Fakta Alkitab: Yesus Disunat, Haruskah Orang Kristen Disunat Juga?
Sumber: jawaban.com

Fakta Alkitab / 29 March 2022

Kalangan Sendiri

Fakta Alkitab: Yesus Disunat, Haruskah Orang Kristen Disunat Juga?

Claudia Jessica Official Writer
10633

Sunat merupakan sebuah istilah yang sudah tidak asing lagi di telinga. Sunat adalah proses pelepasan kulup atau kulit yang menyelubungi ujung penis pada laki-laki. Sunat identik dengan kesehatan, namun Alkitab menunjukan maksud dari sunat ialah untuk tujuan rohani atau terkait keagamaan. Sunat sendiri menjadi bagian dalam sejarah perjalanan bangsa Israel.

Apa makna sunat? Lalu perlukah orang Kristen di sunat?

 

Sejarah Sunat dalam Alkitab

Catatan sejarah terawal tentang sunat berasal dari Mesir, dalam bentuk gambar sunat orang dewasa yang diukir di makam Ankh-Mahor di Saqqara, sekitar 2400-2300 SM. Sunat yang dilakukan orang Mesir mungkin alasan kesehatan, tetapi sunat juga merupakan bagian dari obsesi mereka terhadap kemurnian dan dikaitkan dengan pengembangan spiritual dan intelektual (Bandingkan Yeremia 9:25-26).

Kejadian 17:10 adalah bagian paling pertama dalam Alkitab yang menulis perihal sunat. Abraham adalah manusia pertama yang diperintahkan Allah untuk disunat. Hal ini tidak berarti bahwa sunat belum ada sebelum Abraham, sebab berbagai budaya atau bangsa di zaman sebelum Abraham sudah mempraktekan sunat.

Sunat begitu menonjol dalam kejadian Pasal 17, yang menjelaskan mengenai sunat Abraham, kerabat dan hamba-hambanya. Dalam pasal yang sama, keturunan Abraham diperintahkan untuk menyunat anak-anak mereka pada hari kedelapan. Banyak generasi setelahnya, seperti Musa yang dibesarkan oleh elit Mesir, yang dimana sunat sudah tidak asing baginya.

Kejadian 17:14, Kel 4:24, 26 adalah bagian Alkitab dalam Perjanjian Lama yang mengatakan bahwa hukuman akan menimpa orang yang tidak disunat.

 

Sunat Tanda Perjanjian

Di masa awal mula Allah memberikan firman-Nya kepada Bangsa Israel, sunat merupakan bentuk ketaatan pada Allah. Abraham dipanggil untuk menjadi umat pilihan Allah. Ia dan keturunannya dijanjikan akan menjadi umat perjanjian-Nya.

Sebagai tanda perjanjian maka Allah memerintah sunat bagi Abraham dan keturunannya hingga orang-orang yang bersama dengannya, baik itu budak atau pun orang asing yang bergabung dengannya diwajibkan untuk disunat. Sunat atau dengan kata lain dikerat kulit khatannya merupakan bentuk pengudusan diri kepada Allah, yang juga sebagai tanda bahwa merekalah pilihan dan kepunyaan Allah. Dengan demikian sunat menjadi tanda perjanjian Allah dengan umat-Nya.

Prinsip kasih dalam Alkitab yang berupa karunia keselamatan membuat Allah menghendaki bangsa pilihan-Nya untuk disunat. Ini adalah ikatan yang harus dilakukan anak laki-laki dalam memasuki usia tertentu. Sunat menjadi dasar dari sebuah kewajiban pada masanya dan menjadi suatu keharusan yang dijalankan oleh Bangsa Israel.

Selain itu sunat menjadi tanda seseorang telah menerima Allah dan menjadi janji keselamatan dalam Alkitab. Hal inilah yang membedakan bangsa pilihan Allah dengan yang bukan, dan juga menjadi penentu iman seseorang kepada Allah pada masa Perjanjian Lama.

