-
Share:
Teruntuk Istri: Biar Pernikahan Anda Langgeng, Jangan Sampai Katakan 9 Hal Ini Ya (2/2)
Claudia Jessica Official Writer
Sebelum lanjut, baca part I nya dulu di sini yuk: Teruntuk Istri: Biar Pernikahan Anda Langgeng, Jangan Sampai Katakan 9 Hal Ini Ya (2/2)
5. Kamu sama aja kayak ...
“Kamu sama saja seperti ayahmu” atau “Kamu sama saja seperti kakakmu” kalimat seperti dapat membuat suami Anda berpikir bahwa keluarganya berasal dari garis keturunan yang buruk.
“Kamu tidak akan pernah berubah. Kamu tidak bisa membantu dirimu sendiri.” Kalimat seperti ini tentu dapat menjatuhkan harga diri suami Anda.
Saat ini Anda mungkin merasa dibenarkan untuk mengungkapkan kekesalan Anda. Namun seiring berjalannya waktu, banyak hal berubah. Suami Anda mungkin merasa malu, dia memupuk rasa ketidakberdayaan dalam dirinya, hingga mengakibatkan keintiman pernikahan Anda merenggang.
Anda bisa saja tidak setuju dengan keputusan suami Anda, tapi pilihan bisa berubah. Terlebih lagi, identitasnya di dalam Kristus tidak akan pernah berubah.
“Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya.” (Yohanes 1:12)
6. Menurut mama aku, kita harus...
Beberapa perempuan dapat dengan mudah berbagi terlalu banyak informasi (over sharing) dengan teman atau keluarganya. Terkadang hal tersebut memang sangat membantu. Tapi masalah rumah tangga Anda adalah masalah Anda dengan pasangan. Suami mungkin saja merasa terkhianati jika kita tidak terbuka padanya dengan mengatakan kepada siapa dan tentang apa kita bercerita.
Beberapa pria memiliki sifat pribadi dalam berbagi hal pribadi karena tanggung jawab mereka sebagai pemimpin keluarga. Sebelum berbagi masalah rumah tangga kepada keluarga atau teman, hal pertama yang harus kita lakukan adalah berdiskusi dengan orang yang bersangkutan.
“Hati suaminya percaya kepadanya, suaminya tidak akan kekurangan keuntungan. Ia berbuat baik kepada suaminya dan tidak berbuat jahat sepanjang umurnya.” (Amsal 31:11-12)
BACA JUGA: 3 Langkah Menumbuhkan Pernikahan yang Membawa Orang Lain kepada Kristus
7. Bertengkar lalu berkata, “Kalau tahu begini jadinya, aku gak akan mau menikah”
Apa yang Anda harapkan dengan mengatakan hal seperti itu? Apakah Anda berharap suami Anda akan berubah dan memohon kepada Anda? Tidak. Alih-alih mengatasi masalah, perkataan tersebut dapat menciptakan masalah yang lebih besar dan terburuk berujung pada perpisahan yang sesungguhnya.
Perselisihan sesekali tidak bisa kita hindari. Namun masih ada harapan ketika kita tidak menganggap pasangan sebagai musuh.
8. Kalau kamu begini, aku bakal lakuin...
Mengancam bukanlah hal yang baik. Meski rasanya kita membutuhkan alasan untuk melakukan hal yang benar, Alkitab berkata sebaliknya. Kita diperintahkan untuk menanggapi dengan baik, sekalipun orang lain memperlakukan kita dengan buruk.
“Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri. Setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan sesama kita demi kebaikannya untuk membangunnya.” (Roma 15:1-2)
9. Aku udah nggak cinta lagi sama kamu
Pada awalnya, adrenalin bertanggung jawab atas sensasi debaran jantung pasangan baru. Dopamin meningkatkan energi. Serotonin menyimpan minat cinta di pikiran kita sepanjang hari, dan oxytocin dan vasopressin bertanggung jawab atas kesenangan dan ikatan.
Namun semua hal itu dapat mereda setelah dua tahun atau lebih saat berhubungan dengan orang yang sama. Jadi, kita berada dalam masalah besar ketika kita mematok “cinta” pada respon fisiologis.
Ini bukan lagi tentang perasaan, tetapi kesetiaan atas apa yang Tuhan berikan.
Pernikahan tidak selalu mudah dan tidak selalu berjalan sesuai dengan rencana atau harapan kita. Tetapi Tuhan tidak pernah melepaskan tangan kita. Marilah mengucap syukur atas keluarga, khususnya pasangan yang telah Tuhan berikan dalam perjalanan bersama ini.
BACA JUGA: Jawab 10 Kuis Pernikahan Ini Untuk Mengetahui Seberapa Luas Pengetahuan Anda
Sumber : crosswalk.comHalaman :
1
Hot Topics
Related Articles
