Edo Kwan Mantan Kepala Geng Yang Dulu Ganas, Kini Berkata I Love You Jesus
Sumber: Solusi

Milenial / 23 September 2020

Kalangan Sendiri

Edo Kwan Mantan Kepala Geng Yang Dulu Ganas, Kini Berkata I Love You Jesus

Puji Astuti Official Writer
3615

Saat dulu ia menjadi kepala gengster, Edo Kwan mengaku bahwa di hatinya tidak ada cinta, yang ada hanyalah kebencian. Hal itulah yang ia salurkan melalui setiap tindakan kasar dan beringas di kehidupan jalanan ibukota, bersama dengan keluarga yang ia bentuk sendiri, yaitu anggota gengnya. 

“Dihatiku tuh ngga ada cinta, adanya kebencian terus dulu,” demikian ungkap Edo. 

“Buat saya ngebangun soal cinta itu ngga bisa, karena dari kecil ngga pernah diberi kasih sayang sama orangtua.”

Kisah masa kecil yang menyedihkan

Ada kalimat  yang sangat menyakitkan yang pernah diucapkan mamanya dan selalu diingat oleh Edo, “Loe mah ngga pinter kaya adik-adik loe, adik-adik loe kan juara, loe kerjaannya berantem mulu, bikin kasus mulu. Gua nyesel lahirin loe.”

“Kekecewaan itu benar-benar ngga bisa dilupain lah,” demikian tuturnya. 

Sewaktu masih berusia 2 tahun, Edo sudah ditinggalkan oleh orangtuanya. Mamanya pergi dan tinggal di Taiwan, sedangkan Edo dititipkan kepada adik mamanya di kota Jakarta. 

Gengku, itu keluargaku

“Dari situlah aku berpikir kalau orangtuaku ngga peduli, ngga sayang. Makanya aku berpikir bikin keluarga sendiri. Anak gengster itu aku anggap seperti keluarga. Karena kita bonyok, bonyok sama-sama. Berantem sama-sama. Ada masalah kita selesaikan sama-sama.”

Dalam gengnya Edo bukan saja mendapatkan sebuah keluarga baru, bahkan ia bisa memiliki uang yang berlimpah, dan juga kesenangan, namun tetap ia merasa ada sesuatu yang kurang dalam hidupnya. 

“Masih berasa ada sesuatu yang kosong. Kayak pengen sesuatu tapi ngga tau apa di dalam hati ini.” 

Hajar orang sampai cacat permanen

Hingga suatu hari, salah satu anggota gengnya ditangkap oleh geng lawan. Tak terima dengan kejadian itu, Edo bersama gengnya melakukan aksi balas dendam dengan cara yang sangat brutal. 

“Aku bikin dia babak belur, masuk rumah sakit hingga dia cacat permanen.”

Melarikan diri ke Maluku

Tak ayal, Edo harus berurusan dengan hukum. Ia menyelesaikan masalah itu dengan memutuskan untuk meninggalkan Jakarta. Dengan bekal seadanya, ia pergi ke Maluku, ke sebuah kota bernama Masohi. 

“Pertama kali aku injak Maluku, aku berpikir aku harus survive lagi, dan aku dengan sisa uang yang aku punya aku jualan.”

Diajak orang tak dikenal ke gereja

Dalam kondisi yang serba sulit dan terbatas itu, ada seseorang yang tiba-tiba mendatanginya. Orang yang tak dikenal itu memperkenalkan dirinya, ia bernama James dan mengajaknya ke gereja. Dengan tegas Edo menolak, namun James terus datang, dan bahkan suatu kali mengajak pendeta gerejanya untuk mengunjui Edo. Akhirnya Edo mau datang ke gereja dan mendapatkan sambutan hangat dari jemaat. 

“Waktu di dalam gereja, aku lihat orang-orang nyanyi-nyanyi aja kok bisa menangis. Aku pengen ngerasain nangis, karena jujur aku susah nangis. Aku lebih sering ketawa daripada nangis.  Jadi aku ingin ngerasain kaya mereka.”

