#FaktaAlkitab: Tokoh-tokoh Alkitab yang Rela Kehilangan Nyawa Demi Bangsanya
Sumber: jawaban.com

Fakta Alkitab / 27 August 2021

Kalangan Sendiri

#FaktaAlkitab: Tokoh-tokoh Alkitab yang Rela Kehilangan Nyawa Demi Bangsanya

Claudia Jessica Official Writer
4966

Bulan Agustus, tepatnya pada tanggal 17 Agustus lalu, negara kita, Indonesia berulang tahun yang ke 76. Pada bulan nasionalisme ini, kita akan membahas tokoh-tokoh Alkitab yang memiliki semangat nasionalisme yang tinggi.

Nasionalisme adalah paham untuk mencintai bangsa dan negara sendiri. Setia kepada bangsa dan kepada Tuhan adalah perintah yang ditetapkan Allah untuk umatnya. Lalu seperti apa tokoh-tokoh Alkitab dalam menunjukan Nasionalismenya?

 

#1 Musa mempertaruhkan nyawa demi keselamatan bangsanya

Musa merupakan salah satu tokoh besar dalam sejarah bangsa Israel. Kisah Musa dicatat sejak masa kelahirannya, masa bayi yang selamat dari rencana pembunuhan, menjadi anak angkat Firaun, melarikan diri karena membunuh demi membela orang yang sebangsa dengannya, dan mengalami "pembuangan" dalam arti pembentukan Tuhan selama 40 tahun di Tanah Midian. Musa kemudian kembali ke Mesir dan memimpin bangsa Israel keluar dari sana menuju negeri yang berlimpah susu dan madunya.

Sebelum sampai di Tanah Kanaan, perjalanan bangsa Israel terlebih dahulu tiba di Gunung Sinai. Selama berada di Sinai maka terlaksanalah dua hal. Pertama, Israel menerima Hukum Allah dalam Keluaran 20, dan memperoleh pengajaran-pengajaran sebagai umat Allah (Keluaran 21-31). Kedua, mereka yang keluar dari Mesir dipersatukan menjadi awal dari satu bangsa.

Di Sinai bangsa Israel menemui kesulitan untuk hidup. Meski hanya empat puluh hari dengan iman tanpa kehadiran pemimpin mereka, Musa yang sedang bertemu dengan Tuhan di atas puncak Gunung Sinai (Kel. 19:20). Mereka menuntut agar Harun membuat allah (berhala) patung lembu emas. Karena hal tersebut maka Tuhan menyuruh Musa turun dan Ia berencana untuk membinasakan bangsa Israel.  Musa pun mencoba melunakkan hati Tuhan.

Keesokan harinya berkatalah Musa kepada bangsa itu: “Kamu ini telah berbuat dosa besar, tetapi sekarang aku akan naik menghadap TUHAN, mungkin aku akan dapat mengadakan pendamaian karena dosamu itu.” Lalu kembalilah Musa menghadap TUHAN dan berkata: “Ah, bangsa ini telah berbuat dosa besar, sebab mereka telah membuat allah emas bagi mereka. Tetapi sekarang, kiranya Engkau mengampuni dosa mereka itu – dan jika tidak, hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kautulis.” (Keluaran 32:30-32).

 

 

BACA JUGA: Hampir Lenyap, Tapi Bangsa Israel Berhasil Selamat Berkat Doa Para Tokoh Alkitab Ini

 

Betapa menyedihkannya perkataan Musa saat menghadap Tuhan. Ia tidak sedang meminta petunjuk mengenai aturan peribadatan, atau datang untuk meminta maaf, tetapi untuk mengadakan pendamaian. Pernyataan Musa yang berkata, “Hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kautulis,” mengidentifikasikan bahwa Musa bersedia untuk mempertaruhkan nyawanya sendiri bagi keselamatan bangsanya, dan siap menanggung dosa bangsanya di hadapan Tuhan. Apa yang Musa sampaikan murni demi kesejahteraan bangsanya.

 

Baca halaman selanjutnya -->

#2 Nehemia mengupayakan kesejahteraan bagi bangsanya

Nehemia adalah seorang pejabat Juru Minuman raja Artahsasta di kerajaan Persia. Pada masa itu juru minuman raja merupakan jabatan yang tinggi karena semua minuman raja harus diseleksi dulu oleh juru minum raja. Selain memiliki jabatan tinggi, Nehemia rupanya adalah orang yang saleh dan memiliki kepedulian yang tinggi pada bangsanya dan kota Yerusalem.

Pada suatu hari Nehemia mendengar kabar saudara sebangsanya yang berada di Yerusalem dalam keadaan tercela dan dalam kesulitan besar, tembok Yerusalem yang merupakan tembok kebanggaan serta pintu gerbangnya telah roboh. Sebagai tanda perkabungan akan berita buruk tersebut maka Nehemia segera mengoyakan bajunya dan memohon ampun dan pertolongan Tuhan (Neh. 1:2-11).

