Fakta Alkitab: Benarkah Kidung Agung Adalah Kitab Erotis?
Sumber: jawaban channel

Fakta Alkitab / 19 November 2021

Kalangan Sendiri

Fakta Alkitab: Benarkah Kidung Agung Adalah Kitab Erotis?

Claudia Jessica Official Writer
12991

“Sosok tubuhmu seumpama pohon kurma dan buah dadamu gugusannya. Kataku: “Aku ingin memanjat pohon korma itu dan memegang gugusan-gugusannya,” (Kidung Agung 7:7-8)

Bagaimana reaksi Anda ketika membaca ayat Kidung Agung di atas? Terkesan vulgar bukan?

Ya, inilah yang menjadikan Kidung Agung sebagai kitab kontroversi yang dipertanyakan mengapa kitab ini masuk dalam susunan Alkitab!

Apa benar Kidung Agung kitab porno?  Siapa yang menulisnya? Dan apa keistimewaannya?

 

Penulis Kitab Kidung Agung

Kidung Agung dalam bahasa Ibrani disebut Shir Hashirim (שיר השירים) yang berarti lagu dari lagu-lagu atau syair dari syair-syair, sedangkan dalam Septuaginta disebut Asma Asmaton (Ασμα Ασματων), yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sebagai Canticles atau Song of Solomon.

Kitab Kidung Agung diyakini merupakan karya raja Salomo. Hal ini sesuai dengan Kidung Agung 1:1, “Kidung agung dari Salomo”. Oleh karena itu dalam bahasa Inggris disebut "The Song of Solomon" atau “Kidung Salomo”. Kemampuan Salomo menulis nyanyian atau syair disaksikan dalam 1 Raja-raja 4:32 dimana ia mampu menggubah tiga ribu amsal, dan seribu lima nyanyian.

Sementara itu tokoh utama dalam kitab ini ialah seorang Gadis Sulam yang disebutkan dalam Kidung 6:13. Gadis Sulam ini diidentifikasi sebagai wanita yang sangat cantik dan berkulit hitam (Kidung 1:5).

Beberapa penafsir beranggapan bahwa “gadis sulam” ini artinya wanita Sunem. Sunem sendiri adalah nama tempat yang berada di wilayah Suku Ishakar (Yos 19:17-18). Alkitab pernah menuliskan bahwa ada seorang gadis Sunem bernama Abisag, yang dipuji karena kecantikannya (1 Raj. 1:3-4).

Orang lain yang disebutkan dalam kitab ini adalah sang gembala, kekasih dari gadis Sulam (Kidung 1:7), dan ibu serta saudara-saudara lelakinya, Raja Salomo, “putri-putri Yerusalem” yakni para wanita di istana Salomo, dan “putri-putri Zion” yakni para wanita yang tinggal di Yerusalem. 

 

Kidung Agung Gambaran Hubungan Allah Dengan Gereja

Kitab Kidung Agung merupakan sebuah kumpulan syair-syair cinta. Kitab ini ditafsirkan sebagai sebuah representasi kiasan dari hubungan Allah dengan Israel atau dengan orang Kristen atau dengan Gereja, atau Kristus dengan jiwa manusia yang sangat intim sehingga diibaratkan seperti hubungan perkawinan.

Jan Fokkelman, seorang teolog dalam bukunya yang berjudul “Menemukan Makna Puisi Alkitab” mengatakan, “Orang Yahudi menafsirkan ‘kekasih laki-laki’ dengan merujuk kepada gambaran Allah sedangkan ‘kekasih perempuannya’ ialah Israel.”

Cinta adalah tema sentral dalam Kitab Kidung Agung. Kekasih laki-laki dan kekasih perempuan dilanda cinta dan sedang membicarakan kisah cinta mereka. Pembicaraan tentang cinta dimulai dari proses pertemuan mereka, kekaguman satu dengan yang lain, dan bagaimana mereka mengungkapkan kerinduannya.

Hal ini mengungkapkan kualitas kasih antara Kristus dan gereja sebagai mempelai-Nya. Di dalamnya tersampaikan gambaran cinta yang ekslusif, penuh pengabdian dan sangat pribadi antara satu dengan yang lain, sehingga masing-masing tidak memberi peluang untuk bercumbu dengan pihak yang lain.

 

BACA HALAMAN SELANJUTNYA -->

Kontroversi Kitab Kidung Agung

Salah satu bentuk kontroversi Kitab Kidung Agung adalah mengenai ayat yang menyinggung anggota tubuh yang terkesan begitu vulgar saat dibaca. Topik tersebut berbicara tentang nafsu, keliaran, percintaan, dan hubungan seksual.

Orang yang tidak bertanggung jawab akan menyinggung hal tersebut untuk mengembangkan narasi bahwa Alkitab Kidung Agung berorientasi pada seksual atau bersifat porno.

Sebenarnya tidak ada yang salah dalam pembahasan tersebut, sebab konteks kalimat-kalimat yang disampaikan itu terjadi dalam hubungan pernikahan. Tuhan sendirilah yang menciptakan perkelaminan dalam wadah pernikahan. Sehingga sangat jelas bahwa Tuhan sangat keras menentang hubungan seksual di luar nikah.

Selain kontroversi berisi ayat vulgar, Kidung Agung juga menjadi kitab yang diperdebatkan masuk dalam susunan Alkitab. Alasannya karena kitab ini menjadi satu dari dua kitab Perjanjian Lama yang tidak secara jelas menyebutkan nama Allah. Walau demikian ini tidak berarti bahwa tidak ada pimpinan Allah di dalam kitab ini

Meskipun Kidung Agung dianggap kontroversi karena keunikan isinya yang membicarakan hal-hal erotis dan dipandang tidak seharusnya masuk ke dalam kanon Alkitab. Namun ternyata kitab ini sudah terlebih dahulu dimasukan ke dalam susunan Tanakh Ibrani (Kitab suci Yahudi). 

Selain itu Kidung Agung juga masuk dalam Septuaginta (Alkitab Perjanjian Lama dalam bahasa Yunani). Septuaginta sendiri lebih tua 7 abad daripada konsili Nicea yang menghasilkan tersusunnya keseluruhan Kanon Alkitab yang berisi 66 kitab yang kita gunakan saat ini.

 

Hikmat Memahami Kidung Agung

Sama seperti membaca Alkitab, maka membaca Kidung Agung harus dengan bimbingan Roh Kudus. Kalimat di dalamnya ada yang bersifat harfiah namun ada pula yang memakai majas personifikasi atau kiasan. Bagi orang percaya, kalimat yang terkesan sensual akan dipahami sebagai sebuah hubungan yang begitu intim antara Allah dan Jemaat yang dikasihiNya.

Sama seperti Rasul Paulus yang menggunakan bagian tubuh sebagai gambaran peran jemaat dalam pelayanan (1 Kor. 12:12-27).  Rasul Paulus mengatakan, ‘Satu tubuh, namun anggotanya banyak’. Kemudian ia menyinggung tentang peran masing-masing anggota tubuh seperti kaki, tangan, telinga, mata, penciuman.

Kitab Kidung Agung pun demikian, menyebut bagian tubuh seperti pinggang, pusar, perut, buah dada, leher, mata, hidung, kepala, rambut, bibir dan lain sebagainya. Semuanya ini diciptakan Tuhan dengan sangat mulia, yang hendaknya digunakan demi kemuliaan Tuhan. Setiap anggota tubuh manusia berharga dimata Tuhan, sehingga penting bagi orang percaya untuk menjaga tubuh yang merupakan bait Allah agar tidak tercemar.

Inti dari Kidung Agung sejatinya adalah menekankan pentingnya hubungan yang mendalam dan intim dalam pernikahan antara suami dengan istri. Dalam tradisi Yahudi, Kidung Agung menjadi cerminan gambaran kasih Allah kepada umat Israel. Sementara itu, bagi kita orang percaya umat pilihan-Nya, Kidung Agung adalah sebuah lukisan sempurna kasih Kristus sebagai mempelai laki-laki kepada gereja-Nya yang adalah mempelai perempuan (Hosea 2:18, Efesus 5:23–32).

 

Sumber : jawaban channel
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami