Ketua Satgas Waspada Investasi (SWI) Tongam L Tobing membeberkan sejumlah investasi bodong dengan tawaran menggiurkan yang membuat banyak orang terjebak.
Nah, supaya Anda tidak terjebak dengan penipuan investasi bodong ini, yuk kenali 6 bentuk rayuan investasi bodong ini:
1. Tawarkan Bunga Tinggi
Salah satu tujuan dari berinvestasi tentu saja untuk mendapatkan keuntungan. Namun yang perlu diperhatikan adalah bahwa tawaran keuntungan dari investasi akan selalu terukur dan rasional.
Jadi jika ternyata pelaku investasi menawarkan keuntungan yang tidak wajar atau berlebihan, waspadalah jika kemungkinan itu adalah penipuan berkedok investasi bodong.
“Contohnya saat ini ada penawaran investasi berjangka yang menawarkan bunga 1% per hari. Artinya 365% per tahun,” ungkap Tongam.
Baca Juga: 6 Kesalahan Ini Seringkali Dilakukan Investor Pemula! Pastikan Kamu Gak Melakukannya Ya
2. Iming-iming “Tidur Saja Dibayar”
Para pelaku investasi bodong juga kerap mengimingi calon costumer-nya dengan kemudahan mendapatkan keuntungan seperti ‘tidur saja dibayar’.
“Inilah kadang kami bilang, masyarakat jadi tidur terus karena dibayar. Ini kan rasionalitasnya harusnya jalan. Kan tidak mungkin kita mendapatkan uang tanpa bekerja, hanya tidur saja,” ungkapnya.
3. Hanya Nonton Video Bisa Dapat Keuntungan
Iming-iming lain yang banyak ditawarkan oleh pelaku investasi bodong adalah meyakinkan calon costumer bahwa hanya dengan menonton video saja mereka bisa memberikan keuntungan.
“Tiktok Cash itu kita beli dulu jabatannya. Misalnya supervisor Rp 4.9 juta dan kita ikuti nonton video. Kita akan mendapatkan sampai Rp 120 juta per tahun. Dari mana?” ungkapnya.
4. Tambang Aset Kripto
Iming-iming investasi dengan keuntungan besar juga banyak dipakai sebagai kedok penipuan investasi.
Biasanya mereka akan menawarkan investasi berkedok penambangan aset kripto dengan keuntungan 0.5% per hari atau 15% per bulan.
Baca Juga: Webinar Memulai Investasi Saham Dengan Mudah Sesuai Firman Tuhan Bersama Juhono Sudirgo
Untuk investasi awal, koin diberikan, namun sebenarnya koin itu berasal dari aset kripto yang tidak memiliki legalitas.
“Koinnya gak laku, untuk apa kita punya koin yang gak laku? Untuk apa kita punya koin gak ada demand-nya. Ini juga harusnya rasionalitas berjalan di sana,” ungkap Tongam.
BACA HALAMAN BERIKUTNYA --->
Sumber : Jawaban.com