan dengan membayar harga yang pantas. Harga itu adalah harga nyawa. Tuhan membayar dengan nyawa untuk meperoleh kembali nyawa. Karena nyawa kita begitu penting bagi rancangan Allah. Tenaga dan pikiran kita tidak seharusnya dikuras untuk “pembangunan tanah Mesir”, melainkan untuk pembangunan tanah warisan kita.

Tanah warisan yang ditetapkan untuk kita adalah dunia (bhs. yunani: kosmos) yang seharusnya kita bangun. Bumi dan dunia berbeda. Bumi adalah sebuah lokasi, sedangkan dunia adalah sistem yang berjalan dan mengatur bumi ini. Baik atau tidaknya masa depan bumi ini bergantung pada manusia yang mengelola dunia. Lebih tegas lagi, rasul Yohanes menulis, karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini sehingga Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal.

 

Baca Juga: Jika Tuhan Sudah Berjanji, Jangan Ragu Lagi, Rebutlah Tanah Perjanjian Itu!

 

Kita mengenal berbagai macam dunia, diantaranya dunia politik, dunia pendidikan, dunia seni, dunia olahraga, dunia bisnis dan ekonomi, dunia Kesehatan, dunia kuliner, dunia sosial dan lain-lain. Dunia-dunia ini membentuk pemerintahan di bumi.

Setiap manusia terlahir dengan kemampuan unik (bakat) yang cocok dengan dunia tertentu. Tidak heran Anda akan frustasi jika tidak berada dalam dunia yang tepat. Kalau Anda tidak memiliki dunia untuk dikelola, orang lain akan mempekerjaan Anda di dunia mereka. Mereka akan memperlakukan Anda seperti orang Mesir memperlakukan bangsa Israel. Diperbudak berarti mereka tidak menghormati nilai-nilai Anda, mereka menilai Anda dengan sejumlah uang yang hanya cukup untuk bertahan hidup atau malah kurang, jam kerja yang mengabaikan kesehatan Anda, bahkan Anda dipaksa menjadi orang lain supaya disukai dan dipekerjakan. Di Mesir, masa depan Anda tidak menentu, hari ini hidup, besok mungkin mati. Kalaupun hidup, Anda hidup dalam stress dan ancaman.

Yang harus kita kita ingat adalah, jika kita sudah berada di tanah perjanjian, jangan melupakan Tuhan. Jangan mengulangi apa yang Adam lakukan lagi. Tuhan memperingatkan dengan tegas kepada kita di kitab Ulangan 28. Bangsa Israel akhirnya melanggar dan hingga kini terusir lagi dari tanahnya. Meski saat ini mereka hidup di tanah perjanjian tetapi sebagian besar tanah itu telah dikuasai oleh negara-negara lain, dan hidup mereka terancam setiap harinya. Mereka harus berusaha sekuat tenaga dan memeras otak agar bisa hidup tenang.

Tetapi terpujilah Tuhan Allah kita yang mendengar doa-doa kita. Oleh penebusan Yesus di kayu salib, kita dipersekutukan kembali kepada Allah, Roh Kudus hidup dalam hati kita, membuka kepada kita hal-hal yang tersembunyi dalam pikiran Allah, yaitu rencana-rencana-Nya tentang kita. Rencana damai sejahtera dan hari depan penuh harapan di tanah perjanjian kita. Kita diperkenalkan dengan identitas kita yang sebenarnya dan tujuan hidup kita.

Sudahkah Anda menemukan tujuan hidup Anda hari ini? Sudahkah Anda dibawa oleh Tuhan ke tanah yang Dia telah janjikan? Hiduplah di tanah itu dan kerjakan dengan tekun dalam takut akan Tuhan. Bangun dunia di mana kamu ditentukan sesuai bakatmu, usahakan kesejahteraan kota di mana kamu ditempatkan Tuhan. Di situlah Anda akan menikmati apa yang dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Negeri itu akan menghasilkan susu dan madu, Anda akan menikmati hari tua penuh harapan dan berbahagia seumur hidup Anda. Tuhan kiranya menuntun Anda seumur hidupmu.

Halaman :
1

Ikuti Kami