Anak pendiri
Grup Sinar Mas Eka Tjipta Widjaya, Freddy Widjaya, mengajukan gugatan kepada
para saudara tirinya di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Freddy Widjaja
melayangkan gugatan hak waris/wasiat atas kepada lima saudara tirinya atas
harta warisan dari ayahnya, Eka Tjipta Widjaja, pendiri Sinar Mas Group.
Namun, perlu
diketahui bahwa Eka Tjipta menikah lebih dari satu kali. Dikutip melalui Wikipedia,
memiliki 15 anak sah yang tercatat secara resmi.
Freddy Widjaja merupakan
anak sah Eka Tjipta dengan Lidia Herawati Rusli yang dibuktikan dengan akta
lahir. Keduanya menikah dalam agama Buddha, tetapi tak dicatat di Kantor
Catatan Sipil. Selain Freddy Widjaja, mereka juga dikaruniai dua anak lainnya
yaitu, Robbin Widjaya dan Sindy Widjaya.
Gugatan yang
dilayangkan oleh Freddy terdaftar pada tanggal 16 Juni 2020 dengan nomor
perkara 301/Pdt.G/2020/PN Jkt.Pst terhadap Indra Widjaja, Teguh Ganda Widjaja,
Muktar Widjaja, Djafar Widjaja, dan Franky Oesman Widjaja.
Ada 12
perusahaan yang disengketakan oleh Freddy dengan total nilai asset sekitar Rp
672,62 triliun.
Dalam petitum,
Freddy menyatakan dirinya dan kelima saudara tirinya merupakan ahli waris yang
sah dari almarhum Eka Tjipta.
Karena alasan
itulah, ia meminta pembagian warisan masing-masing setengah bagian antara
dirinya dengan tergugat.
Tak sampai
disitu, ia juga meminta majelis hakim untuk menetapkan sita jaminan
(conservatoir beslaag) terhadap harta waris adalah sah dan berharga serta
menghukum tergugat untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara ini.
Tetapi dibalik
perkara ini, sebenarnya bagaimana sih Eka Tjipta berhasil meraih kesuksesannya
hingga menjadi salah satu orang terkaya di Republik Indonesia?
Eka Tjipta
Widjaja lahir di Quanzhou, China. Pindah ke Indonesia, tepatnya ke kota Makassar
bersama keluarganya pasa usia 9 tahun.
“Kami berlayar
tujuh hari tujuh malam. Lantaran miskin, kami hanya bisa tidur di tempat paling
buruk di kapal.” Alm. Eka Tjipta mengungkapkan kisah hidupnya pada meda saat
itu.
Karena masalah
ekonomi, Eka tidak melanjutkan sekolah dan mulai berjualan dengan bersepeda
keliling kota Makassar.
Pada usia 15
tahun, bakat bisnisnya mulai terasah dan Eka mulai mencari supplier kembang gula dan biskuit. Tetapi kebanyakan supplier tidak mempercayainya sehingga
meminta pembayaran di muka.
Baca juga:
Jabar Berlakukan ‘Wajib Pakai Masker’ Mulai 27 Juli, Yang Langgar Bakal Didenda Loh!
Ayah dari Korban Pelecehan Seksual Anak di Gereja Depok Mengaku Marah dan Depresi
Tak habis akal,
Eka menjamin ijazah SD miliknya agar ia dapat mengambil barang dagangannya
terlebih dahulu. Setelah dua bulan, Eka berhasil mengantongi untung yang cukup
banyak sehingga sanggup membeli becak untuk membaca barang dagangannya.
Namun ketika
usahanya tumbuh subur, Jepang datang menyerbu Indonesia dan usahanya hancur. Di
masa sulit ketika banyak orang memilih untuk menyerah, Eka terusberjuang mengayuh
sepedanya hingga sampai di Paotere.
Ia menjual
makanan di tenda untuk 30 tentara Jepang serta mengangkat semua barang yang
dibuang atas ijin dari tentara Jepang. Eka memisahkannya dan mengolah kembali
sampah yang masih terlihat bagus.
Menjalankan beberapa
usah, bisnisnya harus kembali jatuh setelah dirampas oleh Permesta. Eka pindah
ke Surabaya dan kembali memulai bisnisnya dari 0. Kali ini, dia mencoba bisnis
kebun karet dan kopi.
Eka mendirikan
pabrik kertas pertama Sinar Mas Grup dan pada saat yang bersamaan, ia juga
mengembangkan bisnisnya ke sektir properti.
Jika kamu
mengalami kegagalan, kuatkanlah hatimu dan jangan lemah semangatmu, karena ada upah
bagi usahamu (2 Tawarikh15:7).