Hingga suatu kali, sang pendeta menantang jemaat untuk mengangkat tangan dan membuka hati agar Roh Kudus mengalir dalam hati mereka. Edo saat itu mengangkat tangan, namun ia masih belum merasakan apapun. Ia pun bergabung dalam komunitas sel gereja, karena penasaran dengan sosok Roh Kudus itu seperti apa kok bisa bikin orang nangis. 


Baca juga :

Preman Insaf Karena Was-was

Alfaro Aluseda, Preman Buron yang Bertobat Setelah Alami Sesak Dada


Terpojok dan mencari Tuhan

Namun kehidupan kekerasan sepertinya terus membayangi hidup Edo, suatu hari ia terlibat dalam sebuah perkelahian. Ia berusaha melarikan diri dan ingin kembali ke Jakarta, namun ia tak membawa uang sebab ia tak berani kembali ke kontrakannya. Di pelabuhan kota Masohi, Edo merasa terpojok dan sangat sedih. 

“Di pelabuhan itu emang merasa sedih banget, pertama orangtua sudah ninggalin kan, dan yang kedua merasa kosong. Saat itu yang teringat cuma satu, yang pendeta bilang, ayat Yeremia 17:7, 'Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!'”

Saat diingatkan kepada kotbah pendeta di gereja yang ia pernah kunjungi itu, Edo memutuskan untuk berdoa. 

“Saya masih ingat banget doa saya saat itu, ‘Tuhan jika Engkau memang nyata, jika Engkau memang hidup, buktikan sama saya saat ini juga. Kirimkan dan selamatkan saya, maka ketika saya balik Jakarta, saya akan berubah dan saya akan melayani Tuhan seumur hidup saya.”

Alami keajaiban yang mengubah hidup

Tuhan menjawab doa Edo dan secara ajaib mengutus seorang hamba Tuhan untuk menemuinya di pelabuhan itu. Dia adalah Pdt.Abraham, seorang gembala gereja di Ambon, dan Edo langsung diajak untuk tinggal di rumahnya. Bersama Pdt.Abraham ini, ada sebuah kejadian yang membuat Edo sangat terharu. 

“Figur ayah dan figur orangtuaku kan memang hilang dari aku kecil. Dan tiba-tiba Pak Abraham mengakui aku di depan jemaatnya, bahwa ‘Aku memiliki anak laki-laki yang Tuhan kirimkan namanya Edo.’ Saat itu aku menangis, hal itu adalah sesuatu yang ngga bisa dibeli dengan uang. Karena diberi kasih sayang, padahal baru ketemu belum sampai satu bulan. Tiba-tiba diangkat jadi anak dan diakui di depan banyak orang. Itu rasanya melebih-lebihi dari yang pernah aku dapat. Uang dan lain-lain ngga ada apa-apanya dibandingkan dengan kasih sayang itu. Makanya kasih sayang itu sangat penting.”

Mengingat masa-masa itu itu, Edo sampai menitikkan air mata. “Intinya, I love you Jesus. I love you so much Jesus,” demikian ungkapnya. 

Perubahan total

Sejak saat itu kehidupan Edo berubah total, karena ia menemukan kasih sayang Tuhan yang luar biasa indah. Ia bahkan telah mengampuni mama dan papanya, bahkan meminta maaf kepada mereka. Ia menyatakan bahwa dirinya mengasihi orangtuanya, dan berharap agar orangtuanya bisa menerimanya dan mengasihinya. 

Saat ini Edo menjadi seorang content creator dan menghasilkan video-video positif untuk menginspirasi dan memberkati banyak orang. 

“Buat teman-teman yang saat ini mungkin ngga tahu mau ke arah kemana, buat teman-teman yang mungkin punya jiwa kesombongan seperti saya dulu, tinggal semua itu karena itu sia-sia. Cuma Tuhan yang bisa muasin hati kita. Bukan hal-hal negatif. Tuhan menunggu anak-anak-Nya datang. Tuhan menunggu kita kembali sama Dia. Come back to Jesus now..” demikian pesannya. 

Sumber : Solusi TV
Halaman :
1

Ikuti Kami