Prapaskah 2022, Inilah 5 Fakta yang Wajib Diketahui Orang Kristen
Sumber: canva.com

Kata Alkitab / 8 March 2022

Kalangan Sendiri

Prapaskah 2022, Inilah 5 Fakta yang Wajib Diketahui Orang Kristen

Claudia Jessica Official Writer
4774

Prapaskah 2022 dimulai sejak 2 Maret, minggu lalu. Bagi orang Kristen, Rabu Abu menandai periode 40 hari untuk mempersiapkan kesengsaraan, kematian, dan kebangkitan Kristus melalui doa dan pengorbanan.

Ada begitu banyak tradisi seputar Prapaskah, salah satunya dengan menempatkan abu di dahi pada Rabu Abu. Selain itu ada beberapa hal penting yang perlu diketahui orang Kristen tentang Prapaskah:

Pertama, makna dari abu yang ditaruh di dahi setiap Rabu Abu. Secara alkitabiah, abu mewakili penebusan dosa dengan cara yang sama seperti yang dilakukan oleh orang Yahudi dalam Perjanjian Lama ketika mereka mengenakan pakaian karung dan meletakkan abu di kepala mereka.

The Chatolic Online menjelaskan bahwa abu mewakili kematian kita juga, yang secara khusus diangkat dari kitab Kejadian 3:19 ketika Tuhan berkata kepada Adam setelah dia dan Hawa tidak taat dalam hal memakan buah terlarang, “sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu.” Ini adalah kata-kata yang digunakan oleh seorang imam setiap kali menaruh abu di kepada jemaat.

“Tindakan ini melambangkan kefanaan kita serta kebutuhan kita akan pertobatan sejati. Ini adalah pengingat bahwa hidup ini singkat dan bayangan apa yang akan terjadi pada kita melalui penebusan Yesus Kristus di kayu salib,” kata Catholic Online.

“Penebusan kita tidak akan selesai sampai kita dibangkitkan dari kematian, dalam tubuh yang dibangkitkan seperti milik-Nya dan dipanggil ke persekutuan abadi Surga,” tambahnya.

 

Kedua, alasan berpuasa. Meninggalkan hal yang disukai seperti bermain media sosial, menonton youtube, minum minuman alkohol atau soda, makan daging, makan manisa, atau lainnya. Praktik ini didasarkan pada Alkitab yang diambil dari instruksi Yesus tentang bagaimana kita seharusnya menjadi murid-murid-Nya.

Lukas 9:23 secara khusus menyatakan, “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.”

Website Buck Denver "What's In A Bible?" menjelaskan hal ini secara sederhana sebagai penyangkalan diri.

“Jadi, intinya tentang penyangkalan diri, memikul salib, dan mengikut Yesus. Ini adalah sesuatu yang dilakukan dengan penuh khidmat, sehingga kita dapat memperbarui diri sepenuhnya di dalam Kristus,” jelas Denver.

Denver menggarisbawahi tujuan melakukan pengorbanan diri bukanlah tentang ketaatan, melainkan tentang pertobatan. Proses melepaskan sesuatu selama masa Prapaskah harus dilakukan dengan berdoa dan akan menjadi lebih baik apabila disertai dengan membaca Firman Tuhan. Dia merekomendasikan praktik terbaik adalah melakukan puasa dan membaca Alkitab.

 

BACA JUGA: 8 Ayat Alkitab untuk Mempersiapkan Hati Setiap Anggota Keluarga Saat Rabu Abu

 

Ketiga, ketika berbicara tentang lagu-lagu penyembahan, sebagai tanggapan terhadap liturgi, frasa Ibrani, “Haleluya” dihilangkan dan diterjemahkan sebagai “Puji Tuhan.” Alasan ini dihapus selama Prapaskah. Menurut Gereja Lutheran Injili di Amerika, “karakter pertobatan” musim ini, Haleluya diucapkan lagi selama Minggu Paskah, dan beberapa orang mulai mengucapkannya lagi pada Malam Paskah.

 

BACA HALAMAN SELANJUTNYA -->

Keempat, Minggu keempat yang disebut dengan “Minggu Laetare” berasal dari teks Latin “Laetare, Yerusalem.” Yang berarti “Bersukacitalah, hai Yerusalem.”  Minggu Laetare dirayakan di tengah-tengah masa Prapaskah atau tepatnya 21 hari sebelum Paskah.

 

Kelima, penggunaan ranting-ranting palem dari Minggu Palma tahun sebelumnya dibuat menjadi abu untuk Rabu Abu tahun ini. Minggu Palma disebut juga sebagai Minggu Sengsara karena menandai awal dari pekan suci, yang menuju puncak pada Minggu Paskah.

 

Paskah adalah karya penebusan paling bersejarah yang patut kita syukuri. Tanpa pengorbanan Yesus, kita tidak akan bisa memperoleh keselamatan hanya dengan usaha kita sendiri. Mari kita manfaatkan momen prapaskah ini untuk menyesali segala dosa kita dan meminta pengampunan serta pertobatan.

 

Sumber : christianitydaily
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami