Deritaku Saat Sedang Hamil, Suami Tega KDRT dan Selingkuh – Masnita
Sumber: Jawaban.com

Family / 2 November 2021

Kalangan Sendiri

Deritaku Saat Sedang Hamil, Suami Tega KDRT dan Selingkuh – Masnita

Lori Official Writer
6620

Tujuan saya menikah pada saat itu, yang pertama adalah untuk meneruskan garis keturunan. Karena saya dari keturunan bangsawan dan calon suami saya juga dari keturunan bangsawan. Karena kami sama-sama dari keturunan nigrat, jadi semakin kuat. Bagi orang Sunda, gelar itu sangat dihargai. 

Kedua, mengapa saya memilih menikah karena dia memiliki kemapanan untuk masa depannya dalam rumah tangga saya. Namun beberapa tahun setelah menikah, saya baru tahu tabiat asli suami saya. Ternyata dia punya banyak wanitanya dan satu diantaranya pernah datang dan mengaku simpanan dari suami saya.

Seiring waktu, hal-hal yang kurang baikpun mulai muncul dalam rumah tangga kami. Bahkan dia mulai menunjukkan karakternya yang kasar. 

Satu kali dia pergi, gak bisa dihubungi dan gak pulang-pulang. Dua hari kemudian dia baru pulang, datang dengan santai seperti tidak terjadi apa-apa.

Saya tanya darimana kok sudah dua hari gak ada komunikasi. Merasa kurang senang ditanya soal hal itu, suami saya mulai KDRT. Dia marah dan memukuli saya pada saat saya sedang hamil.

Bagi saya itu seperti mimpi buruk. Saya tidak tahu kapan perlakuan kasar yang saya terima akan berakhir. Tapi saya harus berjuang. Ini pilihan saya dan saya mempertahankan rumah tangga sampai batas kemampuan yang saya bisa lakukan.

 

Baca Juga: Kisah Nyata Masnita, Akhiri Hidup Dengan Tenggak Obat Nyamuk

 

Tekanan-tekanan yang dia lakukan terhadap saya membuat saya menjadi terguncang dan hidup saya hanya dipenuhi dengan ketakutan. Saya menjadi takut kalau-kalau saya salah bicara, salah melayani dalam rumah tangga dan banyak ketakutan lain yang saya alami selama menjalani bahtera rumah tangga dengan suami saya.

Melihat karakter suami saya seperti itu, saya mulai berpikir ingin punya usaha sendiri. Saya harus bisa menjamin anak-anak saya dan saya mulai tidak lagi bergantung pada suami. Hingga pada akhirnya saya memutuskan untuk meninggalkan suami dan membawa anak-anak saat dia sedang pergi bersama istri simpanannya.

 

Bangun Bisnis Sendiri

Dengan uang yang ada, saya membangun bisnis dengan pihak luar. Namun entah kenapa, mereka memutuskan hubungan kerja secara sepihak. Hal itu yang kembali membuat saya terguncang.

Sebagai orangtua tunggal, saya mencoba membangun usaha namun usaha saya gagal. Saya yang awalnya merasa kuat, justru seperti tak berdaya. Saya harus membayar arsitek dan manajemen rumah sakit dengan jumlah yang sangat besar. Hal itu menyebabkan aset-aset saya terkuras. Bahkan rumah besar yang saya tempati terpaksa saya juat dan saya tinggal di rumah petak.

Dari sekian banyak hal buruk yang saya alami, titik terendah saya adalah ketika sisa uang hanya Rp 15.000. Kegagalan ini membuat saya mengalami depresi dan stress yang cukup besar. Tidak ada yang membantu saya. Ditambah saya mendengar mantan suami saya sudah meninggal. Saya bangkrut.

Bagaimana saya harus menghidupi anak-anak saya? Itu yang membuat pikiran saya dipenuhi dengan hal-hal negatif seperti saya sudah harus mengakhiri hidup saya.

 

Baca Juga: Dilecehkan Buatku Trauma Dengan Laki-laki - Ratna

 

Nekat Bunuh Diri Bersama Anak

Saya hanya berpikir bagaimana sebelum saya mati anak-anak juga ikut dengan saya. Saya punya planning untuk melakukan tindakan bunuh diri tersebut di malam hari.

Saya bahkan bertanya kepada Tuhan. “Kok kenapa hidup saya seperti ini?” Bertubi-tubi masalah yang saya hadapi membuat saya sampai menyerah. Seolah tidak ada jawaban di dalam hidup saya. 

 

BACA HALAMAN BERIKUTNYA --->

Sumber : Solusi TV | Jawaban.com
Halaman :
12Tampilkan Semua

Ikuti Kami