Usia 20-an dan 30-an awal dianggap sebagai waktu terbaik dalam hidup seseorang. Individu dalam rentang usia ini umumnya dalam keadaan sehat, memiliki tanggung jawab minimal dan mampu mengeksplorasi peluang dan mengambil peluang baik dalam kehidupan professional maupun pribadi mereka.
Namun seiring waktu, kehidupan tidak terlepas dari tekanan. Banyak orang dewasa muda di rentang usia ini yang mengalami periode ketidakpastian dan kecemasan di mana mereka mempertanyakan tujuan, rencana dan hubungan mereka. Kondisi inilah yang disebut dengan istilah Quarter Life Crisis.
Mereka yang mengalami quarter life crisis ini biasanya akan meminta masukan dari anggota keluarga atau teman terpercaya, tetapi mereka sering kali memilih untuk mencari konseling professional.
Masalah yang umumnya mereka hadapi adalah merasa bahwa dirinya terjebak, tidak terinspirasi dan kecewa dengan banyak hal dalam hidupnya, seperti kondisi pekerjaan yang tidak memberi kepastian atau stagnan, hubungan romansa yang gagal maupun kesepian.
Apa yang sebenarnya dialami anak muda di usia 20-30-an awal?
Di awal usia 20-an, banyak orang dewasa muda yang baru saja lulus kuliah. Mereka pun mulai berhadapan dengan transisi kehidupan, dimana mereka harus bertanggung jawab atas hidup mereka sendiri.
Mereka memilih apakah pindah ke kota lain atau tetap tinggal di rumah orang tua. Mereka ingin mengejar karir namun terkadang terjebak dengan peluang karir yang ada. Mereka juga bertanya-tanya apakah mereka seharusnya sudah berada dalam hubungan yang berkomitmen dalam pernikahan dan keluarga.
Mereka juga merasakan transisi dalam hal pergaulan dengan orang lain. Saat dalam masa transisi, banyak dewasa muda yang mulai kehilangan temannya satu per satu. Sehingga dia harus mencoba untuk membangun pergaulan yang baru di sekitarnya.
Semua masalah inilah yang menyebabkan perasaan cemas, takut, tidak stabil dan merasakan krisis eksistensi. Karena berhadapan dengan pilihan dan keputusan yang terlalu banyak dan itu dianggap menakutkan.
Baca Juga: Mengalami Krisis Kepercayaan Dalam Hubungan? Lakukan 4 Hal ini untuk Memperbaikinya
Apa yang sebenarnya mereka rasakan?
Beberapa orang dewasa muda bisa saja mulai membanding-bandingkan dirinya dengan teman sebaya yang sudah mendapat pekerjaan yang sukses dan stabil secara finansial. Hal ini bisa membuat mereka mulai cemas dengan masa depannya, mempertanyakan diri mereka sendiri, keputusan mereka dan kemampuan mereka. “Apakah saya mengambil jurusan yang tepat? Apakah ada yang salah dengan keputusan saya?”
Kehadiran sosial media pun semakin memperburuk kondisi quarter life crisis anak muda. Misalnya, Facebook dan Instagram, orang-orang cenderung memposting semua pencapaian, kebahagiaan dan hal-hal baik dalam hidupnya. Mereka pun semakin cemas karena menyaksikan kehidupan orang lain yang tampak sempurna di sosial media. Kecemasan ini banyak berujung kepada depresi.
Cara Mengatasi Quarter Life Crisis
Pada umumnya, para konselor professional akan menawarkan pendekatan yang disebut dengan NEEDS.
Berikut penjabarannya:
N = NORMALISASI
E = EXISTENTIALLY FOCUSED APPROACH
Dalam hal ini, konselor melakukan pendekatan dengan mempersenjatai pasien quarter life crisis dengan berbagai aktivitas, mulai dari membaca buku hingga menonton Youtube. Hal ini akan membantu mereka untuk merasa tidak sendirian dan lebih percaya diri dengan apa yang mereka alami.
E = EXISTENTIALLY FOCUSED
Konselor akan mendorong pasien untuk mengeksplorasi siapa diri mereka, apa panggilan hidup mereka dan mengapa mereka harus memilih hal ini.
Hal ini membantu pasien untuk mengetahui apa sebenarnya yang ingin mereka capai dalam hidup.
Baca Juga: 12 Tanda Ini Jadi Bukti Kamu Lagi Ngalamin Fase Krisis Dalam Pekerjaan, Hati-hati Ya!
D = DEVELOPMENT
Pendekatan ini bertujuan untuk mendorong pasien mengeksplorasi kehidupan dan keterampilan pengambilan keputusan yang mereka butuhkan dalam hidup.
Keputusan yang diambil di usia 20-an bisa memiliki konsekuensi yang bersifat jangka panjang.
S = STANDS
Langkah ini penting dilakukan sebagai penilaian untuk menemukan dalam kategori apa pasien. Apakah mengalami masa transisi normal atau justru krisis.
Untuk benar-benar bisa melalui masa krisis ini, dibutuhkan kesadaran untuk menerima diri sendiri sepenuhnya dan menjauhkan berbagai pemicunya, termasuk membandingkan diri dengan orang lain serta menjalani hidup dengan ucapan syukur dan sepenuhnya. Awalnya memang akan sulit, namun ingatkan diri sendiri bahwa apa yang terjadi di masa lalu tidak dapat diubah, namun apa yang ada di masa depan tergantung kepada apa yang kita lakukan hari ini.
Jika Anda merasa membutuhkan bimbingan untuk melalui quarter life crisis ini, Anda bisa menghubungi layanan doa dan konseling Sahabat24 kami melalui kontak Whatsapp 0822 1500 2424 atau klik link doa ini: https://bit.ly/InginDidoakan
Sumber : Betty Tjipta Sari | Jawaban.com