Cacar Monyet Sudah Masuk ke Indonesia?
Sumber: canva.com

News / 4 August 2022

Kalangan Sendiri

Cacar Monyet Sudah Masuk ke Indonesia?

Claudia Jessica Official Writer
1719

Cacar monyet atau Monkeypox adalah sebutan untuk penyakit yang berasal dari infeksi virus langka dari hewan. Penyakit ini telah merebak ke berbagai belahan dunia, termasuk negara tetangga Indonesia seperti Australia, Singapura, Thailand, dan Filipina.

Melalui kabar terbarunya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tengah memantau satu kasus suspek cacar monyet di Jawa Tengah. Pasien tersebut adalah seorang laki-laki berusia 55 tahun.

Juru bicara Kemenkes, Mohammad Syahril mengatakan pasien bukan pelaku perjalanan luar negeri (PPLN). Pasien mengalami gejala yang mirip dengan cacar air seperti demam, dan mengalami bintik-bintik mirip cacar di tubuhnya.

Saat ini, pasien tengah menjalani perawatan di salah satu rumah sakit swasta, Jawa Tengah dan akan melakukan tes Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk memastikan apakah terinfeksi cacar monyet atau tidak.

“Bisa saja hanya cacar biasa atau penyakit lain, bukan monkeypox,” ungkap Syahril.

 

BACA JUGA: Jadi Status Darurat Kesehatan Global, Ini 10 Fakta Tentang Cacar Monyet

 

Hasil tes PCR pasien suspek cacar monyet ini diperkirakan akan keluar lima hingga tujuh hari lagi.

Sebenarnya, cacar monyet termasuk dalam kategori penyakit dengan gejala ringan, namun tetap harus dilakukan upaya pencegahan dan pengobatannya. Namun organisasi kesehatan dunia (WHO) telah menetapkan cacar monyet sebagai wabah global pada tanggal 23 Juli 2022 lalu. Dengan demikian, artinya WHO memandang wabah ini sebagai ancaman yang cukup signifikan bagi kesehatan global.

Pada awalnya, cacar monyet hanya ditemukan di wilayah Afrika bagian barat dan tengah. Namun, penularan virus terus terjadi di luar wilayahnya dan kasusnya terus melonjak sejak Mei 2022.

 

BACA JUGA: Gempar Sampai Darurat Global, Seperti Apa sih Wabah Cacar Monyet?

 

Per 3 Agustus 2022 kemarin, jumlah kasus cacar monyet di dunia dikonfirmasi mencapai 26.208 kasus di 87 negara.

Sumber : CNBC
Halaman :
1

Ikuti Kami