 

BACA JUGA: #FaktaAlkitab: Ini Orang-orang yang Alami Kebangkitan Dari Kematian Dalam Alkitab

 

Nehemia lalu memberanikan diri bertemu raja Artahsasta, dan memohon izin pergi ke Yehuda untuk memperbaiki tembok Yerusalem yang sudah rusak. Dan raja pun mengizinkannya untuk pergi melakukan tugasnya tersebut. Raja juga memberi Nehemia surat kuasa yang mempermudah perjalanannya menuju Yerusalem.

Setibanya di Yerusalem, Nehemia lalu mengerahkan orang Yahudi saudara sebangsanya untuk membangun tembok Yerusalem. Sekalipun mendapat banyak perlawanan, tembok dan gerbang kota itu selesai dibangun hanya dalam 52 hari (Neh. 6:15). Nehemia pun kembali mengajarkan hukum-hukum Tuhan kepada orang Israel. Apa yang Nehemia lakukan jelas bertujuan agar bangsa Israel kembali mendapatkan kesejahteraannya (Neh. 2:10).

 

Baca halaman selanjutnya -->

#3 Mordekhai dan Ester mengambil resiko demi bangsanya

Mordekhai adalah seorang Yahudi yang berada di pembuangan di Persia, sementara Ester adalah sepupunya. Berkat campur tangan Tuhan maka Ester kemudian menjadi ratu di Persia melalui seleksi ketat. Namun atas saran Mordekhai, maka Ester menyembunyikan asal-usulnya sebagai seorang Yahudi (Ester 2:1-18).

Suatu waktu pejabat tertinggi di bawah raja Ahasyweros bernama Haman lewat yang membuat semua orang memberi hormat dan sujud kepadanya, namun tidak dengan Mordekhai. Mordekhai menolak untuk berlutut di hadapan Haman karena kesetiaannya kepada Allah. Akibatnya Haman membenci Mordekhai dan berencana membunuh Haman dan bangsanya (Ester 3:1-15). Orang Yahudi pun dalam bahaya dan terancam punah.

Agar terhindar dari rencana jahat maka Mordekhai memberi pesan kepada Ester di istana agar ia meminta campur tangan raja Persia untuk menggagalkan rencana jahat Haman. Namun karena sebuah aturan makan Ester mengatakan kepada Mordekhai bahwa siapa pun tidak boleh menghadap raja tanpa dipanggil terlebih dahulu, sebab hukuman mati adalah ganjarannya. Sementara itu Ester sudah satu bulan belum dipanggil raja. Mordekhai lalu kembali menyampaikan kepada Ester bahwa meskipun Ester berada di istana maka ia juga tidak akan luput dari rencana jahat Haman.

Meresponi perkataan Mordekhai maka Ester mengambil resiko besar. la rela menghadap raja meski tidak dipanggil dan sudah siap mati seandainya raja tidak berkenan kepadanya. Ester hanya meminta agar Mordekai dan orang-orang Yahudi berpuasa baginya, ia sendiri pun akan berpuasa selama tiga hari.

Setelah berpuasa maka masuklah Ester menemui raja. Dan ternyata raja berkenan kepadanya dan berjanji akan mengabulkan apapun permintaan Ester.  Ester lalu memberitahukan rencana jahat Haman bagi orang-orang Yahudi dan raja Ahasyweros menjadi marah dan menghukum mati Haman. Dengan demikian maka bangsa Yahudi masih bisa hidup di seluruh kerajaan Persia (Ester 5-7).

 

Itulah beberapa tokoh Alkitab yang memiliki nasionalisme tinggi untuk bangsanya, bahkan rela mempertaruhkan nyawanya. Tugas kita sebagai orang percaya untuk berdoa bagi bangsa dan pemerintah. Alkitab mengatakan bahwa kita harus tunduk kepada pemerintah dan atasan karena mereka adalah wakil Allah. Hal ini menunjukan bahwa kita wajib mencintai apa yang ditetapkan Allah.

Roma 13: 1 mengatakan, “Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah.”

Kita harus mencintai bangsa kita Indonesia, prinsip nasionalisme dan patriotisme harus kita jaga. Namun jangan lupa juga kesetiaan kita kepada Tuhan, raja segala raja. Sebab Tuhan kita ada diatas segala pemerintah dan penguasa, dan karena itu kita juga harus tunduk kepada Tuhan Allah kita.

Merdekalah bangsaku Indonesia “Dialah kepala semua pemerintah dan penguasa.” Kolose 2:10.

Sumber : jawaban channel
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami