Memulihkan Konsep Diri Dengan Memahami Inner Child yang Terluka
Sumber: Here With Dia

Relationship / 7 February 2023

Kalangan Sendiri

Memulihkan Konsep Diri Dengan Memahami Inner Child yang Terluka

Wisnu Prianggani Contributor
1325

Apakah Anda sudah kenal dengan diri Anda sendiri? Semakin bertambahnya usia hingga dewasa manusia seharusnya semakin mengenali dirinya sendiri, namun nyatanya kebanyakan orang saat ini tidak bisa menjawab dengan jelas jika diminta untuk menjelaskan seperti apa dirinya, apa kelebihan dan kekurangan dirinya, sejauh mana bisa memahami dan mengeksplorasi dirinya sendiri, atau bahkan pada usia berapa Anda meyakini diri sudah menjadi dewasa.

Padahal Alkitab menginginkan kita untuk dapat mengenal diri sendiri dengan benar, sebab ada tertulis di Roma 12:3, "Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing." Kita harusnya dapat menyadari bahwa pandangan kita terhadap konsep diri kita sendiri harus didasari dengan pengertian bahwa kita memiliki peranan masing-masing di dalam dunia ini menurut karunia yang diberikan oleh Kristus.

 

Baca Juga: Bagaimana Citra Diri Kita Dipulihkan?

 

Ada beberapa faktor yang menyebabkan terbentuknya konsep diri, misalnya interaksi dengan lingkungannya seperti pergaulan sosial yang terjadi sejak masa kecil atau bahkan pola asuh orang tua. Konsep diri yang salah muncul dari pengalaman tidak baik yang terjadi sejak masa kecil dan biasanya membentuk sifat dan sikap kekanak-kanakkan di dalam diri orang dewasa. Konsep ini lah yang disebut sebagai Inner child atau bisa disebut juga sebagai anak batin, bagian dari diri kita yang mungkin sudah jauh tertinggal di belakang, padahal sebenarnya selalu ada dalam diri kita.

Konsep Inner Child pertama kali dikemukakan oleh seorang Psikolog Kristen bernama Carl Jung, ia menemukan suatu hal yang belum dipahami oleh banyak orang ketika ia mencoba memahami perasaan dan emosinya sendiri. Jung menjelaskan bahwa inner child adalah bagian dari diri kita yang mempengaruhi segala tindakan dan keputusan yang akan kita tentukan kedepannya, artinya konsep diri ini akan terus menetap dan bersembunyi di dalam diri merangkul setiap ingatan dan emosi yang baik maupun buruk dari masa kecil kita.

Konsep diri yang terbentuk ini biasanya muncul dari beberapa faktor dari pengalaman masa kecil yang meski tak sadar terbawa hingga dewasa, misal jika seseorang yang masa kecilnya kurangnya validasi, perhatian, atau kasih sayang dari orang tua atau lingkungan sekitarnya, hal ini menyebabkan perasaan rasa takut dan perasaan tertinggal ketika dewasa. Sebaliknya, jika pengalaman masa kecil seseorang didukung dan dicintai oleh orang tua serta lingkungan sekitarnya, maka hal itu dapat menciptakan perasaan yang aman dan bahkan menciptakan sikap berani bertindak ketika dewasa.

Jika kita mulai meragukan konsep diri kita karena hal-hal yang berasal dari luar, mulailah mengingat bagaimana Tuhan melihat kita :

1. Kita sangat dikasihi

“Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.” (Roma 5:8)

 

2. Kita sangat berharga

“Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, – dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!” (1 Korintus 6:19-20)

 

Baca Juga: Ibarat Minuman Keras, Menghakimi Juga Bisa Menjadi Candu. Ini 4 Alasannya

 

3. Kita sangat tangguh

“Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.” (1 Korintus 10:13)

 

4. Kita sangat diberkati

“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” (Yeremia 29:11)

Setelah kita memahami konsep diri kita dari apa yang dilihat dari di mata Tuhan, marilah kita juga memulai memahami dan memulihkan inner child yang terluka dengan membangun kepercayaan untuk diri kita sendiri, memvalidasi persaan seperti marah, sedih, kesepian, dan perasaan lainnya yang tersimpan di dalam diri kita, jujurlah kepada diri sendiri sampai kita berhasil berdamai dengan diri sendiri.

Proses berdamai dengan diri sendiri memang tidak mudah, namun percayalah Tuhan mampu memulihkan setiap luka jika kita datang kepadaNya. Oleh karena itu tetap serahkan segala sesuatunya kepada Tuhan sampai konsep diri kita benar dan berkenan di hadapan-Nya.

Halaman :
1

Ikuti Kami