 

Perlukah orang Kristen di Sunat?

 

BACA HALAMAN SELANJUTNYA -->

Sunat dalam Perjanjian Baru

Lukas 2:21 menyampaikan bahwa ketika Yesus hidup dan melayani di bumi, Ia juga disunat. Sebagai seorang Yahudi sejati, maka Yesus melakukan apa yang sepatutnya dilakukan orang Yahudi. Dalam kapasitas Yesus sebagai manusia, maka Ia menaati seluruh perintah Allah, termasuk sunat.

Dengan memberi diri untuk disunat maka Yesus ingin menunjukan bahwa diri-Nya sebagai Manusia kepada orang Yahudi, yang harus taat kepada kehendak Allah. Selain Yesus, ada juga Yohanes Pembaptis (Luk 1:59), Paulus (Fil 3:5) dan orang-orang percaya dalam Kis 10:45 yang melakukan sunat.

Selain itu Paulus juga menyuruh menyunat muridnya bernama Timotius karena tradisi Yahudi mensyaratkan demikian (Kis 16:1-3). Disatu sisi Paulus juga tidak menolak orang yang tidak bersunat untuk menjadi pengikutnya. Hal ini dilakukan Paulus karena ia mengajar orang-orang bukan Yahudi agar meninggalkan hukum-hukum Musa (Kis 21:21).

 

Perlukah orang Kristen di Sunat?

Sunat merupakan suatu hukum atau peraturan yang sangat penting yang disampaikan dalam Alkitab, khususnya bagian Perjanjian Lama. Keberadaan bangsa Israel dalam Perjanjian Lama identik dengan sunat, bahkan hal tersebut sampai kepada Perjanjian Baru.

Di bagian Perjanjian Baru lainnya menunjukan kedatangan Tuhan Yesus melalui pengorbanan-Nya di atas kayu salib bertujuan untuk membebaskan manusia dari dosa dan menggenapi seluruh hukum Taurat Yahudi (Matius 5:17).

Namun sering dijumpai adanya kebingungan dalam kalangan Kristen perihal sunat, apakah hal ini penting dilakukan atau tidak, dan faktanya banyak dari orang Kristen yang tidak disunat. Di satu sisi tidak ada petunjuk resmi dari lembaga Kristen mengenai boleh tidaknya sunat dilakukan.

Mengacu kepada Matius 5:17 maka sebagai umat yang dimerdekakan maka hukum sunat menjadi sesuatu yang tidak lagi diwajibkan atau diharuskan. Jika Yesus sudah menggenapi taurat, termasuk sunat maka secara jasmani sunat tidak diperlukan lagi.

Meskipun orang percaya tidak perlu disunat secara harfiah, namun orang percaya perlu bahkan harus disunat secara rohani. Sunat rohani terjadi saat kematian Yesus di kayu salib, dan saat kita percaya kepada Yesus maka secara otomatis kita telah mengalami sunat rohani.

 

Dilihat dari sudut Alkitabiah, maka sunat boleh saja dilakukan sepanjang mereka tidak mempercayai bahwa sunat itu menyelamatkan atau terhubung dengan keselamatan (Gal 5). Dari sudut kesehatan sunat boleh dilakukan jika ada alasan medis dan demi kesehatan atau membuat penis menjadi bersih.

Bersunat secara lahiriah atau tidak bersunat, tidak berguna untuk keselamatan jiwa seseorang. Hanya iman dan menjadi ciptaan baru yang menyelamatkannya.

Bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus Yesus, bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti, hanya iman yang bekerja oleh kasih (Galatia 5:6). Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak ada artinya, tetapi menjadi ciptaan baru, itulah yang ada artinya (Galatia 6:15).

 

 

BACA JUGA: #KataAlkitab: Kenapa Sih Orang Kristen Gak Lagi Diwajibkan Sunat?

Sumber : jawaban channel
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami